POLKAM
GMKI Kupang Deklarasi Pemilu Damai

Kupang, penatimor.com – Badan Pengurus Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Kupang menggelar kegiatan Talk Show dan Deklarasi Pemilu Damai di Hotel Neo Aston Kupang, Selasa (9/4).
Kegiatan dengan mengusung tema, “Memperkuat Peran Kelembagaan Penyelenggara Pemilu”, menghadirkan empat narasumber dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi NTT, Bawaslu NTT, Polda NTT dan Kejati NTT.
Peserta kegiatan dari GMKI dan juga puluhan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di NTT serta beberapa instansi kemasyarakatan lain.
Dimoderatori oleh Nino Mes Felipus Eni, masing-masing narasumber berkesempatan menyampaikan materinya terkait Pemilu Serentak yang akan berlangsung pada tanggal 17 April 2019 mendatang.
Anggota KPU yang diwakili Yosafat Olin dari Devisi Peningkatan Partisipasi Pemili, membawa materi tentang Progres KPU NTT dalam memastikan Pemilu 17 April 2019 berlangsung aman dan terhindar dari kecurangan.
Pemateri kedua adalah Jemris Foentuna yang merupakan perwakilan Bawaslu NTT.
Jemris membawakan materi tentang tingkat kemitraan Bawaslu Provinsi bersama ormas-ormas sebagai pengawasan partisipatif dan metode koordinasi Bawaslu NTT terhadap seluruh Bawaslu kabupaten-kota se-NTT dalam mengawasi Pemilu.
Kemudian AKBP Anthon Ch. Nugroho selaku Wakil Dirreskrimum Polda NTT, memaparkan materinya berkaitan dengan progres Polda NTT sebagai unsur sentra penegak hukum terpadu dalam menghadapi Pemilu dan kepastian hukum bagi siapa saja yang melakukan kecurangan seperti bahaya hoax, kampanye hitam, isu SARA dan politik uang.
Selain itu, pemateri ketiga adalah Khuzeini, selaku Kasi A Bidang Intelijen Kejati NTT yang membawakan materi tentang peran sentral Kejaksaan dalam mendukung pelaksanaan Pemilu Serentak 2019.
Usai kegiatan tersebut, Ketua GMKI Cabang Kupang Ferdinand Umbu Tay Hambandima, menjelaskan tujuan dari kegiatan tersebut adalah membangkitkan semangat para pemilih untuk menggunakan kesempatan ini dengan baik agar dapat mensukseskan Pemilu 2019.
Ditambahkan, Pemilu kali ini juga sangat berpeluang terjadinya persoalan, karena berbeda dari Pemilu-Pemilu sebelumnya, sehingga perlu adanya sosialisasi-sosialisasi kepada masyarakat.
“Pemilu yang memiliki 5 kertas suara yang harus dicoblos bisa membingungkan pemilih, sehingga kami selalu mengadakan kegiatan pendidikan serupa di gereja, kampus dan kepada instansi-instansi seperti ini untuk memberikan pemahaman kepada pemilih,” jelasnya.
Lajut Ferdinand, sebanyak 25 instansi yang dilibatkan dalam kegiatan tersebut seperi unsur keagamaan, OKP-OKP Cipayung Plus, melibatkan pihak kampus dan pemuda gereja.
Dalam kesempatan tersebut, dia mengharapkan kepada para muda-mudi Indonesia untuk terlibat dalam pesta demokrasi ini, karena demokrasi ini berkaitan dengan hajat hidup orang banyak.
“Pemilih cerdas dan berdaulat akan menentukan arah dan kepemimpinan masa depan bangsa ini lima tahun kedepan,” tutupnya. (R1)
