UTAMA
400 Rumah Rusak, Pemkot Kupang Naikan Status Tanggap Darurat

Kupang, penatimor.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kupang mendata korban bencana angin kencang disertai hujan pada Minggu (10/3), sebanyak 400 kepala keluarga.
400 korban bencana ini tersebar di semua kelurahan.
Saat ini tim BPBD masih terus melakukan pendataan sekaligus verifikasi lapangan sekalian melakukan asesmen penghitungan kerugian yang dialami.
Wakil Wali Kota Kupang Hermanus Man mengatakan, dirinya sudah menginstruksikan kepada BPBD untuk melakukan verifikasi dan validasi data korban bencana. Karena verifikasi itu menentukan keadaan darurat bencana di Kota Kupang.
“Kebanyakan korban bencana adalah atap rumah rusak dan tertimpa pohon tumbang, maka data harus jelas agar bantuan juga dapat didistribusikan secara baik,” katanya.
Hermanus mengaku, status tanggap darurat akan segera dinaikan setelah rapat yang dipimpin oleh Wali Kota Kupang.
Sementara ini, Pemkot Kupang sudah memberikan bantuan 50 terpal yang diberikan bagi keluarga yang rumahnya rusak parah, juga dengan bantuan 280 dos mie instan.
“Pemerintah Kota Kupang sangat mengharapkan bantuan dari semua pihak untuk ikut membantu semua korban bencana,” terangnya.
Plt. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kupang, Ade Manafe, saat diwawancarai di kantornya, Senin (11/3), mengatakan, laporan terakhir pada pukul 00.00, terdata ada 400 keluarga yang menjadi korban bencana angin kencang disertai hujan.
Kebanyakan atap rumahnya terangkat, dan tim BPBD telah turun di lapangan untuk mendata dan melakukan perhitungan kerugian.
Ade Manafe menjelaskan, melihat bencana ini, korban bencana melebihi bencana sebelumnya yaitu angin puting beliung di Kelurahan Liliba dan Penfui.
Karena itu, pada Selasa (12/3), semua unsur terkait akan rapat bersama Wali Kota Kupang untuk menaikan status tanggap darurat.
“Status tanggap darurat memang baru saja dicabut oleh Wali Kota Kupang Jumat kemarin, namun sudah ada bencana lagi dengan jumlah korban yang cukup banyak, karena itu status tanggap darurat perlu kembali dinaikan,” ujarnya.
Ade melanjutkan, kelurahan yang paling parah terkena bencana adalah wilayah Kelurahan Maulafa.
Bencana ini terjadi di 40 kelurahan di Kota Kupang, tetapi tidak menutup kemungkinan adanya laporan tambahan adanya korban bencana.
Dia menjelaskan, karena jumlah korban bencana cukup bayak, maka tentu harus menggunakan anggaran tanggap darurat, untuk itu perlu dinaikan statusnya menjadi tanggap darurat.
“Sesuai dengan PP 21 tahun 2008 terkait penanganan darurat dengan Perwali, maka kami akan lakukan rapat untuk menaikan status tanggap darurat, jika memang tidak mencukupi maka akan diusulkan ke DPRD Kota Kupang untuk menggunakan anggaran mendahului,” katanya.
Dia mengaku, sudah mengkonsultasikan dengan kepala Badan Keuangan Daerah (BKD) untuk melihat jumlah anggaran tanggap darurat yang tersisa dan jika tidak mencukupi maka akan digunakan anggaran mendahului.
“Diprioritaskan bantuan ini bagi rumah tinggal milik masyarakat marginal. Kami juga masih menghitung, apakah diklasifikasikan rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan, karena bantuan yang diberikan disesuaikan dengan tingkat kerusakan yang dialami,” ungkapnya.
Terpisah, Kepala Dinas Sosial Kota Kupang, drg. Retnowati, mengatakan, pihaknya akan mengeluarkan bantuan cadangan beras pemerintah jika sudah dikeluarkannya status tanggap darurat.
“Tetapi secara rutin Dinas Sosial tidak bisa memberikan bantuan sesuai dengan kebutuhan, seperti bencana yang terjadi di Liliba kemarin, karena lokasi bencana tersebar di seluruh wilayah Kota Kupang,” katanya.
Untuk itu, bantuan seperti dapur umum juga tidak bisa didirikan. Langkah awal yang sudah diberikan yaitu terpal 50 buah dan 1.000 dos mie instan. Bantuan juga diprioritaskan bagi keluarga miskin. (R1)
