PILKADA
Tak Didampingi Marianus, Emi Nomleni Mengaku Rindu
Kupang, penatimor.com – Cawagub Emilia Nomleni mengaku optimitis terhadap proses politik di Pilgub NTT 2018 yang dijalani bersama pasangannya, Cagub Marianus Sae.
“Saya selalu optimis karena ini merupakan anugerah Tuhan. Jadi apapun anugerah Tuhan itu sesuatu yang baik. Sehingga saya tidak berbicara soal kalah atau menang tetapi soal bagaimana Tuhan memberikan anugerah itu sebagai sebuah tanggung jawab,” kata Emi.
“Jadi apapun yang Tuhan berikan itu, bagi saya itu hal yang luar biasa. Sehingga soal optimis, saya tetap optimis. Optimis dalam tanda bahwa semua hal yang menjadi anugerah Tuhan itu baik adanya,” lanjut dia.
Ditanya perasaannya tidak didampingi Marianus Sae, Emi katakan, walau tak bersama-sama pasangannya, namun spirit dan energi dari sosok Bupati Ngada dua periode itu tetap ada bersamanya.
“Kalau kita omong bilang tidak ada rasa apa-apa, tidak juga. Tapi yang pasti bahwa saya terharu dan merindukan pasangan itu ada sama-sama. Tapi saya pikir, walau secara fisik dia tidak ada, tapi spirit dan energi positifnya untuk membangun NTT ada bersama-sama, dan itu yang bersama-sama kita sampai pada titik ini. Jadi bukan sekedar hanya kita yang berjuang, tetapi spirit dan energi pak Marianus Sae juga ada bersama-sama kita, dan oleh karena itu kita semua bisa bergandengan tangan sampai ke titik ini,” ungkap Emi.
Bagi Emi, hingga sampai ke titik sekarang ini bukan sesuatu yang mudah, namun cukup sulit.
Tapi perjuangan itu kata dia, karena dirinya bersama-sama dengan Marianus Sae dan semua keluarga yang bergandengan tangan sehingga bisa mencapai sampai titik ini.
Terkait proses hukum Marianus, Emi mengaku menyerahkan sepenuhnya kepada proses yang dilakukan penegak hukum.
“Itu kita serahkan pada prosesnya. Kita tidak bisa berandai-andai untuk banyak hal, tapi seluruh proses kita hargai dan hormati sebagai bagian dari yang harus kita taat sebagai warga negara. Kalau KPK mengatakan bahwa tidak boleh tentu ada aturan-aturannya, walau kita secara awam mengatakan dia punya hak untuk memilih dan dipilih. Kita melihatnya dengan kaca mata positif. Apapun yang telah ada kita hormati sebagai sebuah proses yang harus dijalani,” sebut Emi Nomleni. (R1)