PENDIDIKAN & SASTRA
Wagub NTT Minta BNN Intensifkan Kerja Sama dengan Lembaga Pendidikan

Kupang, penatimor.com – Wakil Gubernur (Wagub) NTT, Drs. Josef A. Nae Soi, MM., meminta Badan Narkotika Nasional (BNN) agar mengintensifkan kerja sama dengan lembaga pendidikan untuk mencegah penyebaran narkoba di kalangan anak muda.
“Upaya rehabilitasi tentu penting, tetapi upaya preventif atau pencegahan jauh lebih bermanfaat terutama untuk generasi muda. Saya berharap BNN lebih aktif dan intensif dalam membangun kerja sama dengan sekolah-sekolah khususnya sekolah menengah dan perguruan tinggi,” ungkap Wagub Nae Soi saat beraudiensi dengan Yunis Farida, Deputi Bidang Rehabilitasi BNN bersama jajarannya di ruang kerja Wagub, Selasa (10/12).
Politisi asal Golkar tersebut juga mengatakan, kaum muda adalah generasi yang cukup rentan dengan penyebaran dan penggunaan narkoba karena masih labil serta punya rasa ingin tahu yang sangat tinggi.
Karenanya, lanjut Wagub, perlu dikembangkan metode-metode yang bersifat didaktis dalam melakukan sosialisasi tentang bahaya narkoba.
“Kita tentu inginkan agar kampanye dan sosialisasi antinarkoba dapat berjalan efektif dan diterima oleh generasi muda. Bukan sebaliknya, malah berpotensi meransang keinginan mereka untuk mencari dan mencoba benda haram tersebut. Kampanye positif bisa dilakukan melalui kegiatan olahraga, musik dan kegiatan kreatif lainnya agar mereka dapat mengekpresikan diri mereka secara optimal,” tanda pria asal Ngada tersebut.
Lebih lanjut Wagub mengungkapkan penyebaran dan penggunaan narkoba di NTT memang belum terdata secara akurat karena masih bersifat sporadis. Daya beli masyarakat NTT juga masih didominasi pada pemenuhan kebutuhan pokok. Namun masalah narkoba tetap menjadi perhatian pemerintah Provinsi NTT.
“Kami bertekad untuk memperbanyak sarana dan prasarana olahraga. Juga meningkatkan fasilitas bagi kegiatan ektstra kurikuler di sekolah-sekolah sehingga anak-anak (muda) kita punya banyak pilihan untuk menyalurkan bakat mereka,” jelas mantan Anggota DPR periode 2004 sampai dengan 2014 tersebut.
Dalam sidang International Maritime Organization (IMO) di London beberpa minggu lalu, sebagai salah satu anggota delegasi RI bersama Menteri Perhubungan, Wagub Nae Soi menjelaskan, ia mengusulkan agar IMO juga berperan aktif untuk memerangi peredaran narkoba. Karena penyelundupan narkoba lewat kapal laut lebih mudah daripada lewat jalur udara.
“Awalnya ada (delegasi) yang mempertanyakan usulan saya ini, namun setelah saya menjelaskannya, usulan ini kemudian menjadi salah satu agenda pembahasan di rapat komisi. Dan menjadi salah satu pokok perhatian IMO ke depannya,” pungkas Nae Soi.
Sementara itu, Deputi Bidang Rehabilitasi BNN, Yunis Farida menyampaikan, tingkat penyalahgunaan Narkoba di NTT memang tidak separah daerah-daerah lainnya di Indonesia. Namun tetap harus diawasi karena modus dan penyebaran narkoba dewasa ini semakin beragam.
“Dalam rangka itu, hari ini kami memohon izin untuk mengadakan FGD (Focus Group Discussion, red) dengan melibatkan semua perangkat daerah dan pemangku kepentingan lainnya untuk sama-sama melakukan upaya sosialisasi narkoba dengan turun langsung ke desa-desa,” jelas Yunis.
Lebih lanjut Yunis mengungkapkan, BNN telah melakukan koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi untuk mengaktifkan peran desa dengan memanfaatkan Dana Desa (DD). Dijelaskan Yunis, BNN mempunyai program Intervensi Berbasis Masayarakat (IBM) yakni program terkait rehabilitasi pengguna narkoba.
“Kami minta dukungan dari pemerintah daerah terkait program ini. Ada tiga kegiatan utama IBM yakni SIL (Skrining Intervensi Lapangan)dengan memberdayakan petugas-petugas lapangan untuk memberikan pemahaman tentang rehabilitasi kepada masyarakat. Kalau boleh juga, puskesmas menjadi salah satu tempat rehabilitasi. Kedua, kegiatan PBM (Pemulihan Berbasis Masyarakat) dengan menggandeng para tokoh masyarakat dan tokoh agama. Dan terakhir ada yang dinamakan AP (Agen Pemulihan) di mana para mantan penyalahguna narkoba berperan aktif. Ketiga hal ini diharapkan dapat mewujudkan Desa Bersinanar (Desa Bersih Narkoba),” pungkas Yunis.
Dalam kesempatan tersebut, Yunis menyerahkan cinderamata beberapa buku dan hasil kerajinan tangan dari para penyalahguna narkoba yang sedang direhabilitasi.
Tampak hadir pada kesempatan tersebut Direktur Penguatan Lembaga Rehabilitasi Instansi Pemerintah BNN, Riza Zarasvita, pejabat dari BNN, pejabat dari BNN Provinsi NTT, Kepala Biro Humas dan Protokol NTT. (*/wil)
