Connect with us

UTAMA

Pemprov NTT Segera Keluarkan Pergub Disabilitas

Published

on

Wagub NTT Josef Nae Soi dan perwakilan APDIS, Serafina Bete.

Kupang, penatimor.com – Wakil Gubernur NTT, Drs. Josef A. Nae Soi.,MM., menegaskan Pemerintah Provinsi NTT akan segera mengeluarkan Pergub Tentang Disabilitas.

Diharapkan pergub tersebut dapat menjadi langkah maju menuju NTT yang inklusif dan ramah terhadap penyandang disabilitas.

Hal ini di katakan saat menerima audiensi organisasi Aliansi Penyandang Disabilitas (APDIS) NTT di ruang kerja Wakil Gubernur, Jumat (13/12).

Menurut Wagub NTT, akan segera dipelajari secara saksama draft Pergub Disabilitas yang disusun oleh teman-teman dari Biro Hukum bersama dengan organisasi disabilitas. Sehingga Pergub ini sungguh menjawabi kebutuhan saudara-saudari penyandang disabilitas.

“Saya juga sudah perintahkan agar draft pergubnya segera dituntaskan dalam waktu dekat sehingga secepatnya disahkan. Sesudah itu kita akan berjuang lagi supaya bisa menjadi Peraturan Daerah (Perda),” sebut Wagub.

Menurut Mantan Ketua Pansus Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana tersebut, upaya perlindungan terhadap para penyandang disabilitas memang tidak cukup hanya dengan regulasi. Harus diikuti langkah-langkah konkret menuju provinsi inklusif.

“Namun setidaknya dengan Pergub ini nantinya, kita punya payung hukum yang jelas. Setiap perangkat daerah harus segera memikirkan bagaimana membentuk unit layanan disabilitas. Di kantor gubernur ini, kami sedang menata dan menyiapkan fasilitas yang lebih ramah terhadap saudara-saudara kita ini (penyandang disabilitas),” jelas Wagub.

Lebih lanjut politikus Partai Golkar tersebut mengemukakan, pemerintah provinsi NTT juga akan mendorong pemerintah kabupaten/kota se-NTT agar menyediakan fasilitas-fasilitas yang ramah terhadap penyandang disabilitas di tempat-tempat umum dan gedung-gedung pemerintah.

“Bicara tentang kepedulian terhadap disabilitas berarti bicara hal-hal yang konkret. Trotoar yang tidak terlalu tinggi dan harus rata dengan jalan. Penerimaan pegawai yang tidak diskriminatif dan penyediaan ATM yang ramah terhadap penyandang (disabilitas), serta fasilitas-fasilitas lainnya yang tersedia di kantor-kantor pemerintah dan tempat-tempat layanan publik lainnya,” tandas Wagub NTT.

Terpisah, perwakilan APDIS, Serafina Bete menjelaskan, APDIS merupakan gabungan dari lima organisasi penyandang disbilitas yakni Persani (Persatuan Tuna Daksa Kristiani), Pertuni (Persatuan Tuna Netra Indonesia) NTT, DCK (Deaf Community Kupang/ Komunitas Tuna Rungu Kupang), Permata (Perhimpunan Mandiri Kusta) dan YTTM (Yayasan Transfigurasi Tabor Mulia).

Menurut Serafin, APDIS baru dibentuk beberapa bulan untuk menyatukan perjuangan para penyandang disabilitas.

“Selama ini kami didampingi oleh satu LSM yakni ASB (Arbeiter Samariter Bund) untuk pelatihan peningkatan kapasitas dan Pengurangan Resiko Bencana (PRB) bagi para penyandang disabilitas. Beberapa dari kami juga telah difasilitasi untuk melakukan studi banding di Jawa Tengah terkait pelayanan publik dan pemerintahan yang lebih ramah terhadap penyandang disabilitas,” jelas Serafin.

Lebih lanjut, wanita berusia 41 tahun tersebut mengatakan, organisasi disabilitas sangat menaruh harapan agar apa yang dilakukan oleh pemerintah Provinsi Jawa Tengah dapat ditiru oleh Pemerintah Provinsi NTT. Apalagi, dengan adanya Pergub tentang Disabilitas, NTT sudah mengarah kepada Provinsi inklusif.

“Kami sangat mengapresiasi tanggapan positif bapak Gubernur dan Wakil Gubernur NTT yang akan menerbitkan Pergub tentang disabilitas. Regulasi ini menjadi mimpi kami sejak 2010 lalu. Kami berharap Pergub ini dapat menjawab kepentingan para disabilitas,” harap Serafin.

Dalam kesempatan tersebut tersebut, APDIS juga menyampaikan usulan agar Kelompok Kerja (Pokja) Inklusif NTT yang dibentuk oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Forum Pengurangan Resiko Bencana (PRB) dapat ditingkatkan fungsi dan perannya. Juga diusulkan agar setiap Perangkat Daerah membentuk unit layanan disabilitas.

“Para penyadang disabilitas punya kapasitas, kemampuan dan keterampilan yang beragam. Kami mohon dukungan pemerintah daerah agar kami dapat berkarya dan berkontribusi seturut kemampuan yang kami miliki,” pungkas Petronela Naikofi dari YTTM. (*/wil)

Advertisement


Loading...
error: Content is protected !!