UTAMA
Pemuda GMIT Klasis Kota Kupang Gelar Prosesi Jalan Salib

Kupang, penatimor.com – Pemuda GMIT Klasis Kota Kupang menggelar prosesi jalan salib VII.
Kegiatan religi ini dibuka oleh Wali Kota Kupang Jefri Riwu Kore, didampingi Ketua Klasis Kota Kupang Pdt. Ellyanor Manu-Nalle, Ketua UPP Klasia Kota Kupang Pdt. Johannes Ratu, Ketua Pemuda GMIT David Natun, Ketua Pemuda Klasis Kota Kupang Erens Blegur dan pengurus pemuda lainnya.
Prosesi jalan salib Pemuda Klasis Kota Kupang ini dimulai dari Taman Nostalgia dan finish di Gereja Syalom Airnona.
Rute prosesi jalan salib dimulai dari Taman Nostalgia, menuju ke Gereja GMIT Kota Baru, GMIT Talitakumi Pasir panjang, GMIT Ebenhezer Oeba, GMIT Koinonia, GMIT Anugrah El Tari, Polda NTT, dan finish di GMIT Syalom Airnona.
Pdt. Ellyanor Manu-Nalle mengatakan, sekalipun Yesus mati di kayu salib, Yesus tetap setia dengan kehendak Bapa-Nya.
Ini pelajaran berharga bagi semua manusia, terutama kaum muda yang harus menjadikan Yesus sebagai teladan dan mau setia mengikuti kehendak Tuhan.
“Di zaman sekarang ini, anak muda menjadi tulang punggung daerah dan bangsa, generasi muda harus mulai menata masa depannya sejak dini, menjadi pengikut Kristus yang setia dengan teladan Yesus,” katanya.
Dia mengatakan, ada isu penting yang menjadi perhatian, dimana kondisi laut sangat memperihatinkan. Laut dijadikan sebagai gerbang sampah dan semua sampah bermuara di laut.
Lalu bagaimana dengan kehidupan di laut, tentunya ini menjadi tugas bersama, baik gereja, pemerintah dan masyarakat untuk menuntaskan masalah sampah di laut.
“Anak muda harus mencintai laut, jangan hanya menikmati keindahan dan kekayaan di laut, tetapi harus menjadi penggerak dan menjadi pelaku kebersihan di laut dan di darat,” katanya.
Dia mengatakan, untuk menjaga kekayaan alam di Kota Kupang terutama di laut, pemerintah harus bekerja sama dengan anak-anak muda gereja, dan semua masyarakat, untuk menjadikan laut sebagai tempat wisata yang bersih dan indah.
“Jadilah anak-anak muda yang mampu membangun relasi dengan Tuhan, membangun relasi dengan sesama, pemerintah, dan hal penting lainnya adalah relasi dengan alam,” kata Pdt. Ellyanor.
Menurutnya, terlaksananya prosesi jalan salib VII ini memang sangat luar biasa, semua atas kerja keras semua pemuda Klasis Kota Kupang, pemuda lintas agama dan semua pengurus pemuda Klasis Kota Kupang.
“Diharapkan dengan terlaksananya prosesi jalan salib VII ini, pemuda gereja semakin terpanggil untuk menjadi pelayan Tuhan, pemuda harus menggunakan masa mudanya untuk melayani Tuhan dengan berbagai talenta yang Tuhan berikan,” ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Kupang Jefri Riwu Kore, mengatakan, prosesi jalan salib yang dilakukan Pemuda GMIT Klasis Kota Kupang ini sangat menginspirasi Pemerintah Kota Kupang untuk menjadikannya sebagai wisata rohani.
“Jadi jika di Larantuka ada Semana Santa, maka di Kota Kupang ada prosesi jalan salib pemuda Klasis Kota Kupang, dan juga ada pawai paskah pemuda GMIT. Ini adalah kesempatan emas yang harus dimanfaatkan secara baik. Kreatifitas orang muda harus menjadi sesuatu hal penting dalam daerah ini,” katanya.
Wali Kota mengaku, Pemkot Kupang sangat membutuhkan dukungan dan bantuan dari gereja, khususnya kaum muda, untuk turut memberikan sumbangsi pikiran dan ide-ide kreatif untuk membangun Kota Kupang lebih baik.
“Pemerintah selalu membuka diri untuk menerima semua kritik dan saran serta ide-ide kreatif pemuda, karena orang muda menjadi bagian penting dari pembangunan di daerah, orang muda harus mampu menyalurkan bakat dan telantanya untuk hal-hal yang positif,” katanya.
Menurut Jefri, salah satu tempat pembentukan karakter anak bangsa adalah di rumah ibadah. Di GMIT sendiri, sangat membuka diri dan memberikan kesempatan sebesar-besarnya untuk kaum muda berkreasi.
Gereja menyadari bahwa pemuda adalah masa depan gereja dan bangsa ini, maka sejak dini, pemuda sudah dilibatkan dalam berbagai kegiatan, agar melatih mental dan kemampuannya dalam berpikir, bertindak, dan mampu menjadi agen perubahan.
Mantan anggota DPR RI dua periode ini juga meminta pemuda GMIT dan pemuda lintas agama, agar dapat membantu pemerintah dalam menyelesaikan masalah sampah di Kota Kupang.
“Masalah sampah perlu menjadi perhatian bersama, pemerintah membutuhkan kerja sama semua pihak untuk menangani masalah sampah. Berbagai upaya telah dilakukan, namun yang terpenting adalah tekad bersama untuk menuntaskan masalah sampah,” katanya.
Dia berharap, prosesi jalan salib ini dapat berlangsung dengan aman, dan semua peserta bisa mengikutinya dengan menghayati makna yang terkandung dalam prosesi ini.
“Pemerintah senantiasa mendukung kegiatan gereja. Mari kita bersama-sama membangun daerah ini menjadi lebih baik lagi,” kata Wali Kota Kupang. (R1)
