Connect with us

SPORT

Hasan Haju Mundur, Persebata Lembata di Persimpangan Jalan

Published

on

Hasan Haju

LEWOLEBA, PENATIMOR – Di tengah euforia pencapaian Persebata Lembata sebagai runner-up Liga 4 NTT El Tari Memorial Cup (ETMC) XXXIII di Stadion Oepoi, Kota Kupang, terselip kabar mengejutkan. Hasan Haju, pelatih yang membawa Persebata ke final, resmi mengundurkan diri dari jabatannya.

“Dengan ini menyatakan bahwa saya mengundurkan diri dari jabatan pelatih Persebata Lembata terhitung mulai tanggal 28 Maret 2025,” demikian tertulis dalam surat pernyataan Hasan Haju yang diunggah di akun Facebook Bani Hasyim Alpharexcztha pada dini hari tadi.

Saat dikonfirmasi wartawan melalui pesan WhatsApp, Hasan Haju membenarkan keputusan tersebut. “Iya,” jawabnya singkat namun tegas.

Tragedi Kedua bagi Persebata Lembata

Mundurnya Hasan Haju menambah daftar panjang persoalan di tubuh Persebata Lembata. Sebelumnya, pada ETMC XXXI di Lembata, pelatih Maura Hally Betekeneng juga memilih hengkang akibat ketidaksepahaman dengan manajemen Askab PSSI Lembata.

Kala itu, Maura Hally — mantan pemain Timnas Indonesia era Sinyo Aliandoe — terpaksa merogoh kocek pribadi untuk transportasi dan biaya hidupnya di Lembata, hingga akhirnya memutuskan mundur.

Pengunduran diri Maura Hally membawa Hasan Haju ke kursi kepelatihan. Awalnya ragu, Hasan akhirnya menerima tantangan tersebut dan sukses membawa Persebata ke final ETMC XXXI di Lembata.

Sayangnya, mereka harus puas sebagai runner-up setelah kalah dramatis dari Perse Ende melalui adu penalti.

Di ETMC XXXII di Rote Ndao, Hasan kembali menukangi Persebata, namun langkah mereka terhenti di babak delapan besar.

Pada ETMC XXXIII di Kota Kupang, Hasan membawa amunisi baru, termasuk pemain dari SSB Salatiga, Pace Juan, dan Kalimantan, Adam Aby. Hasilnya, Persebata berhasil membalas kekalahan dari Perse Ende di semifinal, sebelum akhirnya kembali kandas di partai final melawan Bintang Timur Atambua (BTA) melalui adu penalti.

Kontroversi di Balik Mundurnya Hasan Haju

Meski membawa Persebata hingga final, perjalanan Hasan Haju tidak berjalan mulus. Salah satu pemicu mundurnya sang pelatih adalah kritik terbuka di media sosial dari seorang pemain bernama Master, yang kecewa karena tidak dimainkan sepanjang turnamen. Kritik ini memicu pro-kontra di kalangan suporter dan masyarakat Lembata.

“Saya malu dikatakan seperti itu di medsos. Orang di Lembata menganggap ini biasa, padahal saya dan keluarga merasa sangat terpukul,” ungkap Hasan.

Dalam surat pengunduran dirinya, Hasan menegaskan bahwa keputusan ini diambil demi meredam polemik yang berkembang di masyarakat.

“Keputusan ini saya ambil berlandaskan pada pro dan kontra terkait pencapaian Persebata Lembata dalam ETMC XXXIII di Kota Kupang, sehingga jalan terbaik adalah saya mengundurkan diri agar polemik ini tidak berlanjut,” tulisnya.

Ia juga menyampaikan terima kasih atas kesempatan yang diberikan dan berharap Persebata terus berkembang serta meraih kesuksesan di masa depan.

Persebata Lembata di Ambang Tantangan Besar

Keputusan mundurnya Hasan Haju menjadi pukulan telak bagi Persebata Lembata, yang dalam waktu dekat akan menghadapi Liga 4 seri nasional pada April 2025 serta ETMC XXXIV di Ende pada Oktober mendatang.

Kini, tantangan terbesar bagi manajemen Persebata adalah mencari pelatih baru yang dapat mempertahankan prestasi dan membawa tim ke level yang lebih tinggi.

Akankah Persebata Lembata mampu bangkit dari krisis ini? Atau justru semakin terpuruk di tengah konflik internal? Jawabannya akan terungkap dalam beberapa bulan ke depan. (bet)

Advertisement


Loading...
error: Content is protected !!