Connect with us

HUKRIM

Pelecehan Seksual Sesama Jenis di Kupang, Korban Anak Bertambah, Polisi Tetapkan 2 Tersangka Baru, 1 Terindikasi HIV/AIDS

Published

on

Direktur Reskrimum Polda NTT, Kombes Pol Patar Silalahi. (IST)

KUPANG, PENATIMOR – Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur (Polda NTT) kembali menetapkan dua tersangka baru dalam kasus pelecehan seksual sesama jenis yang terjadi di Kota Kupang. Kedua tersangka tersebut berinisial JP dan JN.

“Tersangka JN merupakan tenaga honorer, sedangkan JP adalah mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Kupang. Saat ini, keduanya bertindak secara individu, dan belum ada bukti yang mengarah pada keterlibatan komunitas tertentu,” ungkap Direktur Reskrimum Polda NTT, Kombes Pol Patar Silalahi, kepada wartawan, Jumat (17/1/2025).

Kombes Patar menjelaskan bahwa penetapan JP dan JN sebagai tersangka baru menambah daftar pelaku dalam kasus ini. Sebelumnya, Polda NTT telah menetapkan PFKS alias Kung Opa (34) sebagai tersangka pertama dalam kasus pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur.

Menurut Kombes Patar, penyelidikan terbaru juga mengungkap adanya tambahan korban dalam kasus ini.

“Jumlah korban bertambah dari satu menjadi dua orang, masing-masing berusia 16 dan 17 tahun. Proses hukum terhadap para tersangka dilakukan secara terpisah sesuai bukti yang ada,” jelasnya.

Kondisi kesehatan para tersangka, khususnya JP yang dinyatakan positif HIV/AIDS, menjadi perhatian serius.

“Kami memastikan bahwa para tersangka tidak ditempatkan dalam satu ruang tahanan untuk menghindari risiko kesehatan. Kami bekerja sama dengan pihak TAHTI dan tim kesehatan untuk memastikan penanganan optimal bagi mereka,” ujar Kombes Patar.

Ia juga menyebutkan bahwa korban yang dinyatakan positif HIV/AIDS sedang menjalani perawatan medis dan konseling psikologis. Polda NTT bekerja sama dengan lembaga terkait untuk memastikan korban mendapatkan perlindungan dan pendampingan.

Dalam penyelidikan, terungkap bahwa modus operandi para pelaku melibatkan bujuk rayu, pemaksaan, dan penggunaan obat poppers yang diduga digunakan untuk melemahkan korban. Selain itu, korban juga dijanjikan uang, handphone, hingga kostum sebagai imbalan.

“Janji-janji tersebut membuat korban akhirnya terjebak dalam situasi tanpa pilihan. Modus seperti ini menjadi perhatian serius kami dalam upaya perlindungan terhadap anak dan remaja,” tegas Kombes Patar.

Polda NTT memastikan bahwa kasus ini akan ditangani secara transparan dan sesuai prosedur hukum yang berlaku. Kombes Patar mengimbau masyarakat yang mengetahui informasi tambahan terkait kasus ini untuk segera melaporkannya.

“Meski hingga saat ini belum ada laporan tambahan, kami terus membuka ruang bagi korban lain yang mungkin mengalami kasus serupa. Selain itu, layanan konseling dan pendampingan juga disediakan untuk mendukung korban secara psikologis dan hukum,” pungkas Kombes Patar.

Polda NTT berkomitmen untuk memberantas segala bentuk kejahatan seksual di wilayahnya, khususnya yang melibatkan anak-anak sebagai korban. Langkah ini sejalan dengan upaya menciptakan lingkungan yang aman dan bebas dari kekerasan seksual di Nusa Tenggara Timur. (*/bet)

Advertisement


Loading...
error: Content is protected !!