HUKRIM
Balai PPW NTT Bentuk Tim Survei Infrastruktur Bangunan Gedung di Kupang: Fokus Mitigasi Risiko Akibat Cuaca Ekstrem

KUPANG, PENATIMOR – Balai Prasarana Permukiman Wilayah (PPW) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengambil langkah cepat dalam mengantisipasi dampak cuaca ekstrem di wilayah Kota Kupang dan Kabupaten Kupang.
Tim survei khusus telah dibentuk untuk mengidentifikasi dan memeriksa kondisi infrastruktur bangunan gedung yang dibangun pada Tahun Anggaran 2021–2023.
Kepala Balai PPW NTT, Teuku Davis F. Hamid, S.T., M.T., menyampaikan bahwa berdasarkan prakiraan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hingga 31 Januari 2025, wilayah Kupang dan sekitarnya diprediksi akan mengalami hujan dengan intensitas ringan hingga lebat disertai petir. Hal ini meningkatkan risiko kerusakan pada infrastruktur bangunan yang ada.
“Sejak Rabu, 22 Januari 2025, tim kami telah berkoordinasi dengan dinas terkait di daerah dan mulai turun ke lapangan. Langkah ini dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi fisik bangunan sekaligus melakukan mitigasi risiko terhadap infrastruktur yang telah dibangun selama tiga tahun terakhir,” ujar Teuku Davis saat ditemui wartawan di Kupang, Kamis (23/1/2025).
Sebanyak empat tim survei yang diterjunkan di lapangan bertugas mengevaluasi berbagai aspek infrastruktur, termasuk kualitas konstruksi dan potensi kerusakan akibat intensitas hujan yang tinggi pada 25 lokasi infrastruktur bangunan gedung.
Langkah ini juga bertujuan untuk memastikan bahwa infrastruktur yang dibangun sesuai dengan standar keamanan yang ditetapkan pemerintah.
Menurut Teuku Davis, tim Balai PPW NTT tidak hanya fokus pada identifikasi masalah, tetapi juga memberikan rekomendasi teknis yang dapat segera diterapkan untuk mengurangi risiko.
“Upaya ini menunjukkan komitmen kami untuk mendukung terwujudnya infrastruktur yang aman dan layak bagi masyarakat NTT,” tambahnya.
Prediksi cuaca ekstrem oleh BMKG menjadi perhatian serius, terutama bagi pemerintah daerah dan instansi teknis. Kota Kupang dan Kabupaten Kupang merupakan wilayah yang rentan terhadap dampak cuaca ekstrem, termasuk genangan air dan kerusakan bangunan.
Selain melakukan survei dan mitigasi, Balai PPW NTT juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bahaya, seperti longsor atau banjir lokal, akibat intensitas hujan yang tinggi.
Sebagai salah satu instansi pemerintah yang bertanggung jawab atas pengelolaan infrastruktur permukiman, Balai PPW NTT menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat.
Dengan langkah proaktif ini, diharapkan infrastruktur yang telah dibangun tidak hanya berfungsi secara optimal tetapi juga mampu bertahan dalam kondisi cuaca yang tidak menentu.
“Fokus kami adalah memastikan setiap infrastruktur yang dibangun benar-benar memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat. Ini termasuk memperhatikan faktor keamanan, kualitas, dan keberlanjutan,” tegas Teuku Davis.
Tindakan Balai PPW NTT ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas layanan publik, khususnya di bidang infrastruktur permukiman.
Dengan langkah yang terukur dan berbasis pada data lapangan, diharapkan hasil survei ini dapat menjadi acuan untuk pengelolaan infrastruktur di masa mendatang. (bet)
