HUKRIM
30 Rumah di Amarasi Rusak Akibat Gempabumi, Tidak Ada Korban Jiwa

KUPANG, PENATIMOR – Gempabumi tektonik dengan kekuatan 6.6 magnitudo mengguncang wilayah Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Kamis, 2 November 2023, pukul 05.04 WITA.
Gempa ini menyebabkan kerusakan pada lebih dari 30 rumah di wilayah Amarasi. Namun, kabar baiknya, tidak ada laporan mengenai korban jiwa hingga saat ini.
Guncangan gempa terasa bahkan di luar Kabupaten Kupang, menciptakan kekhawatiran di kalangan masyarakat.
Data kerusakan rumah warga saat ini sedang dikumpulkan oleh Polsek Amarasi Polres Kupang, dengan wilayah terdampak meliputi sekitar lima desa/kelurahan di Kecamatan Amarasi, Kecamatan Amarasi Selatan, dan Kecamatan Amarasi Barat.
Kapolsek Amarasi, Ipda Thomas Radiena, melaporkan bahwa di Amarasi Selatan, terdapat rumah warga dan gereja yang mengalami kerusakan.
Dari Kelurahan Sonraen dikabarkan adanya 4 rumah dengan retakan pada temboknya.
Jenis kerusakan yang serupa terjadi di Desa Retraen dengan 15 unit rumah terdampak, dan 10 unit rumah di Desa Sahraen juga mengalami keretakan pada temboknya.
Di Desa Nekmese, satu rumah juga mengalami kerusakan pada temboknya.
Selain rumah-rumah warga, ada juga laporan kerusakan pada 3 gereja, yaitu pagar tembok gereja Imanuel di Kelurahan Buraen, tembok gereja GBI Firdaus di Desa Retraen, dan Gereja Ebenhaezer Nekbuat.
“Total rumah warga yang rusak di Kecamatan Amarasi Selatan mencapai 31 unit, dan 3 gereja juga mengalami kerusakan,” ungkap Kapolsek Amarasi.
Sementara di Kecamatan Amarasi Barat, di Desa Nekbaun, satu unit rumah mengalami keretakan pada temboknya, dan satu rumah di Desa Tunbaun juga mengalami kerusakan serupa.
Selain itu, di Kelurahan Teunbaun, fasilitas umum seperti Pospol Amarasi dan Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) juga dilaporkan mengalami keretakan pada temboknya.
Walau tidak ada laporan mengenai korban jiwa akibat gempa ini. Namun, kerusakan material cukup signifikan.
Anggota Bhabinkamtibmas di wilayah hukum Polsek Amarasi tengah melakukan pendataan yang komprehensif terkait rumah warga, gedung pemerintahan, dan tempat ibadah yang terdampak gempabumi.
Sementara, Kapolsek Sulamu, Ipda Berthoanus L. Apelaby, juga melaporkan kerusakan yang terjadi pada Mako Polsek Sulamu.
Beberapa ruangan di bangunan itu rusak, dan terjadi pergeseran akibat gempa. Plafon dan lantai keramik di Mako Polsek Sulamu juga mengalami kerusakan.
Seorang warga bernama Nehemia Ndun, yang memiliki rumah semi permanen di Kecamatan Amfoang Barat Laut dikabarkan mengalami kerugian lebih dari Rp 25.000.000 karena rumahnya rata dengan tanah.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Kupang, Semmy Tinenti, membenarkan bahwa kerusakan juga terjadi pada lantai 2 dan pintu masuk Kantor Bupati Kupang.
Kantor Gubernur NTT juga mengalami kerusakan yang serupa.
Beberapa pasien di rumah sakit melarikan diri ke luar gedung saat gempa terjadi, termasuk di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) SK Lerik Kota Kupang.
Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi ini berlokasi di darat dengan jarak 15 kilometer arah tenggara Kupang Nusa Tenggara Timur dan berkedalaman 25 kilometer.
Berita baiknya adalah gempa ini tidak berpotensi menyebabkan tsunami.
Penatimor akan terus memantau perkembangan situasi dan memberikan informasi lebih lanjut. (wil)

HUKRIM
Kajari Lembata Pimpin Penangkapan Tersangka Korupsi Puskesmas Bean dan Wowon di Jawa Barat
HUKRIM
Skandal Korupsi Persemaian Modern Labuan Bajo: Kerugian Negara Rp9,9 Miliar

HUKRIM
Korupsi Dana BOS, Kepsek dan Bendahara SDN As Manuela Dieksekusi
