POLKAM
Empat Srikandi Asal TTS Bertemu Saat Hari Ibu

KUPANG, PENATIMOR – Bertepatan dengan peringatan Hari Ibu yang jatuh pada Kamis (22/12/2022), empat perempuan hebat asal Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) melakukan pertemuan terbatas di Kota Kupang.
Empat srikandi tersebut sukses meniti karier di bidang politik tanah air hingga Australia.
Mereka adalah Wakil Wali Kota Darwin sekaligus Anggota Dewan Penata Kota Darwin, Australia, Amye Un.
Lalu Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi NTT Emilia Nomleni.
Kemudian Wakil Ketua DPRD NTT Inche Sayuna dan Anggota DPRD NTT Reny Marlina Un.
Dalam pertemuan tersebut, keempatnya saling bertukar pengalaman berpolitik hingga perjalanan karier politik.
Amye Un mengaku kisah perjuangannya dimulai dengan membangun relasi sosialnya yang kuat dengan konstituen di Kota Darwin.
Dengan perjuangan yang begitu kuat, ia akhirnya mampu bersaing dan mengalakan sejumlah politisi di belahan Benua Kanguru itu, hingga akhirnya menjabat sebagai Wakil Wali Kota Darwin.
Cerita perjuangan Amye Un tersebut mendapat apresiasi dan pujian dari Emilia Nomleni, Ince Sayuna dan Reni Un.
Ketiga Anggota DPRD Provinsi NTT ini juga menceritakan perjuangan mereka hingga bisa menduduki kursi legislatif.
“Hari ini kita berada di tempat ini, kita bertemu dan membangun semangat kebersamaan bagi kaum perempuan. Ibu Amye dari Darwin, sementara kami di DPRD Provinsi, dan kami ini satu kampung dari Kabupaten TTS,” kata Inche Sayuna.
Pertemuan tersebut menurut politikus Partai Golkar itu, untuk membangun silaturahmi dan berbagi pengalaman sebagai perempuan dan orang Timor, agar saling menguatkan dengan talenta yang diberikan Tuhan.
“Mudah-mudahan apa yang kami capai dengan prestasi kami masing-masing bisa menginspirasi perempuan di luar sana bahwa tidak boleh takut berpolitik. Saya berterima kasih karena Ibu Amye sudah bersama-sama dengan kami dan kami senang karena ini pertemuan pertama kami, dan mudah-mudahan ini energi yang positif bagi kami berempat untuk bisa berbuat lebih baik lagi di bidang kami masing-masing,” ungkap Inche yang juga Sekretaris DPD Partai Golkar Provinsi NTT itu.
Sementara, Emelia Nomleni katakan bahwa pertemuan tersebut sebagai kesempatan yang sangat luar biasa.
Ia bahkan merasa mendapat kesempatan berharga karena bisa bertemu dengan perempuan penerobos batas asal pedalaman TTS yang tengah diperhitungkan di kancah perpolitikan luar negeri.
Keberhasilannya di dunia politik tentu tidak terlepas dari proses panjang yang sudah dilewatinya.
“Hari ini kami buktikan bahwa TTS juga bisa menghasilkan perempuan-perempuan hebat, walau di tengah budaya patriakal. Banyak ruang yang diberikan tetapi dalam implementasinya ada tekanan-tekanan sehingga tidak bisa mengeksplor kemampuan perempuan,” terang sosok yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi NTT itu.
Menurut Emilia bahwa ruang politik harus digunakan sebagai seni dalam mengelola berbagai kepentingan.
“Kalau politik tidak berjalan baik, maka tidak ada kesejahteraan bagi masyarakat. Kita tidak bisa hidup jauh dari politik, karena sebenarnya kita hidup saja sudah politik,” ungkap Emilia Nomleni.
Untuk itu, perempuan NTT bisa belajar dari proses yang ada agar bisa mengambil alih tongkat estafet, karena perempuan tetap ada untuk menghindari ketimpangan.
Ditambah Anggota DPRD NTT Reny Marlina Un, bahwa diskusi malam itu menjadi pembelajaran untuk dirinya agar terus berjuang seperti ketiga seniornya yang telah menorehkan prestasi politik.
“Banyak hal dan banyak pengalaman yang saya dapat dari pertemuan spesial ini, dan tentu menjadi motivasi agar saya terus berjuang seperti senior-senior saya ini,” kata politikus Partai Demokrat itu.
Ia juga sangat berharap agar perempuan di NTT lebih banyak menduduki jabatan baik di legislatif maupun eksekutif, karena kebijakan yang diambil akan lebih responsif gender.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Darwin, Amye Un mengaku banyak mendapatkan ilmu dalam berpolitik dari pertemuan para perempuan hebat asal Kabupaten TTS tersebut.
“Saya mau sampaikan bahwa perempuan itu adalah yang mulia. Man can do the job, but time for woman to take the lead,” tandas Amye. (wil)
