Connect with us

KOTA KUPANG

Alkitab Larang Orang Kristen Makan Babi? Ini Penjelasan Pdt. Esra Soru

Published

on

Pdt. Esra Alfred Soru (Tangkapan layar YouTube Channel)

KUPANG, PENATIMOR – Seorang pendeta di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) bernama Esra Alfred Soru pernah menjelaskan kenapa orang Kristen tetap bisa memakan babi meskipun di dalam Alkitab ada larangannya.

Pendeta Esra Soru mengatakan yang memakan olahan daging babi bukan hanya orang Kristen saja dan ada banyak orang di dunia memakan babi.

Namun, Esra Soru mencoba menjelaskan inti persoalan dari pertanyaan ‘kenapa orang Kristen makan babi’ agar tidak ada salah pengertian.

Sebelumnya banyak yang jadi perdebatan juga karena di dalam kitab suci Kristen perjanjian lama ada larangan umat Kristiani memakan babi. Hal itu karena dianggap sebagai binatang haram.

Esra Soru tidak membantah bahwa di perjanjian lama memang ada perjanjian itu, tetapi orang kristen mempercayai di dalam hukum Taurat ada tiga jenis hukum di dalamnya.

“Yang pertama itu hukum moral, yang kedua namanya hukum seremonial, yang ketiga adalah hukum sipil,” kata pendeta Esra Soru, dikutip Disway.id dari kanal YouTube Pdt. Esra Alfred Soru pada Sabtu, 25 Juni 2022.

Hukum moral dikatakannya sebagai hukum yang melarang untuk tidak membunuh, berzinah, hingga jangan mengucapkan saksi dusta.

Kemudian hukum seremonial semua tata aturan peribadatan orang Israel. Salah satu contohnya yakni kalau berdosa bisa ditebus dengan memotong domba, potong kambing, atau potong merpati.

Ada juga aturan yang melarang tidak diperbolehkannya memakan suatu hewan tertentu.

Terakhir, hukum sipil diterangkan sebagai undang-undang negara Israel pada waktu itu. Contohnya kalau ada nabi palsu bisa ditangkap dan dihukum dengan hukuman mati.

Akan tetapi pendeta Esra Soru mengatakan hukum seremonial dan sipil saat ini sudah tidak lagi berlaku.

Akan tetapi pendeta Esra Soru mengatakan hukum seremonial dan sipil saat ini sudah tidak lagi berlaku.

Hal itu dikarenakan undang-undang negara Israel pada waktu dulu dan sekarang Israel sudah tidak menerapkannya.

Kalau hukum moral disebutkan harus terus berlanjut samapai kapanpun.

Sementara hukum seremonial tidak pernah dimaksudkan untuk berlaku selama-lamanya karena itu sifatnya sementara.

“Hukum seremonial berlaku sampai tiba waktu pembaharuan. Itu menunjukkan ada batasan.” tuturnya.

“Waktu pembaharuan itu kedatangan Yesus, mengapa tidak berlaku? Karena memang itu hanya bayang-bayang,” sambungnya.

Pendeta Esra Soru mengatakan bahwa jika zaman dulu ada orang kristen makan babi itu hukumnya memang berdosa, tetapi setelah hukum seremonial berakhir maka orang kristen makan babi sudah tidak berdosa.

“Karena itu tidak bisa menyalahkan orang Kristen yang memakan babi dengan menggunakan ayat-ayat diperjanjian lama. Karena memang di dalam perjanjian lama hukum seremonial masih berlaku,” ujarnya. (Disway.id/nus)

Advertisement


Loading...