Connect with us

UTAMA

In Memoriam Sumral Buru Manoe

Published

on

Sumral Buru Manoe, SH.,MH., semasa hidup.

Kupang, penatimor.com – Variasi adalah rempah-rempah kehidupan yang memberi sari pada kehidupan.

Karena nilai manusia itu ditetapkan dari keberaniannya memikul tanggung jawab, mencintai hidup dengan bekerja, membawanya kepada kegiatan hidup yang paling tersembunyi.

Dan, keberanian merealisasikan gagasan beresiko pada kegagalan, tetapi resiko itu harus dipertanggungjawabkan, sebab tanpa keberanian merebut resiko, orang tidak akan melakukan, tidak akan memiliki dan tidak akan menjadi berarti. Karena ia hanya selamat dengan menghindari penderitaan dan kesempitan, tetapi sama sekali tidak bisa mempelajari, merasakan, mengubah, melangkah maju, memiliki kehidupan yang diinginkan dan mencintai dan dicintai.

Begitulah yang dapat saya catat tentang sosok Sumral Buru Manoe dalam suatu obrolan ringan pada beberapa tahun yang silam ketika saya ke Kupang.

Sumral lahir pada 2 Mei 1963 di Sabu. Sapaan akrabnya Boby. Sejak kecil, ia dan 11 orang saudaranya bersama-sama dengan kedua orangtuanya: Rudolf Manoe-Enggelina Manoe Kitoe Mira, sering berpindah tempat.

Maklum, ayahnya seorang guru sekolah dasar. Berpindah dari desa terisolasi yang satu ke desa terisolasi yang lainnya. Mulanya di pulau Sabu lalu ke Amfoang (Timor) dan kembali lagi ke Sabu, kemudian balik lagi ke Timor dan ditempatkan di Taklale, Kecamatan Kupang Timur sampai dengan pensiun di sana.

Di sanalah mereka belajar dan berguru dari relung kehidupan alam pedesaan yang alamiah. Mereka belajar untuk menaati hukum-hukum alam. Dari pola kehidupan ayahnya yang membawa mereka keliling dalam tugasnya hanya satu tujuannya, yaitu ayahnya ingin menanamkan kecintaannya kepada masyarakat dan lingkungan sekitar dimana mereka berada dan dicintai lingkungan tersebut.

Dia juga mengisahkan pengalaman masa sekolah di Kupang, tentang bagaimana menapaki hari-hari panjang nan sukar penuh tantangan yang menantang hidup, seperti menjual es ganefo, kue hingga dengan nekat belajar otodidak menjadi seorang penjahit busana. Begitulah hidup masa kecil Sumral Buru Manoe.

Dengan filosaofi cinta dan mencintai itu, ayahnya mau mengajarkan kepada Boby dan saudara-saudaranya agar hidup ini mesti berarti bagi orang lain di mana pun berada. Pesan ayahnya itu masih basah dalam ingatan Boby, pada suatu ketika saya mengobrol dengan Om Boby di rumahnya di Kupang maupun di Grobogan ketika dia menjabat Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Grobogan, sebelum akhirnya pindah ke Kupang dan menjadi Kepala Kantor Pertanahan Kota Kupang. Saya sudah tidak pernah bertemu lagi dengan Om Boby. Barulah tadi pagi (Selasa, 29 September) saya terkaget membaca di medsos tentang kabar duka tersebut.

Kabar duka itu mengingatkan kembali saya tentang pesan-pesan moral ayahandanya.

“Buatlah engkau agar berarti bagi orang lain dan layanilah sesamamu dengan ketulusan sebagaimana yang diharapkan dari engkau,” begitulah yang diajarkan oleh ayahnya tercinta. Dan pesan moral itulah yang Boby selalu pegang dan lakukan di mana saja dia berada dan kepada siapa saja yang perlu ditolong tanpa pretensi dan imbalan.

Nilai-nilai inilah yang mengejanwantah dalam sosok Boby yang dikenal sangat familiar. Baginya, hidup itu adalah seperti matahari terus memberi kehangatan. Jika kasih tumbuh merekah dalam hidupnya, maka kasih akan memberi terang dan kehangatan. Karena orang yang paling berbahagia tidak selalu memiliki hal-hal terbaik, mereka hanya berusaha menjadikan yang terbaik dari setiap hal yang hadir dalam hidupnya.

Bagi Boby, Tuhan tidak mengagumi apa yang telah kita lakukan untuk diri kita sendiri, sebesar apa pun itu.

Kepada Ibu Dortie, adik Sujud Rudolof dan Mathew kami turut berduka cita atas peristiwa kedukaan ini. Tuhan Yesus memberkati.

Diberitakan sebelumnya, seorang pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang juga warga Kota Kupang dikabarkan meninggal dunia.

Pasien Covid-19 ini meninggal sekitar pukul 05.00 Wita di RSUD W.Z. Johannes Kupang, Selasa (29/8).

Korban diketahui adalah Sumral Buru Manoe, SH.,MH., seorang pejabat pada Kantor Wilayah Pertanahan Nasional (BPN) Provinsi NTT.

Sumral saat meninggal dunia menjabat Kepala Bidang Penataan Pertanahan Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi NTT

Informasi yang dihimpun wartawan, membenarkan bahwa Sumral merupakan pasien positif Covid-19.

“Sebelumnya korban sehat-sehat saja. Tapi ketika pulang dari Manggarai Barat itu sakit-sakit lalu masuk rumah sakit dan divonis Covid-19,” kata sumber tepercaya.

“Kami mendapat informasi bahwa beliu sudah meninggal dunia,” lanjutnya.

Sedangkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi NTT yang dikonfirmasi melalui Sekretaris Dinas Kesehatan, David Mandala, membenarkan kejadian ini.

David membenarkan ada pasien yang meninggal dunia akibat Covid-19, namun untuk kejelasan informasi tersebut, dia meminta wartawan untuk langsung mengonfirmasi Dirut RSUD W.Z. Johannes Kupang. (*/sumber:laman facebook Hans Itta)

Advertisement


Loading...
error: Content is protected !!