Kupang, penatimor.com – Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) Klasis Kota Kupang Timur, menggelar Festival Hari Paskah Kolaborasi 2020.

Tema yang diusung, “Gereja Sebagai Pelopor Solidaritas Keberagaman Kerukunan serta Perubahan di Era 4.0”.

Ketua Klasis Kota Kupang Timur, Pdt. Samuel Pandie, S.Th., didampingi Ketua Panitia Rudi Tokan, bersama dua anggota panitia Absalom Sine dan Ivan Rondo, dalam press conference, (13/3/2020) siang, mengatakan, perayaan Paskah sebagai peristiwa kebangkitan Tuhan Yesus memberikan makna kemenangan, kegembiraan dan keselamatan bagi orang percaya.

Karena itu gereja dan jemaat Klasis Kota Kupang Timur berupaya menjadi solidaritas dan toleransi umat beragama.

Sehingga di era transformasi global dengan tantangan dan peluang industri 4.0 saat ini, panggilan dan pelayanan gereja sudah harus menyentuh pada isu-isu populer di tengah jemaat yaitu masalah pendidikan, ketenagakerjaan, ekonomi kesehatan, infrastruktur dan milenial.

“Perlu sebuah gerakan bersama lintas kelembagaan antara gereja dan pemerintah dalam rangka memperkuat persatuan dan pembaharuan agar tidak ditinggal bahkan digilas oleh zaman dan perubahan akibat teknologi yang terus bergerak cepat hari ini,” ujarnya.

Festival Paskah Kolaborasi ini juga sebagai laboratorium keberagaman dan toleransi di Kota Kupang. Pasalnya kegiatan ini melibatkan umat lintas agama.

Sementara, Ketua Panitia Rudy Tokan, menjelaskan, Festival Paskah Kolaborasi ini baru perdana digelar dengan melibatkan 35 gereja dan sekitar 20 ribu jemaat yang terdiri dari pemuda lintas agama dan klasis.

Rangkaian kegiatan berlangsung sejak tanggal 24 -28 Maret dilaksanakan Caffe Rohani yang berlangsung di lokasi Taman Nostalgia Kota Kupang.

Kemudian akan dilanjutkan lagi pada tanggal 1-4 April dengan digelar Bazar Jemaat dan Dialog Keberagaman Lintas Agama di Gereja Marturia dan
pada tanggal 4 April akan dilaksanakan seminar yang mengulas tentang Blok Masela.

Sementara acara puncak kegiatan pada tanggal 12 April akan digelar Karnaval Budaya dan Keberagaman Tarian Etnik Massal, Paduan Suara Massal, Deklarasi Satu Indonesia, Lounching Web Klasis dan Gereja, serta MoU Kemitraan dengan Pemerintah Kota Kupang.

“Kemudian ditutup dengan konser Paskah dimana kegiatan ini berpusat di Bundaran Tirosa,” ujar Rudi.

Sementara anggota Panitia Festival Paskah Kolaborasi 2020, Absalom Sine, mengatakan, kegiatan bazar ini menghadirkan 35 UMKM.

Untuk produk yang akan dihadirkan benar-benar hasil buatan UMKM lokal yang tentunya berdampak positif untuk pengembangan ekonomi jemaat.

Semantara Ivan Rondo, menjelaskan Festival Paskah Kolaborasi 2020 bertujuan memberikan pesan makna Paskah sekaligus melibatkan pemuda-pemuda dalam berbagai kegiatan kerohanian.

“Konsep ini sudah disambut baik oleh Pemerintah Kota Kupang. Semoga ini menjadi destinasi wisata religi yang baru di Kota Kupang,” ungkap Ivan.

Dijelaskan, Festival Paskah Kolaborasi 2020 menjadi sebuah alat komunikasi dalam mengimplementasikan program kerja BPP-UPP tahun 2020.

Selain itu strategi kreatif dan inovatif gereja dalam bentuk pertunjukan atau atraksi sebagai pelopor solidaritas di tengah keberagaman berbasis budaya untuk menghadapi peluang dan tantangan abad 21 bagi pelayanan gereja serta jemaatnya dalam bentuk kolaborasi dan kemitraan. (wil)