Connect with us

HUKRIM

Suami Cabuli 2 Putri Kandung, Istri Siapkan Pil Khusus

Published

on

Ilustrasi (NET)

Samarinda, penatimor.com – Paijo layak mendapat label ayah bejat. Sebagai ayah, pria 52 tahun itu seharusnya melindungi anaknya.

Namun, Paijo justru merusak kehidupan dua putrinya, sebut saja Bunga (16) dan Mawar (19).

Dia tega menggauli Bunga dan Mawar sejak 2012. Paijo bahkan sering menggauli kedua korban di depan istrinya.

Paijo melantur ketika ditanya awak media mengenai perbuatan tidak terpujinya.

“Ada orang yang enggak suka sama saya. Anak saya dibawa kabur,” ujarnya, Minggu (5/5).

Buruh di salah satu pabrik di kawasan Palaran itu mengaku sedang tidak sadar saat menggauli putrinya.

“Enggak ada dari 2012. Baru-baru saja,” sebutnya

Saat ini Paijo sudah ditangkap Polsek Palaran, Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim).

Tindakan Paijo terbongkar setelah Mawar melarikan diri dari rumah.

“Dia (Andini) bahkan sempat dikejar-kejar sama pelaku. Namun, dia lolos dan sembunyi,” ujar Kapolsek Palaran Kompol Raden Sigit Satrio Hutomo.

Menurut Sigit, ada warga yang menyelamatkan Mawar.

“Ada orang yang temui saya saat memantau penghitungan suara pemilu. Orang itu yang cerita semua,” sambung Sigit.

Polisi pun langsung membawa Andini ke rumah aman di Samarinda Utara.

Sementara itu, Paijo sempat bertandang ke polsek untuk melapor bahwa anaknya hilang, Jumat (3/5).

“Kami sebenarnya sudah terima laporan. Karena belum gelar perkara, tidak langsung kami tahan,” sambung Sigit.

Untuk mengungkap perbuatan keji Paijo, polisi memeriksa pelaku dan korban secara terpisah.

Mawar sempat mempraktikkan perbuatan ayah kandungnya kepada penyidik polisi wanita (polwan).

“Tangannya diikat dan mulutnya ditutup kain. Itu disaksikan istri pelaku,” tambah eks kapolsek Samarinda Ulu itu.

Korban sempat dicekoki pil khusus oleh sang ibu. Menurut Sigit, ibu korban disuruh Paijo.

“Istrinya memang tahu. Namun, kondisinya di bawah tekanan suami,” ungkap Sigit.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, Paijo mencabuli dua putrinya hingga tiga kali dalam sepekan.

“Karena korbannya dua, kemungkinan setiap hari melakukan itu,” tegas Sigit. (dra/ndy/k8/prokal/jpnn/R4)

Advertisement


Loading...