Connect with us

POLKAM

BNPT Ajak Perempuan NTT Cegah Radikalisme dan Terorisme

Published

on

Deputi Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT, Mayjen Hendry Paruhuman Lubis dan Sekda NTT Benediktus Polo Maing pose bersama para peserta di Balloorom Kelimutu Hotel Sotis, Kamis (11/4).

Kupang, penatimor.com – Peran perempuan sangat penting dalam mencegah dan memberantas terorisme di NKRI.

Mencegah hal tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) bekerja sama dengan Forum Koordinasi Penanggulangan Teroris (FKPT) NTT mengelar sosialisasi di Ballroom Kelimutu Hotel Sotis, Kamis (11/4).

Kegiatan yang melibatkan seluruh instansi dan organisasi perempuan ini dihadiri oleh Deputi Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT Mayjen Hendry Paruhuman Lubis.

Turut hadir Sekda NTT Benediktus Polo Maing serta Forkopimda lingkup NTT.

Kegiatan yang mengusung tema “Perempuan Agen Perdamaian“ melibatan perempuan dalam pencegahan radikalisme dan terorisme di Kupang menghadirkan empat pemateri.

Tujuan dari kegiatan sehari tersebut agar memberikan gambaran secara jelas kepada masyarakat khususnya perempuan mengenai terorisme di Indonesia, meliputi ancaman, kerawanan, hingga pertumbuhannya, sebagai bagian dari kewaspadaan bersama dalam upaya pencegahan terorisme.

Selain itu juga meningkatkan sinergi antara FKPT sebagai bagian terdepan di masyarakat dalam upaya pencegahan terorisme dengan tokoh perempuan, organisasi masyarakat perempuan, dan perkumpulan perempuan di lingkungan TNI/Polri.

Mendorong masyarakat khususnya para perempuan untuk lebih bijaksana dalam memahami kondisi terkini dan fakta di lingkungan sekitar, sehingga dapat mengaplikasikan pemahamannya kepada keluarga dan lingkungan terdekat sebagai daya cegah dan tangkal terhadap penyebarluasan paham radikalisme dan terorisme.

Ketua Bidang Media FKPT NTT Simon Petrus Nilli kepada wartawan, menjelaskan kegiatan tersebut merupakan bagian dari program kerja BNPT dan FKPT Tahun 2019 di setiap daerah.

Dikatakan, FKPT di daerah memiliki beberapa bidang kerja seperti Bidang Media, Bidang Penelitian, Bidang Pemuda dan Bidang Perempuan. Dan kegiatan ini adalah bagian dari Bidang Perempuan.

Lanjut Simon, selama ini memang belum ada kegiatan dari Bidang Perempuan terkait dengan penanggulangan terorisme, namun pihaknya berkaca dari kejadian bom bunuh diri yang terjadi di Surabaya belum lama ini.

“Jadi aksi bom bunuh diri yang terjadi itu ternyata bukan saja peran dari laki-laki atau suami, namun juga perempuan atau istri yang sudah mendapat doktrin ISIS, sehingga memiliki peran penting untuk meledakan bom bunuh diri itu,” katanya.

Simon menuturkan memang di NTT saat ini masih masuk dalam zona aman, namun kondisi ini harus dipandang perlu untuk selalu waspada.

“Memang masih aman untuk saat ini, namun kita tidak boleh lengah karena doktrin-doktrin ini dilakukan saat ini, memanfaatkan kecanggihan teknologi,” imbuhnya.

Sementara Deputi Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT, Mayjen Hendry Paruhuman Lubis usai memaparkan materinya, mengatakan, antusias dari para perempuan NTT dalam memerangi terorisme sangat tinggi.

Dikatakan, kegiatan-kegiatan serupa terus didorong untuk dilakukan karena perempuan merupakan agen perdamaian dan ujung tombak dari BNPT untuk menyebarluaskan perdamaian serta menghindari aksi-aksi radikalisme.

“Saya sangat senang sekali karena perhatian dari ibu-ibu dalam menyimak materi sangat luar biasa. Di Kupang harus berhati-hati karena meski terlihat tidak ada indikasi radikalisme, tapi tiba-tiba saja bisa ada. Contohnya seperti New Zealand,” katanya.

Hadir pula dalam kesempatan itu, Ketua Forum Komunikasi Penanggulangan Terorisme (FKPT) NTT Sisilia Sona, Ketua FKUB Theresia Geme, Siti Hanifah dan Gufron dari BNPT sebagai pemateri. (R1)

Advertisement


Loading...
error: Content is protected !!