UTAMA
Mahasiswa di Kupang Ini Ditemukan Ayahnya Tewas Terapung di Laut
Kupang, penatimor.com – Umar Ali, salah satu korban tenggelam di laut sekitar belakang gudang Suntrako Jalan M. Praja, Kelurahan Alak, Kecamatan, Alak Kota Kupang, ditemukan oleh ayah kandungnya dalam kondisi tak bernyawa.
Sebelumnya, korban dalam kejadian itu dilaporkan berjumlah dua orang.
Korban yang berdomisili di RT 009/RW 003, Kelurahan Nunbaun Sabu (NBS), Kecamatan Alak yakni Furkon Ade Imbran (23) dan Umar Ali (24).
Setelah menerima laporan tersebut, pihak kepolisian dan tim Basarnas, berupaya melakukan pencarian.
Pencarian dilakukan di tempat kejadian perkara (TKP), sejak pukul 16.30-21.30, namun tim SAR gabungan hanya berhasil menemukan jenazah Furkon Ade Imbran.
Atas kejadian tersebut, pihak keluarga mulai saling menghubungi dan menyampaikan informasi kejadian tenggelam itu.
Kedua orangtua korban Umar Ali yang berdomisili di Pasar Baru, Kelurahan Beirafu, Kecamatan Atambua Barat, Kabupaten Belu langsung datang ke Kupang.
Keduanya yang tiba di Kupang sekitar pukul 03.00, tampak tidak sabar lagi untuk mendatangi TKP, namun karena kecapaian, keluarganya di bilangan Kelurahan Kayu Putih meminta keduanya untuk beristrahat.
Ayah korban diketahui bernama Abdul Syukur serta ibunya Siti Nurbaya.
Setelah salat subuh, ayah korban Abdul lalu pamit ke TKP dan sesampainnya di TKP ia berjalan menyusuri pinggir pantai.
“Tak lama kemudian ia memanggil dan memberitahukan bahwa anaknya sementara terapung,” ujar salah satu keluarga yang hadir saat penemuan.
Informasi itu kemudian diberitahukan kepada Tim SAR lalu mengevakuasi jasad korban dan langsung dibawa ke rumah sakit, dan diantar ke rumah keluarganya di Kelurahan Kayu Putih, Kecamatan Oebobo.
Kapolsek Alak, Polres Kupang Kota, Kompol I Gede Sucitra, S.H., saat dikonfirmasi wartawan, Senin (18/3), mengatakan proses pencarian terhadap Umar Ali mulai dilakukan tim SAR Kupang pada Senin (18/3) pukul 06.00 dan berhasil menemukan korban pada pukul 08.00 dalam kondisi meninggal dunia.
“Dua korban yang hilang akibat terseret ombak semuanya sudah ditemukan dalam kondisi meninggal, sehingga operasi pencarian langsung kami tutup,” kata Kompol I Ketut.
Saksi, Abu Khair (23) yang juga adik kandung korban Umar Ali, mengatakan selama ini mereka indekos di RT 009/RW 003, Kelurahan NBS, Kecamatan Alak.
Abu Khair mengisahkan, kakaknya Umar mengajak korban Furkon Ade Imbran untuk mandi di laut. Saat saling mengajak, dirinya tidak ikut diajak, namun saat kedua korban keluar sampai di luar halaman kos lalu kembali mengajak dirinya.
Karena diajak ia pun ikut. Lalu ketiga mendatangi pantai Namosain, namun saat itu karena gelombang besar sehingga air laut sangat kotor.
“Almarhum ini lalu mengajak lagi coba kita ke pantai arah Gua Monyet. Ketika tiba di lokasi, Umar tidak bersabar lagi dan langsung lompat. Korban Furkon Ade Imbran sempat menanyakan Umar, tahu berenang ko sonde, lalu Umar menjawab tahu sambil melompat,” ujar Abu Khair.
Umar sempat berenang sekitar kurang lebih dua menit lalu meminta tolong. Korban Furkon Ade Imbran yang masih membuka pakaian langsung berusaha menolong korban.
“Furkon Ade Imbran lompat dan berenang menangkap korban Umar, namun saat itu gelombang menerpa keduanya sehingga keduanya sempat terpisah. Furkon Ade Imbran lalu mencoba berenang mendekati dan memegang Umar lagi, namun hantaman gelombang membuat keduanya terpisah kembali. Furkon Ade Imbran lalu terlihat juga sudah pasrah,” jelasnya.
Abu Khair mengaku lalu lari ke jalan raya untuk meminta tolong kepada warga sekitar. Namun karena tidak ada pemukiman warga di sekitar lokasi tersebut, ia menahan kendaraan yang melintas untuk memberitahukan kejadian tersebut lalu menghubungi pihak kepolisian.
“Kejadian itu terjadi sekitar pukul 16.00. Polisi dan Tim Basarnas yang tiba di TKP langsung melakukan pencarian dan menemukan korban Furkon Ade Imbran, namun korban Umar Ali baru ditemukan tadi pagi. Bapak yang lihat sudah terapung,” imbuh Abu Khair.
Informasi yang dihimpun, korban Umar Ali merupakan mahasiswa semester II di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Kupang (STIT).
Sebelumnya Umar sempat kuliah di Malang dan baru pulang ke Kupang akhir tahun 2017 lalu.
Keluarga serta teman korban Umar tampak memadati rumah duka di Kelurahan Kayu Putih, dan jenazah korban dimakamkan pada pukul 16.00, Senin (18/3). (R1)