Connect with us

UTAMA

3 Gerbong KRL Anjlok, Segera Dievakuasi, 14 Korban Dirawat Intensif

Published

on

Kereta api listrik 1722 lintas Jatinegara-Bogor anjlok, Minggu (10/3).

Jakarta, penatimor.com – Tim Direktorat Jenderal Perkeretaapian bersama PT KAI dan PT KCI segera melaksanakan proses evakuasi tiga kereta/gerbong (kereta 6-8) yang anjlok dengan menggunakan peralatan berat yaitu kereta Penolong dan Crane.

Hal itu akan dilakukan setelah evakuasi kereta 1-5 ke Stasiun Cilebut selesai dilaksanakan.

Sebagai informasi, KRL 1722 lintas Jatinegara-Bogor ini mempunyai stamformasi delapan kereta atau gerbong.

Tepat pukul 17.54 tadi kereta penolong bersama crane telah tiba di lokasi kejadian anjloknya KRL 1722 antara Stasiun Cilebut dan Stasiun Bogor.

“Dengan kedatangan peralatan berat ini diharapkan bisa mempercepat pelaksanaan proses evakuasi tiga kereta/gerbong yang anjlok tersebut,” ujar Dirjen Perkeretaapian Kemenhub, Zulfikri dalam siaran persnya.

Pemerintah bersama PT KAI, PT KCI beserta instansi terkait lainnya terus bekerja agar upaya penanganan evakuasi yang saat ini masih terus dilakukan bisa segera mengatasi permasalahan anjlokan KRl tersebut.

Diharapkan, besok, Senin (11/3) operasional KRL bisa kembali berjalan dengan normal. Saat ini, proses pengangkutan kereta anjlok dengan Crane sedang dalam persiapan pengangkutan untuk direncanakan kereta anjlok tersebut akan dibawa ke stasiun Cilebut.

“Proses evakuasi tersebut diperkirakan membutuhkan waktu 5 hingga 6 jam. Diharapkan proses evakuasi tersebut dapat diselesaikan malam ini,” harapnya.

Terkait pola operasi KRL lintas Jakarta – Bogor ini, dengan mempertimbangkan kondisi kerusakan yang ditimbulkan akibat anjlokan KRL tersebut, pengoperasian KRL lintas Jakarta – Bogor, hanya sampai Stasiun Cilebut dengan jumlah perjalanan KRL yang dibatasi hingga segala proses penanganan anjlokan kereta tersebut bisa diselesaikan oleh tim yang bertugas.

“Kami memohon maaf kepada masyarakat pengguna jasa KRL atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan, serta memohon pengertian kepada masyarakat, untuk sementara waktu, apabila KRL yang ada (beroperasi) tidak sampai ke Stasiun Bogor, bisa melanjutkan perjalanannya dengan menggunakan angkutan umum lainnya menuju ke Bogor,” tandas dia.

Sementara itu, musibah kecelakaan KRL Jabodetabek sekitar pukul 10.00 WIB mengalami anjlok dan terguling di wilayah Kebon Pedes Bogor, Minggu (10/3).

Direktur Utama Jasa Raharja, Budi Rahardjo S menyampaikan prihatin atas musibah tersebut dan mendoakan semoga seluruh korban segera diberikan kesembuhan.

Lebih lanjut Budi menuturkan “Bahwa berdasarkan pada prinsipnya penumpang yang menjadi korban kecelakaan tersebut terlindungi berdasarkan UU Nomor 33  Tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang dan PMK No. 15 tahun 2017.

“Untuk seluruh korban luka-luka, Jasa Raharja telah menerbitkan surat jaminan biaya perawatan kepada rumah sakit dimana korban dirawat, dengan biaya perawatan maksimal  Rp 20.000.000, serta menyediakan manfaat tambahan biaya P3K Rp 1.000.000 dan ambulance dari TKP ke rumah sakit  sebesar maksimal Rp 500.000”, terang Budi melalui keterangan tertulis.

Tindakan petugas Jasa Raharja setelah kejadian langsung berkoordinasi dengan petugas Polsuska dan mendatangi TKP, kemudian berkoordinasi dengan pihak rumah sakit untuk menjamin korban luka-luka.

Saat ini Jasa Raharja telah menerbitkan surat jaminan biaya perawatan ke RS PMI Bogor dan RS Salak Bogor.

Korban yang telah dijamin biaya perawatannya adalah Kristianti (RS PMI), Tasya (RS PMI), Nurhayati (RS PMI), Lilis Septiani (RS Salak), Hj. Nenih, (RS Salak), Fandi Suryadi (RS Salak), Resti Pendawati, (RS Salak), Fatan (RS Salak), Ailsha (RS Salak), Yakub (RS Salak), Maryunita (RS Salak), Mia (RS Salak), Lisa (RS Salak) dan Safa (RS Salak). (R4)

Advertisement


Loading...
error: Content is protected !!