Connect with us

SOSBUD

Peduli Pembangunan Masjid, Polisi Sumbang Bahan Bangunan

Published

on

Komunitas Polisi Peduli Pembangunan Masjid menyerahkan bantuan bahan bangunan di Masjid Al Alaq Kupang yang terletak di kompleks perumahan Pitoby Penkase Alak, Rabu (12/9) malam.

Kupang, penatimor.com – Puluhan anggota Polri yang menghuni perumahan Pitoby, Kelurahan Penkase Oeleta, Kecamatan Alak, melakukan kegiatan sosial.

Puluhan polisi yang merupakan anggota Polda NTT, Dit Polair, Sat Brimob, Polres Kupang dan Polres Kupang Kota tergabung dalam komunitas polisi peduli pembangunan masjid menyerahkan bantuan bahan bangunan, Rabu (12/9) malam di Masjid Al Alaq Kupang yang terletak di kompleks perumahan Pitoby Penkase Alak.

Penyerahan bantuan sumbangan ini dipadukan dengan peringatan tahun baru Islam 1440 Hijriah.

Donasi yang diserahkan anggota Polri yang dikumpulkan secara spontanitas berupa 200 zak semen dan 235 saf/batang besi ukuran 10 mili serta empat roll kawat ikat.

Penyerahan bantuan dari polisi peduli mesjid juga diisi dengan ceramah dari AKBP Dr Dody Eko Wijayanto, SH M.Hum (perwira pada Dit Reskrimum Polda NTT).

Penyerahan bantuan dilakukan Aiptu Rusdin (Anggota Biro Logistik Polda NTT) selaku koordinator didampingi Aiptu Ibrahim (anggota Polres Kupang) selaku penasehat polisi peduli masjid serta puluhan anggota polisi kepada imam Masjid Al Alaq, Amirudin Huzen.

Iman Masjid Al Alaq Kota Kupang, Amirudin Huzen pada kesempatan tersebut menyampaikan terima kasih atas bantuan dari anggota Polri dalam komunitas polisi peduli masjid.

Ia menggambarkan kalau pembangunan masjid dilakukan sejak awal tahun 2018 untuk mengganti bangunan mesjid yang lama dan berukuran kecil.

Pembangunan masjid yang lebih besar dilakukan sebagai langkah antisipasi.
Saat ini umat muslim yang menggunakan masjid tersebut sebanyak 525 kepala keluarga.

Perumahan Pitoby sendiri masih banyak yang kosong dan diperkirakan kedepan akan makin banyak penghuni dan jamaah pun akan bertambah.

“Perumahan masih banyak yang kosong dan belum ditempati sehingga kita memperluas mesjid untk langkah antisipasi,” ujarnya.

Aiptu Rusdin selaku koordinator polisi peduli mesjid mengakui kalau banyak polisi yang beramal untuk peduli mesjid.

Ia mengaku mendapatkan informasi dari pengelola pembangunan mesjid soal kekurangan materil pembangunan masjid sehingga polisi yang menghuni perumahan Pitoby dan sekitarnya mengumpulkan sumbangan sukarela untuk pengadaan material bangunan dan membantu pembangunan masjid.

Kegiatan kepedulian ini merupakan wujud kebersamaan sehingga kepedulian pembangunan masjid bisa menjadi contoh bagi masyarakat sekitar.

Aksi sosial polisi peduli pembangunan masjid ini merupakan kegiatan pertama dan kedepan diupayakan ada kegiatan lanjutan untuk membantu pembangunan masjid di wilayah lain.

“Ada kekurangan penyelesaian pembangunan masjid jadi polisi patungan untuk untuk penyelesaian pembangunan dan demi kemakmuran bersama. Siapa lagi dan kapan lagi kita bisa membantu,” tandasnya.

Ia juga menyebutkan kalau amal seseorang bukan dari besar kecil bantuan tetapi dari perbuatannya.

Aiptu Ibrahim Malaikari selaku penasihat polisi peduli masjid mengakui kalau kekurangan pembangunan masjid menjadi tanggungjawab bersama.

Dengan dukungan bantuan material ini maka diperkirakan pembangunan fisik masjid akan selesai dalam enam bulan kedepan.

“Polisi peduli pembangunan masjid menjadi motivasi untuk yang lain membantu selesainya pembangunan masjid,” ujar anggota Polres Kupang ini.

Pihaknya berharap pembangunan masjid bisa cepat selesai untuk dipakai saat bulan puasa.

Komunitas polisi peduli masjid sendiri terdiri dari 37 anggota polri yang bertugas di Polda NTT, Dit Polair, Sat Brimob, Polres Kupang Kota dan Polres Kupang,

“Semoga kegiatan ini merupakan kegiatan awal dan jadi pijakan untuk lebih membangun lagi,” ujarnya.

AKBP Dr Dody Eko Wijayanto, SH M.Hum dalam ceramahnya dihadapan puluhan jamaah yang hadir mengingatkan bahwa tahun baru muharam harus selalu mengingat kehidupan.

Dr Dody juga menggambarkan bahwa hidup adalah urusan dengan Sang Pencipta, sementara kehidupan harus berurusan dengan sesama dan menjalin interaksi.

“Tidak ada yang lebih penting dari orang lain. Laki-laki dan wanita saling berinteraksi, saling menopang satu dengan yang lain,” ujarnya sambil menambahkan bahwa manusia harus menjadi khalifah di dunia atau pemimpin, tetapi konsekuensi nya harus mampu mempertanggungjawabkan.

Dia mengingatkan pula bahwa hidup manusia singkat sehingga ia meminta agar manusia jangan mengeluh tetapi menjalani hidup dengan iklas sehingga mendapat pahala besar.

Polisi peduli kepada warga salah satu nya dalam bentuk peduli mesjid sambil mengingatkan bahwa mesjid merupakan tempat membahas hal yang positif. (R1)

Advertisement


Loading...
error: Content is protected !!