UTAMA
Lauching Gerakan NTT Bisa, Kapolda Sebut 1.200 Lakalantas Selama 2018, 800 Tewas
Kupang, penatimor.com -Dalam rangka merayakan Hari Lalu Lintas ke-63, pada 22 September, Direkrorat Lalu lintas (Dit Lantas) Polda NTT menggelar berbagai kegiatan sosial di arena Car Free Day (CFD), Jl. El Tari, Kupang, Sabtu (22/9).
Pada kesempatan itu, ada berbagai kegiatan yang digelar diantaranya, aksi donor darah, pelayanan SIM keliling, pengobatan gratis, pemberian bantuan kursi roda dan tongkat bagi dua korban kecelakaan lalu lintas dan launching Gerakan NTT Bisa, Beta Ingin Selamat.
Hadir, Kapolda NTT Irjen Pol Raja Erizman, Wakapolda NTT Brigjen Pol Victor Gustaf Mannopo dan para pejabat utama Polda NTT.
Gubernur NTT Viktor Laiskodat bersama istri Ny. Julie Sutrisno, Wakil Gubernur NTT Josef Nai Soi bersama istri dan jajarannya turut hadir untuk melaunching Gerakan NTT Bisa, Beta Ingin Selamat, ditandai dengan pelepasan balon.
Kapolda NTT Irjen Pol Raja Erizman, mengatakan, dari data yang ada, kasus kecelakaan lalu lintas yang terjadi karena faktor manusia.
Melihat hal ini, Polda NTT melaunching gerakan NTT Bisa, Beta Ingin Selamat, yang harus dimulai dari diri sendiri.
“Ada ratusan korban jiwa, yang meninggal di jalan, karena kecelakaan yang terjadi, karena kelalaian manusia sendiri,” ungkapnya.
Kapolda mengaku, jumlah data kecelakaan lalu lintas selama tahun 2018 sebanyak 1.200 kejadian, dan meninggal dunia sebanyak 800an, serta kebanyakan adalah kendaraan roda dua.
Data ini menurut Kapolda, menunjukan banyaknya korban kecelakaan lalu lintas yang terjadi.
“Korban yang meninggal lebih banyak dari pada korban perang, atau korban pesawat jatuh. Misalnya ada pesawat jatuh dengan korban puluhan orang, tentu berita ini sudah heboh di mana-mana. Nah, coba kalau kecelakaan lalu lintas, sudah dianggap biasa oleh masyarakat. Hal ini yang harus diperhatikan masyarakat,” ungkapnya.
Jenderal bintang dua itu, mengatakan, masyarakat harus bisa menjaga dirinya sendiri, dan harus menyadari akan pentingnya menjaga keselamatan diri di jalan.
Pemerintah daerah diharapkan agar bisa membangun sarana prasarana yang berkualitas, lampu jalan dan fasilitas lainnya.
“Selain itu, kepada pemerintah daerah agar bisa membangun sarana prasarana, infrastruktur yang baik dan juga penerangan jalan untuk mengurangi dan meminimalisir adanya kecelakaan lalu-lintas,” jelasnya.
Dia mengatakan, ada banyak faktor yang menyebabkan kecelakaan lalu lintas, salah satunya adalah masalah penerangan jalan.
“Banyak lampu jalan yang sudah mati harus segera diganti agar bisa terang,” imbuhnya.
Menurut orang nomor satu di Polda NTT itu, masalah lalu lintas harus ada kerja sama dan sinergi. Antara pemerintah daerah, aparat kepolisian dan masyarakat sendiri.
“Pemerintah harus menjaga infrastruktur, memperbaiki yang sudah rusak dan lainnya. Agar masyarakat juga bisa aman saat berkendara. Juga aparat kepolisian, harus ada kegiatan peningkatan kemampuan agar bisa meningkatkan kemampuannya,” imbuh Kapolda.
Mantan Kadiv Hukum Mabes Polri itu mengaku, operasi lalu lintas juga akan ditingkatkan, terlebih di hari libur.
Masyarakat kata Kapolda, merasa bahwa hari libur berarti tidak menggunakan helm.
“Hal ini yang harus diubah. Aparat kepolisian bertugas memberikan pemahaman kepada masyarakat, bahwa tidak ada hari libur dalam tertib berlalu lintas, termasuk hari Sabtu dan minggu. (R3)