POLKAM
Jadi Gubernur dan Wakil Gubernur Adalah Panggilan Moral Spiritual
Jadi Gubernur dan Wakil Gubernur Adalah Panggilan Moral Spiritual
Kupang, Penatimor.com – Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan, menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur adalah panggilan moral spiritual. Dengan visi besar NTT Bangkit, NTT Sejahtera, dirinya bersama Josef Nae Soi ingin membaktikan diri bagi masyarakat NTT.
“Menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur bukanlah tujuan utama kami. Tujuan utama kami adalah mewujudkan panggilan moral spiritual kami untuk menolong dan mengangkat masyarakat NTT dari lembah kemiskinan,” kata Gubernur Viktor dalam Pidato Perdana pada Rapat Paripurna Istimewa DPRD Provinsi NTT, Senin (10/9/2018).
Gubernur dan Wakil Gubernur NTT periode 2018-2023, Viktor Bungtilu Laiskodat bersama Ibu Julie Laiskodat Sutrisno dan Josef Adrianus Nae Soi beserta Ibu Maria Fransiska Djogo tiba di pelataran Gedung DPRD NTT pada pukul 09.30. Diterima dengan sapaan adat Suku Helong Semau dilanjutkan dengan sapaan daerah Ngada, Ketua dan para Wakil Ketua DPRD NTT menyambut Gubernur dan Wakil Gubernur dengan jabat tangan dan pelukan mesra.
Diiringi tarian perang Kataga dari Sumba Barat kemudian diteruskan dengan Tarian Jai, kedua pemimpin baru NTT tersebut diarak menuju ruang sidang utama.
Dalam pidatonya, Viktor menegaskan, kemiskinan bukan sekadar kekurangan pendapatan. Yang lebih menyakitkan dari kemiskinan adalah efek psikologis yakni perasaan rendah diri dan terhina.
“Kemiskinan telah menjadi sejarah hidup saya dan pak Josef (Wagub, red). Kami pernah merasakan betapa pahit dan getirnya hidup dalam kemiskinan. Kami telah berjuang dan bertarung untuk keluar dari kemiskinan. Ketika masyarakat memercayakan tampuk kepemimpinan ke atas pundak kami, maka tiba saatnya kami menabur tambur perang melawan kemiskinan,” ungkap Viktor dengan penuh semangat.
Dengan visi besar NTT Bangkit, NTT Sejahtera, Viktor mengajak semua elemen masyarakat untuk bekerja keras mengatasi kemiskinan yang masih sangat tinggi di NTT. Mengutip data BPS Tahun 2017, Viktor membeberkan, ada sekitar 1,1 juta jiwa atau 21,28 persen masyarakat NTT yang hidup dalam kemiskinan. Sangat jauh di bawah angka kemiskinan nasional yang berada di angka 9,8 persen.
“Belum lagi kalau kita bicara tentang indeks Pembangunan Manusia (IPM) kita yang hanya 63,72. Berada di urutan ketiga terendah dari seluruh Provinsi di Indonesia. Kami mengajak seluruh masyarakat dan semua pemangku kepentingan untuk bangkit dari tidur panjang akibat kemalasan dan kepasrahan pada nasib. Mari kita mengenakan perspektif baru pengharapan untuk NTT yang lebih baik,” ajak Viktor.
Menurut Viktor, NTT punya banyak potensi yang belum dikelola secara maksimal. Di bidang pariwisata, NTT adalah “dream of beauty”. NTT juga memiliki pohon marungga atau kelor terbaik di dunia. Belum lagi, kekayaan laut yang melimpah.
“Ada lima misi utama pembangunan NTT 5 tahun ke depan, yakni pembangunan pariwisata, kesejahteraan rakyat, pembangunan SDM, infrastruktur dan reformasi birokrasi. Pariwisata jadi penggerak ekonomi utama,” jelas Viktor.
Dia menegaskan, bahwa ada tiga kebijakan politik untuk segera dilakukan. “Tiga kebijakan yang mendesak untuk segera dijalankan yakni moratorium tambang, moratorium pengiriman tenaga kerja asal NTT dan penanganan stunting atau gizi buruk,” tegasnya.
Putra Semau itu menyisipkan penghargaan dan terima kasih kepada para gubernur dan wakil gubernur sebelumnya yang telah berjasa bagi perkembangan NTT sampai saat ini.
“Terima kasih kepada Gubernur ketujuh Bapak Frans Lebu Raya. Penghargaan dan apresiasi juga kami sampaikan kepada penjabat Gubernur, Bapak Robert Simbolon,” pungkas Viktor Laiskodat.
Sebelum menyampaikan pidato perdana, diadakan upacara serah terima jabatan dan penyerahan memori dari Penjabat Gubernur kepada Gubernur NTT. Juga penyerahan Naskah Asli Keputusan Presiden RI tentang Pengesahan Pengangkatan Gubernur dan Wakil Gubernur NTT periode 2018-2023 dan penyerahan piagam ucapan selamat dari Menteri Dalam Negeri.
Tampak hadir pada kesempatan itu Staf Khusus Presiden bidang Intelejen dan Keamanan, Komjen (Purn) Goris Mere, Tokoh Nasional Akbar Tanjung dan Letjen (Purn) Kiki Syahnakri,Ketua Komisi II dan V DPR RI, Gubernur Sulawesi Tenggara, Ali Mazi, pejabat dari Kemendagri, para anggota DPR dan DPD asal NTT, Unsur Forkompinda Provinsi NTT, para Walikota/Bupati se-NTT, para Rektor PTN/PTS se-Kota Kupang, para tokoh agama, mantan Gubernur Frans Lebu Raya, para mantan wakil gubernur, tokoh masyarakat, keluarga, insan pers dan undangan lainnya. (R2)