Connect with us

PENDIDIKAN & SASTRA

Arogan, Kepsek SMAN 7 Kupang Bebastugaskan Guru Honor

Published

on

SMAN 7 Kupang (Foto: Ist)

Kupang, Penatimor.com – Anggota DPRD NTT dari Fraksi Partai Demokrat, Winston Neil Rondo menyesalkan sikap arogan Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 7 Kota Kupang yang secara sepihak membebastugaskan guru honor komite atas nama Veronika Hona Buku yang sudah mengabdi enam tahun di sekolah itu.

Winston sampaikan itu ketika menerima Veronika Hona Buku yang didampingi suami di ruang rapat Fraksi Demokrat, Kamis (27/9/2018).

Winston mengatakan, sikap yang diambil Kepsek SMAN 7, Vinsensius Sasi yang membebastugaskan Veronika Buku untuk mengajar mata pelajaran agama Katolik yang diasuh selama ini menunjukkan sikap sewenang- wenang yang mementingkan diri sendiri. Apalagi sikap yang diambil itu dilakukan secara sepihak seorang kepsek.

“Saya sudah sampaikan masalah ini ke Kepala Dinas Pendidikan agar disikapi secara serius,” kata Winston.

Anggota Komisi V ini menyampaikan, Kepala Dinas Pendidikan berjanji segera menindaklanjuti laporan Veronika Buku. “Saya pun tetap kawal laporan ini sehingga kepsek dengan sikap arogan mengambil tindakan sewenang- wenang,” tandas Winston.

Veronika Hona Buku mengatakan, dirinya diangkat menjadi guru honor komite pada Juli 2013 dengan mengasuh mata pelajaran Agama Katolik. Namun pada saat pembukaan tahun ajaran baru 2018, kepsek menyampaikan secara lisan bahwa tidak bisa mengajar lagi, karena akan diasuh oleh guru negeri yang mengabdi di SMAN 7.

Lebih lanjut dia menyampaikan, sebenarnya sikap arogan kepsek itu sudah terjadi pada tahun keempat mengabdi di SMAN 7. Saat itu kepsek sampaikan kalau mata pelajaran agama Katolik akan diasuh guru honor yang berasal dari keluarganya. Namun sikap arogan itu tidak terealisasi dan diberi jam mengajar.

“Karena saya kembali mengajar, maka sejak satu tahun terakhir, gaji dipotong dari Rp300.000 menjadi Rp180.000 per bulan,” papar Veronika.

Dia menambahkan, memang menyakitkan dengan besaran gaji yang diberikan, bila dibandingkan dengan lamanya waktu mengabdi di SMAN 7. Walau gaji yang diberikan sangat kecil tapi tetap bertahan. Dengan harapan ada kebijakan khusus pemerintah terkait guru honor, karena untuk ikut seleksi CPNS sangat tidak memungkinkan lagi dari aspek usia. (R2)

Advertisement


Loading...
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

PENDIDIKAN & SASTRA

Alumni Smantiq Kupang Bergerak Memajukan Sekolah dan Saling Mendukung

Published

on

Roberth Jimmy Lambila berpose bersama beberapa alumni Smantiq Kupang beserta keluarga. Diabadikan di Cafe Ambuja Kupang, Jumat (22/9/2023) malam.
Continue Reading

EKONOMI

Bank NTT Siapkan Kredit untuk Peserta Vokasi dan Training Industri di Jerman

Published

on

Dirut Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho, bersama Kadis P&K NTT, Linus Lusi, dan Direktur PT Mahakam Anargya Samagata, Doddy Primanda Kadarisman melakukan penandatanganan kerjasama di Aula El Tari kantor Gubernur NTT, Rabu (16/8/2023) siang. Kerjasama ini merupakan program memberangkatkan siswa untuk melanjutkan studi dan bekerja di Jerman.
Continue Reading

PENDIDIKAN & SASTRA

Guru Honorer Asal SBD Minta Pemerintah untuk Diangkat jadi PPPK ASN

Published

on

Sejumlah guru honorer dari Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) meminta pemerintah agar mereka segera diangkat sebagai guru pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) atau aparatur sipil negara (ASN). Hal hal itu disampaikan saat ditemui di Jakarta, Rabu (27/7). Foto: Friederich Batari/JPNN.com
Continue Reading