Connect with us

EKONOMI

Wajib Sertifikasi, 109 Karyawan Hotel di Kupang Ikut Uji Kompetensi

Published

on

Ketua LSP Mahamu Mandiri, Marud, MA.Par (kiri) menyerahkan kepada General Manager Hotel Sasando Stanislaus Sanga Ama, nota kesepakatan tentang penyelenggaraan kegiatan sertifikasi tenaga kerja profesional di bidang pariwisata di Aula Hotel Sasando, Jumat (10/8).

Kupang, penatimor.com – Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Mahamu Mandiri bekerja sama dengan Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Keparawisataan Kementrian Pariwisata, menggelar uji kompetensi kepada 109 orang karyawan hotel di Aula Hotel Sasando, Jumat (10/8).

Mereka merupakan perwakilan dari lima hotel berbintang yang ada di Kota Kupang, di antaranya Hotel Sasando, Hotel Amaris, Hotel New Aston, Hotel Aston dan Hotel SMKN 3 Kupang.

Kegiatan tersebut akan berlangsung selama dua hari, terhitung tanggal 10-11 Agustus 2018.

Ketua LSP Mahamu Mandiri, Marud, MA.Par, dalam sambutannya, mengatakan, kegiatan sertifikasi ini sangat penting bagi seorang pekerja untuk menghadapi persaingan global termasuk Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang telah diluncurkan pemerintah sejak tahun 2015.

Menurut Marud, setelah dinyatakan lulus dan memperoleh sertifikat profesi okupasi, pekerja atau sumber daya manusia (SDM) ini diakui bahwa pemegang sertifikat telah berkompeten dalam bidang.

“Uji kompetensi ini mengacu pada standar operasi Asean, dimana sistem okupasi ini benar-benar mengaju pada skil yang terarah,” kata Marud saat menyampaikan sambutan pada acara pembukaan uji kompetensi.

Marud menjelaskan, uji kompetensi ini berorientasi kepada peserta, agar mampu atau lebih menguasai setidaknya tiga hal yaitu skil (keahlian), pengetahuan dan sikap di bidang pekerjaannya masing-masing.

Dengan demikian, diharapkan standar okupasi ini, tenaga kerja lokal mampu bersaing dengan pekerja luar yang juga memiliki sertifikat okupasi.

Kegiatan tersebut telah dilakukan sesuai dengan kuota yang disediakan kepada peserta oleh Kementerian Parawisata di seluruh Indonesia.

“Kegiatan serupa sudah kami lakukan di beberapa provinsi pada tahap pertama, dan tahap ke dua kami juga sudah menggelar di Provinsi Aceh, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Kalimantan yang meliputi Pontianak, Palangkaraya, Tarakan, Banjarmasin, Samarinda dan Balikpapan,” ungkap Marud.

Kepala Bidang Kelembagaan Dinas Pariwisata NTT Ronny Fernandez, saat membuka kegiatan Fasilitas Sertifikasi Uji Kompetensi Sektor Pariwisata Bidang Hotel dan Restoran, mengatakan, sertifikasi ini sangat peenting karena kedepan semua karyawan hotel wajib memiliki sertifikasi sehingga potensi pariwisata NTT yang mendunia ini terus didorong.

Menurutnya, kegiatan sertifikasi kepada karyawan hotel merupakan program tahunan dinas pariwisata NTT, namun tingkat kesadaran karyawan hotel sangat minim pada hal sertifikasi ini dapat meningkatkan upahnya dan meningkatkan kualitas hotel itu sendiri.

“Kami selalu menyelenggarakan kegiatan yang sama, namun partisipasi masih sangat minim,” kata Ronny Fernandez.

Lanjut Ronny, pemerintah akan terus meningkatkan kualitas karyawan hotel dan akan mewajibkan karyawan hotel bersertifikat

“Kami akan mengusulkan ini menjadi peraturan daerah agar industri perhotelan wajib menaati peraturan, karena ini menguntungkan pihak hotel, karyawan dan juga pengunjung dengan demikian pariwisata kita terus meningkat,” papar Ronny.

General Manager Hotel Sasando Stanislaus Sanga Ama, dalam sambutannya, mengatakan, kesuksesan seseorang dalam profesinya masing-masing, tentu mengalami kendala atau masalah. Namun jika mampu dilalui masalah tersebut, maka tentu akan mendapat apa yang diinginkan.

Di era moderen ini kata Stanislaus, perusahan atau industri membutuhkan tenaga kerja yang berprofesional, dengan menerapkan standar atau persyaratan yang harus dimiliki sebagai bukti bahwa kita memiliki keahlian khusus.

“Untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, tentu kita harus melewati kerikil-kerikil tajam dan sementara ini kita semua sementara jalani. Namun lewat kegiatan ini, posisi kita sementara berada di rel yang tepat, karena dengan mendapat sertifikasi sebagai SIM, maka kualitas dala profesi kita telah teruji,” ujar Stanislaus.

Ditambahkan, persaingan saat ini tidaklah mudah bagi seorang pencari kerja, sehingga lewat kesempatan ini diharapkan dapat diikuti dengan baik agar bisa lulus uji kompetensi.

“Kesempatan ini tidak dimiliki orang banyak, sehingga pergunakan kesempatan tersebut untuk mendapatkan SIM atau sertifikasi ini,” imbuhnya.

Acara pembukaan ini ditutup dengan penandatangan MoU antara LSP dan Hotel Sasando tentang penyelenggaraan kegiatan sertifikasi tenaga kerja profesional di bidang pariwisata. (R1)

Advertisement


Loading...
error: Content is protected !!