HUKRIM
Kepala BNN-Dirjenpas: Kita Harus Saling Percaya
Jakarta, penatimor.com – Kepala BNN, Heru Winarko, memenuhi undangan Pembekalan Program Pencegahan dan Pemberdayaan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) di Gedung Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas), Jakarta Pusat, Selasa (24/7).
Di hadapan siswa alumni Politeknik Ilmu Pemasyarakatan Angkatan 50, Heru mengisi kuliah umum terkait kondisi global penyalahgunaan narkoba di Indonesia.
Mengawali sambutannya, Heru menceritakan sedikit pengalamannya bekerja bersama Ditjenpas.
Menurut Heru, Lapas merupakan muara, dari semua aktifitas yang dilakukan petugas penegak hukum.
“Lapas adalah hasil akhir dari apa yang dikerjakan para penegak hukum. Di sini para pelaku tindak kejahatan akan diberdayakan dan dibina,” ujar Heru.
Terkait kejahatan Narkoba, Heru menilai perlu perlakuan khusus oleh Dirjenpas terhadap para pelaku kejahatan Narkoba.
“Kejahatan Narkoba sangat kompleks, berbeda dengan kejahatan lainnya, sehingga perlu penanganan khusus dari pemerintah,” kata Heru.
Heru manambahkan bahwa daya rusak Narkoba sangat besar, bahkan melebihi tindak kejahatan terorisme.
“Kondisi pasar narkoba di Indonesia sangat luarbiasa, BNN mengantongi angka prevalensi sebesar 1,77% atau sekitar 3,5-4juta orang melakukan penyalahgunaan narkoba” imbuh Heru.
Tahun 2030, Indonesia digadang-gadang akan mengalami peningkatan perekonomian yang sangat pesat. Hal tersebut dikarenakan meningkatnya jumlah populasi usia produktif pada rentang tahun tersebut, atau yang dikenal dengan istilah Bonus Demografi. Kondisi menguntungkan ini tidak dialami oleh semua negara.
“Kita akan kehilangan kesempatan menjadi Indonesia Emas, jika wabah penyalahgunaan Narkoba tidak ditekan,” kata Heru.
Dalam paparannya, Heru sedikit membocorkan kondisi Pasar Gelap Narkoba yang terjadi di Indonesia.
Menurut Heru, Napi-napi yang divonis mati tapi belum dieksekusi itu namanya semakin harum didunia peredaran gelap Narkoba, mereka seolah semakin terkenal dan dipercaya oleh jaringan sindikat Internasional.
Secara persuasive, Heru mengajak para penegak hukum untuk saling percaya dan bersikap jujur terhadap diri sendiri dan organisasi. Hal tersebut disampaikan berkaitan dengan banyaknya pengungkapan kasus yang melibatkan narapidana dan oknum petugas Lapas.
“Kita yang hadir disini adalah calon pemimpin, Ikan busuk asalnya dari Kepala”, kata Heru memberi kiasan.
Artinya, siswa yang hadir merupakan calon kepala yang nantinya akan memimpin Lapas. Jika sejak dini sudah ditanamkan sikap jujur, maka negara akan memiliki pemimpin lapas yang jujur.
Kedepannya, Heru berharap kerjasama antara BNN dan Ditjenpas akan semakin baik. Khususnya dibidang pengembangan sistem pencegahan penyalahgunaan narkoba di Lapas akan terus berkembang.
“Kami akan membicarakan penanggulangan penyalahgunan Narkoba di Lapas hingga ketingkat Daerah,” tutup dia. (R3)