UTAMA
Bank Indonesia Terima Penghargaan Gubernur NTT
Kupang, Penatimor.com – Bank Indonesia Perwakilan Nusa Tenggara Timur (BI NTT) menerima penghargaan dari Gubernur NTT, Frans Lebu Raya atas kontribusinya terhadap pengendalian inflasi terbaik serta peran BI dalam mendukung pengembangan ekonomi kreatif di daerah itu.
Selain BI NTT, penghargaan juga diberikan kepada 14 perusahaan lainnya yang telah berinvestasi dan membuka lapangan pekerjaan serta mendukung pembangunan perekonomian di Provinsi NTT.
Penyerahan piagam penghargaan diserahkan langsung oleh Gubernur Frans Lebu Raya didampingi Wakil Gubernur Beny Aleksander Litelnoni di GOR Oepoi Kupang, Jumat (13/7/2018) dalam rangkaian acara ibadah syukur akhir masa jabatan gubernur dan wakil gubernur NTT.
Kepala Bank Indonesia Perwakilan NTT, Naek Tigor Sinaga usai menerima penghargaan, kepada wartawan mengatakan, salah satu fungsi utama BI adalah memberikan advisory kepada pemerintah provinsi dalam upaya mitigasi risiko terkait pengendalian inflasi.
“Sebagai informasi bahwa pada tahun 2014 penilaian inflasi secara nasional, TPID NTT dinyatakan sebagai pengendali inflasi terbaik yang mana penghargaan diberikan oleh bapak Presiden Joko Widodo pada tahun 2015 kemarin,” ungkapnya.
Menurut Sinaga, inflasi dalam 5 tahun terakhir menunjukkan tren yang terus menurun dan lebih stabil. Capaian inflasi berturut-turut dalam lima tahun terakhir yakni 8,41% (yoy) pada tahun 2013, yang terus menurun menjadi 7,76% (yoy) pada tahun 2014; 4,92% (yoy) pada tahun 2015;2,48% (yoy) pada tahun 2016 dan 2,00% (yoy) pada tahun 2017.
“Pencapaian tersebut terutama disebabkan oleh semakin terkendalinya harga kelompok bahan makanan bergejolak (volatile food) seperti beras, daging dan telur ayam ras, ikan segar, bumbu-bumbuan dan sayur-sayuran, sebagai dampak dan upaya pengendahan inflasi yang terus dilakukan bersama-sama oleh TPID Provinsi NTT,” kata Sinaga.
Selain itu, Sinaga mengungkapkan, BI juga melakukan pengembangan ekonomi kreatif dengan mengembangkan Klaster Rumah Tenun. Karena Tenun Ikat merupakan hasil budaya yang mencerminkan wajah kekhasan NTT. Seiring dengan meningkatnya permintaan pasar akan tenun ikat NTT, Bank Indonesia memandang strategis melakukan pengembangan untuk menjadi penggerak ekonomi lokal melalui pemberdayaan kelompok perempuan.
“Dengan semangat tersebut KPw BI Provinsi NTT melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) telah membangun 6 (enam) rumah tenun yang tersebar di beberapa Wilayah di NTT,” paparnya.
Dia menjelaskan, selain Rumah Tenun, Bank Indonesia juga memberikan dukungan melalui bantuan peralatan tenun, pelatihan penguatan kelembagaaan, dan kewirausahaan, dan perluasan akses pasar.
“Jumlah penenun yang saat ini tergabung di 6 (enam) Rumah Tenun telah mencapai 222 orang. Saat ini beberapa pelaku usaha rumah tenun juga sudah menjadi inspirasi dengan menjadi instruktur di berbagai tempat di NTT maupun daerah lainnya,” tandasnya. (R2)