UTAMA
Selama 2018, Sudah 45 Kasus Kebakaran di Kota Kupang
Kupang, penatimor.com – Memasuki musim kemarau dan angin kencang yang saat ini sedang berlangsung di wilayah NTT terkhususnya wilayah Kota Kupang, membuat masyarakat lebih waspada akan dampak yang ditimbulkan yaitu potensi kebakaran yang meningkat.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Kupang Mesakh R. Bailaen, saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (23/5), mengatakan, pihaknya banyak menerima laporan kebakaran.
Untuk periode bulan Januari sampai Mei 2018, sudah ada 45 kasus kebakaran yang terjadi di Kota Kupang, dengan total kerugian sebesar Rp 1.551.000.000.
“Tapi pada umumnya kebakaran yang terjadi adalah kebakaran lahan atau rumput,” ujar Mesakh.
Menurutnya, tempat yang sering terkena kebakaran dan sudah didata pihaknya selama Januari hingga Mei 2018 adalah kos-kosan, kebakaran rumput, mobil, salon dan juga rumah warga.
“Jumlah terbanyak kasus kebakaran adalah kebakaran rumput,” sebut dia.
Mesakh menjelaskan penyebab kebakaran tersebut sebenarnya adalah hal yang dianggap sepele oleh masyarakat setempat, misalnya membakar sampah.
“Banyak kasus terjadi karena awalnya ya bakar sampah, tapi tidak diperhatikan barang apa yang berada di sekitar pembakaran itu, ditambah dengan cuaca seperti sekarang ini panas dan angin kencang akhirnya dari sampah merambat ke mana-mana,” ujarnya.
Wilayah yang banyak terjadi kebakaran, antara lain di RSS Oesapa, Jalan Frans Seda, Jalan El Tari, wilayah Oebobo dan juga beberapa tempat lainnya.
Mesakh juga mengimbau masyarakat yang mempunyai lahan kosong agar selalu dibersihkan, dan sampah ditumpuk saja, jangan dibakar, karena sangat berpengaruh pada kebakaran yang lebih besar.
“Jangan biarkan rumput tumbuh dan menjadi kering karena itu mudah untuk terbakar. Harus diperhatikan karena bisa saja melahap rumah warga. Selain itu bagi masyarakat yang mau bakar sampah perhatikan benda yang ada di sekitar tempat pembakaran, jangan sampai benda tersebut termasuk mudah terbakar,” ujarnya.
Mesakh juga menekankan agar masyarakat segera melaporkan bila ada kejadian kebakaran, dan jangan menunggu karena persebaran api di musim kemarau dan angin kencang saat ini lebih cepat.
Pihaknya juga selalu siaga dan siap 24 jam untuk membantu masyarakat dengan fasilitas pemadam yang sudah tersedia dan anggota pemadam yang siap selalu turun ke lapangan.
“Saat ini jumlah armada pemadam kebakaran ada 6 unit dan 4 mobil tanki,” tutup Mesakh. (R1)