PILKADA
Tingkatkan Dana Program DeMAM, Mama Emi Ingin Berantas Kemiskinan
Waingapu, penatimor.com – Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tercatat sebagai provinsi ketiga termiskin di Indonesia. Walau mendapatkan predikat kurang menyenangkan, banyak orang yang terus berjuang untuk memberantas kemiskinan di provinsi Seribu Pulau ini.
Salah satunya adalah Mama Emi, sapaan akrab Cawagub Emellia Julia Nomleni. Menurutnya, untuk memperkuat perekonomian masyarakat, Program Desa Mandiri Anggur Merah (DeMAM) harus terus digulirkan.
“Program DeMAM selama ini dianggap berhasil. Kalau tahun-tahun sebelumnya, angkanya Rp 250 juta per desa per tahun, ke depan, angka itu kami naikkan menjadi Rp 500 juta per desa per tahun. Ini kita lakukan untuk memperkuat perekonomian masyarakat,” kata Mama Emi saat melakukan kampanye dialogis di Kelurahan Kambajawa, Kecamatan Kambera, Sumba Timur, Jumat (27/4).
Perempuan berambut putih itu percaya, kemiskinan yang terjadi selama ini disebabkan belum kuatnya perekenomian masyarakat. Suntikan dana yang disiapkan pemerintah dalam bentuk Program DeMAM sangat membantu perekonomian mereka.
Program ini, sambungnya, akan membuat masyarakat berpikir dan bertindak sesuai kondisinya. “Program ini kami teruskan karena sangat membantu masyarakat. Masyarakat diajak berpikir dan berbuat untuk menentukan sendiri apa yang akan diusahakannya,” jelasnya.
Mama Emi menambahkan, masyarakat butuh pendampingan dan pelatihan dalam menjalankan program ini. “Pemerintah akan mengambil peran itu dengan memberikan pendampingan dan pelatihan terhadap masyarakat dalam mengembangkan usahanya, dengan modal yang telah disiapkan pemerintah itu,” ungkapnya.
Program DeMAM di mata Mama Emi, berkaitan juga dengan usaha pemerintah dalam membuka lapangan pekerjaan di NTT. “Agar anak-anak kita, pemuda-pemudi kita, tidak lagi mencari kerja di tempat lain. Kita tidak lagi mengirim anak-anak kita mencari kerja di tempat lain. Yang perlu kita lakukan adalah menyiapkan modal, memberikan pelatihan kepada mereka, agar mereka bertahan di tanah ini untuk mengembangkan perekonomian di NTT,” tegasnya.
Dia yakin, dengan pemberian modal dan pelatihan, pemuda-pemudi NTT bisa membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain.
“Jadi kita tidak pusing lagi dengan langkanya lapangan pekerjaan di NTT. Seorang yang mendapatkan modal sekaligus pelatihan, membuka lapangan pekerjaan, sebenarnya dia tidak sedang menolong dirinya sendiri. Dengan melakukan hal mulia itu, dia bisa memperbantukan dan membantu banyak orang,” ujarnya. (R2)