PILKADA
Di Flotim, Mama Emi Cerita Soal Kehebatan Perempuan
Larantuka, penatimor.com – Meski sering dinomorduakan dalam masyarakat, perempuan sesungguhnya adalah ciptaan Tuhan yang dianugerahi banyak kehebatan. Bahkan, kehebatan ini tidak dimiliki laki-laki.
Cawagub NTT nomor urut 2, Emelia Nomleni, mengatakan salah satu kehebatan perempuan adalah dia mengerti banyak hal.
“Yang ngerti soal perempuan itu perempuan, dan yang mengerti persoalan laki-laki juga perempuan,” kata Mama Emi, sapaan akrab Emelia, saat kampanye dialogis di Desa Riang Keme, Kecamatan Ile Mandiri, Kabupaten Flores Timur (Flotim), Rabu (11/4/2018).
Mama Emi mencontohkan, ketika suami baru pulang ke rumah dan mengeluhkan kepala sakit, istri sudah bisa mengerti.
“Mama sudah tahu bapak tidak punya uang kah atau hal lain. Kalau persoalannya bukan uang, mama pasti bilang ‘sudah nanti kita selesaikan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya’,” kata Mama Emi disambut tawa lima ratusan warga yang hadir.
Sebaliknya, kata Mama Emi, jika sang istri yang sakit kepala, dia tetap harus bekerja mengurus rumah tangga.
“Mama-mama kalau kepala sakit setengah mati, tetap harus beli beras ke pasar, memasak dan urus anak,” kata pasangan Marianus Sae ini.
Menurut insinyur jebolan UKI Jakarta ini, hal lainnya yang membedakan laki-laki dan perempuan adalah dalam pengelolaan keuangan.
“Kalau bapak punya uang sisa Rp 20 ribu, biasanya beli rokok, lalu habis. Kalau Mama akan beli beras sekilo, telur dua butir untuk memastikan anak-anaknya tidak lapar di sekolah,” kata Mama Emi disambut tepuk tangan, khususnya kaum ibu.
Bahkan, lanjut Mama Emi, ketika suami sedang tidak punya uang namun kedatangan teman, istri rela berhutang ke warung untuk tetap menyediakan hidangan.
“Ini semua dilakukan untuk menjaga harga diri dan kehormatan suami digadapan teman-temannya,” ungkap Mama Emi.
Mama Emi menjelaskan, kehebatan khas perempuan ini yang dia terapkan dalam mengelola NTT, jika dipercaya masyarakat menjadi pemimpin Flobamora.
“Seorang perempuan tidak akan membiarkan satu pun anggota keluarganya lapar,” kata Mama Emi melihat problem kemiskinan yang masih melanda NTT.
Dalam diri kebanyakan perempuan, kata Mama Emi, juga tidak ada ambisi yang tinggi. “Perempuan tidak ingin lebih dari apapun, tapi cuma ingin memastikan semua berjalan dengan baik,” ujar perempuan berambut putih ini.
Namun demikian, Mama Emi menegaskan, perlu kerja sama yang baik antara perempuan dan laki-laki dalam mengelola NTT.
“Kita tidak ingin bersaing. Tapi kita bisa duduk bersama laki-laki untuk mengelola NTT,” papar Mama Emi. (R2)