HUKRIM
Pekerjaan Diduga Bermasalah, Plafon 7 Ruang Kelas SDN I Naioni Kupang Roboh Setelah Dua Tahun Diperbaiki

KUPANG, PENATIMOR – Baru dua tahun terpakai, plafon di tujuh ruangan Sekolah Dasar Negeri (SDN) I Naioni, Kecamatan Alak, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, roboh dengan sendirinya.
Kejadian ini memantik perhatian, pasalnnya sekolah tersebut baru selesai diperbaiki pada tahun 2022 lalu, pasca-bencana siklon tropis Seroja, dan kini harus mengalami kerusakan yang cukup serius.
Pekerjaan perbaikan gedung sekolah ini dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada 2022, dan diserahterimakan pada 21 Maret 2022.
Namun, plafon dari tujuh ruangan di sekolah yang terletak di RT 20, RW 09, Kelurahan Naioni, ini roboh secara tiba-tiba.
Beruntung, saat peristiwa tersebut terjadi, baik siswa maupun guru tidak berada di dalam kelas.
“Kejadiannya saat kami sudah pulang sekolah,” ungkap Wakil Kepala Sekolah SDN I Naioni, Yustus Nenotek, dalam wawancara di ruang kerjanya, Jumat (17/1/2025).
Ia menambahkan, plafon yang roboh terjadi di ruang kelas 1 hingga 6, serta perpustakaan. Peristiwa robohnya plafon kelas 6 terjadi pada Jumat pagi sekitar pukul 06.00 Wita, beruntung belum ada aktivitas belajar mengajar yang berlangsung, sehingga tidak ada korban jiwa.
“Saat kejadian, aktivitas belajar mengajar belum dimulai. Material plafon yang roboh sudah dibersihkan oleh siswa,” kata Yustus.
Namun, ia mengungkapkan rasa khawatir akan kejadian serupa yang dapat menimpa guru maupun siswa.
“Kami sering meninggalkan ruangan yang plafonnya masih utuh untuk menghindari kejadian yang lebih fatal,” tambahnya.
Saat ini, dari tujuh ruangan yang ada, tiga di antaranya masih memiliki plafon utuh. Namun, Yustus memperkirakan bahwa dalam waktu dekat, dua ruangan lagi akan mengalami kerusakan serupa.
Penyebab robohnya plafon ini diduga akibat cuaca buruk, seperti hujan dan embun yang menyebabkan kelembapan tinggi.
Semua plafon yang roboh terbuat dari bahan gypsum yang rentan terhadap kelembapan.
Kejadian ini telah dilaporkan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Kupang, meskipun pihak sekolah belum mengetahui langkah lanjut yang akan diambil.
“Kami sudah melaporkan ke dinas, namun kami masih menunggu tindak lanjutnya. Sementara itu, aktivitas belajar mengajar tetap berjalan lancar untuk 123 siswa di sekolah kami,” tutup Yustus. (ric)
