Connect with us

EKONOMI

Perjalanan Inspiratif Patrick Domal: Dari Sepak Bola ke Kuliner Labuan Bajo

Published

on

Patrick Domal di Thirteen Chicks" Labuan Bajo, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat. (Foto: Nofik Lukman Hakim)

LABUAN BAJO, PENATIMOR – Nama Patrick Domal masih menggelitik benak pecinta sepak bola Daerah Istimewa Yogyakarta. Sosok yang pernah meramaikan pertandingan PSS Sleman dan Persiba Bantul. Namun, kini, ia telah memulai perjalanan yang sangat berbeda.

Patrick Domal bukan satu-satunya bintang sepak bola yang bersinar dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Nama-nama seperti Yabes Roni Malaifani, Franky Missa, dan Ibrahim Sanjaya saat ini meramaikan klub-klub Liga 1 dan Liga 2.

Selain mereka, ada juga Marselino Ferdinan dan Oktafianus Fernando, dua pemain berbakat asal NTT.

Tapi jauh sebelum para pemain ini mencapai puncak karier mereka, Patrick Domal telah membawa kebanggaan NTT di Pulau Jawa.

Awalnya, Patrick merantau ke Yogyakarta untuk mengejar pendidikan di STIPER Yogyakarta. Namun, takdir membawanya ke lapangan hijau sebagai pemain sejak tahun 2007.

PSS Sleman adalah tim yang paling sering mempercayai Patrick Domal. Pemain yang dikenal dengan nomor punggung 13 ini mengenakan seragam PSS pada tahun 2007, 2009, dan 2012.

Namun, perjalanan sepak bola Patrick Domal tidak berhenti di situ. Ia juga membela Persih Tembilahan (2008), Persiba Bantul (2011), Perseman Manokwari (2014), PSGC Ciamis (2015), PSCS Cilacap (2016), dan PPSM Magelang (2010 dan 2017).

PSCS menjadi tim yang bersinar pada ISC B 2016, dan itu adalah momen besar dalam kariernya.

Bersama Khomad Suharto dan Haudi Abdillah, Patrick Domal berhasil membuat lini belakang PSCS menjadi tangguh, dan tim tersebut akhirnya menjadi juara ISC B 2016.

Namun, pada tahun 2018, Patrick membuat keputusan besar. Ia memutuskan untuk pensiun dari dunia sepak bola. Ketika para pemain NTT mulai merantau ke berbagai tempat, Patrick justru memilih untuk pulang ke Kabupaten Manggarai Barat.

Lalu, bagaimana kabar Patrick Domal saat ini? Dia telah membuka sebuah rumah makan yang diberi nama “Thirteen Chicks” di Labuan Bajo, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat.

“Thirteen Chicks” adalah hasil dari perjuangan Patrick Domal untuk mendukung keluarganya setelah pensiun sebagai pemain. Meskipun telah beralih dari lapangan hijau ke dunia kuliner, ia tetap setia pada nomor 13 yang menjadi ciri khasnya.

“Niat awalnya ingin pensiun dan pulang kampung karena saya sudah merantau selama belasan tahun. Saya ingin dekat dengan keluarga saja. Tapi saat sampai di sini, saya bingung mau ngapain. Saya mencari peluang bisnis yang cocok untuk saya, dan akhirnya saya memilih kuliner,” kata Patrick Domal.

Ayam geprek menjadi pilihan Patrick Domal bersama sang istri. Ayam geprek sangat dekat dengan mereka karena telah tinggal bertahun-tahun di Yogyakarta, di mana kuliner ayam geprek begitu populer.

Pada tahun 2018, jajanan ayam geprek belum begitu populer di Labuan Bajo. Maka, Patrick Domal mencoba mengangkat pamor ayam geprek untuk dinikmati oleh masyarakat lokal dan wisatawan asing.

“Saat itu, pesaing ayam geprek tidak begitu banyak. Hanya ada tiga pesaing berat. Sekarang, ketiga pesaing itu malah sudah tutup di sini,” ujar Patrick Domal.

Patrick Domal tidak langsung membuka gerainya di pinggir jalan utama Manggarai Barat. Perjuangannya dimulai dengan membuka usaha dari rumah dan memasarkannya bersama sang istri secara door to door.

“Awalnya, saya hanya melihat peluang, sambil menjalankan minat saya di sepak bola. Secara perlahan, saya mengambil lisensi pelatih, tapi bisnis tetap berjalan sebagai penopang,” jelas Patrick Domal.

Mereka belajar dari berbagai sumber, termasuk YouTube, dari orang lain, dan mengikuti banyak pelatihan UMKM. Labuan Bajo merupakan tempat yang beruntung karena mendapat perhatian dari pemerintah pusat dalam hal pelatihan UMKM, termasuk digital marketing.

Pandemi Covid-19 menjadi momen kebangkitan usaha Patrick Domal. Saat banyak usaha gulung tikar, bisnis ayam gepreknya justru melesat. Usahanya juga ikut terlibat dalam menyediakan ribuan box ayam geprek selama KTT ASEAN 2023.

Kini, Thirteen Chicks memiliki tiga cabang di Labuan Bajo dan berencana membuka cabang di kota lain di NTT. Patrick Domal pun bisa melatih dengan tenang karena usahanya sudah ada yang mengurus.

“Tahun lalu kami membuat sejarah dengan meloloskan NTT ke Popnas. Tahun ini saya ikut tim Pra PON dan baru saja menyelesaikan Pra PON di Bali. NTT lolos ke PON 2024 dengan status juara grup,” ungkap Patrick Domal.

Patrick Domal, yang kini memegang lisensi setara B AFC, memiliki keinginan untuk terus berada di dunia sepak bola. Namun, bisnis kuliner bersama Thirteen Chicks juga terus dikembangkan di Labuan Bajo dan daerah sekitarnya.

Perjalanan Patrick Domal dari lapangan hijau menjadi pemilik usaha kuliner adalah bukti nyata bahwa keberanian untuk berubah dan mencari peluang baru dapat membawa seseorang ke arah yang lebih baik.

Labuan Bajo dan warganya dengan senang hati menyambut perubahan ini, dan cerita Patrick Domal menjadi inspirasi bagi banyak orang di sana. (bet)

Advertisement


Loading...
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

EKONOMI

Bank Bengkulu Sambangi Bank NTT untuk Studi Banding Smart Branch

Published

on

Dirut Bank NTT Alex Riwu Kaho bersama jajarannya berpose dengan rombongan Bank Bengkulu, Kamis (7/12/2023).
Continue Reading

EKONOMI

Bank NTT Mendominasi Pasar Transaksi Digital di NTT dengan Lonjakan Merchant EDC dan Agen Di@ Bisa

Published

on

Continue Reading

EKONOMI

Revolusi Energi Hijau: Kadin NTT Unggul dengan Program Co-Firing Wood Chips menuju Net Zero Emission

Published

on

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, melanjutkan rangkaian penjurian Kadin Impact Award (KIA), mengadakan roadshow ke Besipae, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada 25 Oktober 2023.
Continue Reading