Connect with us

HUKRIM

Vivick Tjangkung jadi Kapolres Perempuan Pertama di NTT, Berdarah Manggarai-Lembata, Lahir di Ende

Published

on

AKBP Dr. Josephien Vivick Tjangkung, S.Sos., M.Ikom., ditunjuk Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menjadi Kapolres Lembata.

KUPANG, PENATIMOR – Untuk pertama kalinya dalam sejarah Polri di wilayah Nusa Tenggara Timur, jabatan Kapolres dijabat oleh seorang polisi wanita.

AKBP Dr. Josephien Vivick Tjangkung, S.Sos., M.Ikom., ditunjuk Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menjadi Kapolres Lembata.

Polwan berdarah Manggarai-Lembata itu dikenal sebagai salah satu Polwan berprestasi dan bernyali tinggi. Namanya terkenal karena kerap menangkap sejumlah publik figur yang terlibat kasus narkoba.

Salah satu yang paling terkenal ialah saat dirinya menangkap Zarima Mafsur terkait kasus penyalahgunaan narkoba.

Kini Vivick kembali ke kampung halaman sang ibunda sebagai orang nomor satu di jajaran Polres Lembata. Kepercayaan yang diterimanya itu sekaligus mencatatkan dirinya sebagai Kapolres Perempuan Pertama di wilayah Polda NTT.

Kabar mengenai penunjukan dirinya sebagai Kapolres Lembata dikonfirmasi Waka Polda NTT, Brigjen Pol. Drs Heri Sulistianto pada Rabu 29 Maret 2023. Heri Sulistianto membenarkan adanya mutasi sejumlah Kapolres di NTT dan Karo Ops Polda NTT. “Benar ada mutasi dari Mabes Polri,” tandas mantan Kapolresta Kupang Kota kepada wartawan di Kupang.

Sejumlah jabatan yang dilakukan mutasi di antaranya Kepala Biro Operasional (Karo Ops) Polda NTT dan tujuh Kapolres di wilayah Polda NTT.

Tujuh Kapolres yang dimutasi yakni Kapolres Manggarai Barat, Alor, Kupang, Sumba Barat, Belu, Manggarai dan Lembata.

Dalam mutasi kali ini, Karo Ops Polda NTT Kombes Pol Widoni Fedri, SIK., SH., pindah menjadi Karo Rena Polda Maluku menggantikan Kombes Pol Sus Edy Tafif yang dimutasi ke Dit Binmas Korbinmas Baharkam Polri.

Kombes Pol Deonijiu De Fatima, SIK., SH., yang baru menyelesaikan pendidikan Sesko TNI TA 2022 menjadi Karo Ops Polda NTT.

Sementara AKBP Josephien Vivick Tjangkung perwira menengah kelahiran Ende, 15 Maret 1971 ditunjuk sebagai Kapolres Lembata.

Sebelumnya, Vivick Tjangkung menjabat sebagai Kabagbinopsnal Ditbinmas Polda Metro Jaya.

Sejumlah prestasi yang pernah ditorehkan Vivick Tjangkung sebelum menempati posisi Kapolres Lembata ialah;

Vivick Tjangkung merupakan salah satu anggota polisi yang berhasil menangkap Zarima Mafsur pada 1996 silam. Penangkapan Zarima Mafsur kala itu menghebohkan publik karena julukan  yang melekat pada Zarima Mafsur sebagai Ratu Ekstasi.

Tak hanya Zarima, sejumlah artis pernah ditangkap Vivick Tjangkung saat dirinya menjabat sebagai Kasat Narkoba Polres Jakarta Selatan.

Pada Juni 2016, Vivick Tjangkung membekuk artis sinetron Restu Sinaga. Saat itu Restu terlibat kasus narkoba jenis ganja dan kokain.

Pada 6 Agustus 2017 penyanyi Marcello Tahitoe alias Ello juga diciduk Vivick Tjangkung karena kedapatan memiliki satu paket narkoba jenis ganja.

Sementara pada Juli 2019, giliran Jefri Nichol yang diciduknya terkait kasus ganja.

Di tahun berikutnya, tepatnya Mei 2020 Vivick Tjangkung kembali membuat publik tersentak.

Vivick bersama timnya menangkap artis Roy Kiyoshi di kediamannya di Cengkareng, Jakarta Barat.

Roy Kiyoshi kedapatan menggunakan psikotropika jenis benzo yang biasa digunakan para penderita gangguan kecemasan dan insomnia.

Masih di tahun yang sama, Vivick Tjangkung bersama timnya meringkus aktor Dwi Sasono karena menggunakan narkoba jenis ganja.

Dwi Sasono diciduk dari kediamannya di Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan.

Di luar tugasnya sebagai seorang polisi, Vivick Tjangkung pernah berkecimpung di dunia tarik suara dan peran.

Pemilik nama lengkap Josephine Vivick Tjangkung ini pernah merilis album rekaman dan membintangi sejumlah sinetron antara lain Shakila, Oo Jekri, dan Suami, Istri & Dia.

Tidak hanya itu, di bidang pendidikan, Vivick merupakan doktor Ilmu Komunikasi di Universitas Sahid, Jakarta.

AKBP Dr. Josephien Vivick Tjangkung, S.Sos., M.Ikom., lahir di Ende-Flores pada 15 Maret 1971 dari ayah Aloysius Tjangkung, dan ibundanya Dintje Lelaona Tjangkung.

Ayahnya merupakan orang Manggarai, sedangkan Ibundanya berasal dari Lembata, tepatnya di Lamalera, kampung yang terkenal dengan perburuan Ikan Paus.

Deretan Prestasi Vivick Tjangkung

Sederetan prestasi terukir nyata mengiringi langkah pengabdian, seorang Vivick Tjangkung di Korps Bhayangkara.

Wanita kelahiran Ende, Flores, 15 Maret 1971 ini harus diakui punya nyali besar.

Berbagai kasus narkoba dengan jaringan internasional berhasil diungkapnya. Salah satu yang sangat diapresiasi masyarakat adalah kisah penangkapan Zarima, Sang Ratu Extasy.

Padahal, risiko yang tidak kecil senantiasa mengancamnya, ketika menjalankan tugas undercover di lapangan. Dalam posisi itu, Vivick jadi orang pertama yang harus berhadapan dengan risiko yang paling buruk sekalipun.

Tapi, semua risiko dan rasa takut yang menyelimutinya, tidak menyurutkannya menunaikan tugas. Ia senantiasa bertekad memberikan sumbangsih terbaik bagi Ibu Pertiwi.

Bukan tanpa alasan jika ia sangat concern dalam pemberantasan narkoba. Baginya, ancaman narkoba terhadap anak bangsa bukan lagi perkara-main. Narkoba telah dan akan terus meracuni generasi demi generasi. Narkoba telah menjelma jadi ancaman sangat serius bagi kemajuan bangsa. Jadi, sudah seharusnya semua elemen masyarakat memerangi narkoba sampai ke akar-akarnya.

Karena semua reputasi itu, ia akhirnya dipromosiķan menjabat sebagai Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Selatan.

Sebelum melepas jabatan sebagai Kasat Narkoba, Vivick sukses memproses Roy Kiyoshi, pesohor indigo itu berhadapan dengan hukum atas penyalahgunaan narkoba.

Vivick kemudian mengemban amanat sebagai Kasubbid Multimedia Humas Polda Metro Jaya.

Terkait peran polwan di era digital, menurut Vivick adalah suatu keharusan bagi setiap polwan untuk cepat beradaptasi dengan era digitalisasi ini. Karena fenomena perubahan perilaku masyarakat tidak lepas dari pesatnya perkembangan teknologi informasi saat ini.

Lebih jauh, lulusan Program Doktor Ilmu Komunikasi Sekolah Pascasarjana Usahid Jakarta itu menambahkan.

”Karena polwan juga jadi tiang dalam profesional kerja Polri di era 4,0 semua sudah masuk dalam manejemen digital. Jika polwan tidak cepat beradaptasi, maka polwan ketinggalan. Kepiawaian seorang polwan harus selangkah lebih maju dari wanita yang berprofesi lain. Karena profesi polwan adalah sebagai Dewi Penyelamat bagi kaum wanita, anak-anak, wanita lansia juga termasuk pria dalam menghadapi berbagai macam permasalahan kehidupan. Saat ini wanita Indonesia sudah sangat banyak bisa ada di posisi setaraf dengan pria. Begitu juga dengan polwan di Kepolisian Republik Indonesia ini harus mampu memposisikan kemampuan yang ada pada diri polwan setaraf”.

Vivick juga menyiratkan harapannya pada semua rekan polwan di Kepolisian Republik Indonesia.

”Sudah tidak ada lagi polwan ada di belakang. Polwan harus seimbang. Banyak sekali penyelesaian permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat membutuhkan kehadiran polwan. Polwan juga dituntut harus memiliki inteligensi yang lebih kuat. Polwan juga harus menempatkan 16 prioritas program Kapolri yang kita kenal presisi sebagai salah satu agenda utama dalam menjalankan tugas.” (bet)

Advertisement


Loading...
error: Content is protected !!