Connect with us

HUKRIM

LUAR BIASA! Putra Alor Irjen Johni Asadoma Pimpin Delegasi Polri di UNCOPS PBB, Dorong Partisipasi Perempuan dalam Operasi Perdamaian

Published

on

Kadiv Hubinter Polri Irjen Pol. Drs. Johni Asadoma, M.Hum., saat kunjungan ke Dubes Indonesia untuk Amerika Serikat, Rosan Perkasa Roeslani di Kedutaan Besar RI di Washington DC, Amerika Serikat.

NEW YORK, PENATIMOR – Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, MSi., menunjuk Kepala Divisi Hubungan Internasional (Kadiv Hubinter) Polri, Irjen Pol. Drs. Johni Asadoma, M.Hum., mewakili Kapolri memimpin delegasi Polri menghadiri United Nations Chief of Police Summit (UNCOPS) atau Konferensi Tingkat Tinggi Kepala Polisi Negara Anggota PBB, tanggal 31 Agustus – 1 September 2022, di Markas Besar PBB di New York, Amerika Serikat.

Konferensi yg diikuti oleh 114 negara anggota PBB ini adalah konferensi kepolisian terbesar para Kepala Polisi negara anggota PBB.

Dalam konferensi tingkat tinggi ini, Irjen Pol. Johni Asadoma menyampaikan empat point statement Polri didepan peserta konferensi.

Pertama, perlunya untuk meningkatkan kemitraan dalam mendukung operasi pemeliharaan perdamaian.

“Peacekeeping merupakan tanggung jawab kita bersama. Kita harus bekerja secara bersama sama untuk menyediakan dukungan kepada Peacekeeping, baik dari aspek politik, finansial dan sumber daya manusia,” ujar mantan Waka Polda NTT ini.

Hal kedua, perlunya meningkatkan partisipasi perempuan dalam operasi pemeliharaan perdamaian.

Johni Asadoma yang juga putra terbaik asal Kabupaten Alor, NTT, ini menyebutkan bahwa Indonesia sangat mengadvokasi partisipasi perempuan yang lebih besar dalam peacekeeping.
Disebutkan bahwa pada tahun 2020, Indonesia menginisiasi resolusi dewan keamanan PBB 2538, resolusi pertama mengenai perempuan dalam peacekeeping.

Saat ini, lebih dari 30 persen dari individual police officer dan 14 persen anggota Formed Police Unit adalah perempuan.

“Kami mendorong segenap negara anggota untuk menggandakan upayanya untuk meningkatkan jumlah peacekeeper perempuan,” imbuh mantan Waka Polda Sulawesi Utara ini.

Selain itu, keamanan dan keselamatan peacekeepers merupakan prioritas utama Indonesia.

Peacekeepers, sebutnya melaksanakan tugasnya di lingkungan penuh bahaya.

“Kita harus menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk memastikan keamanan dan keselamatan para peacekeeper. Setiap gangguan keamanan terhadap para peacekeepee harus segera diinvestigasi dan pelakunya harus dimintai pertanggungjawaban,” ujarnya.

Dikatakan pula bahwa tahun ini, Polri baru saja mendirikan Pusat pelatihan police peacekeeping yang terletak di Tangerang, satu setengah jam perjalanan dari Jakarta.

Pada tanggal 28 November hingga 17 Desember 2022, Indonesia akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan UN Certified Trainers Course untuk regional Asia.

Di masa yang akan datang, Polri siap untuk menjadi tuan rumah pelatihan UN Police bertempat di pusat pelatihan police peacekeeping Indonesia.
Statement ini mendapat sambutan meriah dari peserta konferensi.

Sebelum menghadiri UNCOPS, delegasi Polri yang dipimpin Irjen Pol Johni Asadoma mengadakan kunjungan kerja ke Pusat Pendidikan FBI National Academy di Quantico, Virginia untuk membangun hubungan yang lebih erat agar Perwira Polri dapat mengikuti pendidikan di FBI National Academy.

Irjen Pol. Johni Asadoma juga mengadakan pertemuan khusus dengan Under Secretary General Peace Operation membahas peningkatan pastisipasi Polri pada Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB.

Saat ini Polri menugaskan 181 personilnya, pada Misi Pemeliharaan Perdamain PBB di Republik Afrika Tengah, Republik Mali, Republik Demokratik Kongo dan Republik Sudan Selatan.

Acara UNCOPS sendiri diawali dengan reception welcome oleh Under Secretary General Peace Operation Mr. Jean Pierre Lacroix tanggal 31 Agustus sore.

Sedangkan acara konferensi dilaksanakan tanggal 1 September 2022 di ruang sidang utama Markas Besar PBB.

UNCOPS ke 3 tahun 2022 ini membahas tiga tema besar yakni aksi nyata pemeliharaan PBB atau Action for Peace Keeping (A4P) meliputi kontribusi kepolisian anggota PBB untuk pemeliharaan perdamaian yang lebih efektif.

Selain itu, agenda bersama dan agenda 2030 terkait peran polisi PBB dan performance menyangkut kemampuan dan pola pikir personel Polisi PBB yang dibutuhkan.

KTT Kepala Polisi PBB (UNCOPS) merupakan kesempatan kepada pimpinan institusi kepolisian dan perwakilan PBB untuk memperkuat komitmen terhadap Action for Peacekeeping, serta berkontribusi terhadap upaya pencapaian sustainable development goals melalui pembahasan hal-hal terkait berkontribusi untuk menciptakan koherensi kolektif di balik strategi politik melalui reformasi kepolisian yang komprehensif.

Melindungi dan memberdayakan warga sipil melalui pemolisian berorientasi komunitas untuk pembaharuan kontrak sosial masyarakat.

Mempercepat implementasi Women, Peace and Security Agenda melalui pemolisian yang bersifat responsif terhadap isu jender, peningkatan partidipasi perempuan dalam kegiatan politik, pengambilan keputusan dan keseimbangan jender baik dalam lingkup nasional maupun dalam lingkup PBB.

Juga meningkatkan akuntabilitas terhadap para peacekeeper dengan meningkatkan keamanan dan keselamatan melalui pemolisian berbasis intelijen dan peningkatan kewaspadaan yang bersifat situasional.

Selain itu, mempertahankan kedamaian melalui kontribusi terhadap supremasi hukum, agenda 2030 dan sustainable development goal nomor 16.

Memperkuat kapabilitas dan pola pikir UN Police yang berdasarkan data dan teknologi melalui rezim kinerja yang bersifat sistematis dimulai dari sebelum penugasan hingga akhir penugasan.
Meningkatkan kemitraan dengan host countries, organisasii regional dan institusi lainnya untuk memfasilitasi asistensi pemolisian internasional yang bersifat koheren.

Meningkatkan akuntabilitas peacekeepers melalui peningkatan kesadaran akan disiplin serta kerangka kerja manajemen lingkungan UN Police (UNPOL).

Diharapkan pertemuan ini menghasilkan kesamaan visi dan komitmen konkret untuk meningkatkan kemampuan UN Police untuk berkontribusi secara efektif terhadap prioritas action for peacekeeping dan action for peacekeeping plus.

Juga keterhubungan antara pemolisian dalam lingkup nasional maupun PBB untuk meningkatkan keamanan global.

Apresiasi kolektif terhadap segala peran yang dilaksanakan dan pemolisian di tingkat nasional, maupun pemolisian oleh PBB dalam menangani tantangan-tantangan terhadap peacekeeping yang bersifat sistematik.

Pemahaman bersama akan kebutuhan UNPOL, termasuk di antaranya yang terkait dengan safety and security serta komitmen konkret negara anggota dan sekretariat PBB.

Adanya Roadmap bersama untuk mewujudkan visi sekjen PBB tentang UNPOL yang modern, lincah, mobil dan fleksibel, memiliki spesiliasi, berdasarkan hukum dan norma, inovatif berdasarkan data dan didukung teknologi. (mel)

Advertisement


Loading...