SPORT
Ibnu Sanda, Asisten Pelatih Bertangan Dingin di Balik Suksesnya Tim Sepak Bola NTT di Pra Popnas Samarinda
KUPANG, PENATIMOR – Suksesnya tim sepak bola Nusa Tenggara Timur (NTT) di ajang Pra Popnas 2022 Samarinda, Kalimantan Timur juga tidak terlepas dari andil besar Ibnu Sanda sebagai Asisten Pelatih.
Sosok yang terlihat kalem ini ternyata juga seorang anggota Polri berpangkat Brigadir Kepala (Bripka) di satuan Polresta Kupang Kota, Polda NTT.
Ibnu selama ini ikut melatih pada klub Tunas Muda Kupang binaan Anton Kia. Dia juga merupakan mantan pemain dari klub ini yang berdiri sejak tahun 2003 lalu.
Berkat tangan dinginnya, Ibnu sukses membawa klub Tunas Muda menjuarai sejumlah turnamen sepak bola bergengsi di Kota Kupang.
Ditambah lagi, Ibnu Sanda pada bulan Desember 2021 lalu juga menjadi peserta terbaik dalam pelatihan pelatih lisensi D yang digelar di Kupang.
Hal inilah yang membuatnya ditunjuk oleh Asprov PSSI NTT menjadi Asisten Pelatih, mendampingi Pelatih Kepala Patrick Domal.
Duet Patrick – Ibnu pun akhirnya sukses membawa tim sepak bola NTT lolos ke ajang Popnas Sumsel-Babel tahun 2023, setelah berhasil mengalahkan tim Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat dan Jawa Timur.
Asprov PSSI NTT di era kepemimpinan Chris Mboeik memang juga fokus melakukan kaderisasi pelatih. Itu sebabnya, pelatih tim sepak bola di ajang Pra Popnas merupakan duet anak muda dengan segudang pengalaman.
Bagi Chris Mboeik, kaderisasi menjadi hal utama, tidak hanya pelatih namun juga wasit sepak bola. Sementara yang senior tetaplah menjadi motivator dan inspirator bagi yunior.
Keluarga Pecinta Sepak Bola dan Keluarga Polisi
Ibnu Sanda memang terlahir dari keluarga pecinta sepak bola. Untuk itu, tak heran jika seluruh saudara kandungnya adalah pesepak bola handal.
Salah satu adik kandung Ibnu yang menjadi pemain sepak bola profesional adalah Alsan Sanda yang kini memperkuat Bhayangkara Solo FC.
Termasuk Adi Sanda yang saat ini tengah memperkuat tim PS Kota Kupang pada turnamen El Tari Memorial Cup (ETMC) XXXI Lembata.
Menariknya lagi, Ibnu Sanda dan seluruh saudara kandungnya adalah anggota Polri dan semuanya juga pecinta olahraga beladiri taekwondo.
Dedikasikan Diri untuk Generasi Muda
Kecintaan akan dunia olahraga membuat Ibnu Sanda mendedikasikan diri bagi anak-anak generasi muda lewat olahraga sepak bola dan bela diri taekwondo.
Dengan keahliannya di dunia sepakbola dan bela diri taekwondo, ia membina anak-anak remaja di lingkungan sekitar rumahnya untuk aktif dalam dunia olahraga.
Ibnu pun rela menyisihkan gaji bulanannya untuk mengadakan berbagai perlengkapan olahraga, dan tidak memungut biaya dan kebanyakan anak binaan pun berasal dari keluarga kurang mampu.
Walaupun bertugas sebagai anggota polisi ia dapat membagi waktu dalam tugas maupun waktu latihan bagi anak binaannya.
Dimana setiap sore menjadi jadwal rutin untuk latihan sepak bola. Dan Lokasinya di Stadion Merdeka setiap pukul 15.30 Wita hingga jelang magrib.
“Sementara untuk latihan taekwondo di laksanakan pada Rabu dan Minggu malam, dengan lokasi latihan di rumah saya di Kampung Solor, Kota Kupang,” kata Ibnu Sanda.
Lanjut Ibnu, untuk peserta latihan sepak bola adalah peserta latihan taekwondo dari anak-anak keluarga kurang mampu.
Khusus untuk sepakbola, ia bernaung dengan klub Tunas Muda binaan Anton Kia. Dan merupakan mantan pemain dari klub ini yang berdiri sejak tahun 2003 lalu.
Saat ini ia telah membina 75 anak dan remaja serta pemuda untuk latihan, untuk sepak bola dari anak usia 7 tahun hingga 25 tahun.
Dalam memenuhi kebutuhan sarana latihan dan konsumsi masih mengandalkan sumbangan senior dan sumbangan pribadi dari Bripka Ibnu Sanda. Terkadang juga ada orang tua yang ikut menyumbang.
“Kebanyakan peserta latihan sepak bola ini adalah dari keluarga kurang mampu sehingga saya gratiskan,” kata Ibnu.
Misinya pun sedernaha yaitu untuk membentuk karakter anak-anak agar menyibukkan diri dengan kegiatan positif, khususnya dalam dunia olahraga.
“Anak-anak perlu dilatih sejak dini agar mereka sibuk dengan hal positif bukan hanya sibuk bermain game,” sebut Ibnu.
“Untuk waktu latihan selama dua jam. Saya juga mengajarkan dan melakukan latihan teknik drible bola, teknik dasar dan visi dan misi bermain bola,” lanjut dia.
Untuk pembinaan yang lebih terarah, pihaknya mengelompokkan anak binaan untuk anak usia dibawah 12 tahun, 16 tahun kebawah dan usia dewasa.
Selain berlatih, Ibnu juga mengikutkan anak binaannya dalam berbagai kejuaraan dan pertandingan sepak bola.
Untuk membiayai keberangkatan tim dan akomodasi selama di daerah pertandingan, Ibnu lagi-lagi mengandalkan gajinya serta ada sumbangan sukarela orang tua.
“Selain swadaya, ada juga beberapa orang tua yang membantu,” imbuhnya.
Harapannya, agar anak-anak binaannya bisa bermain sepak bola yang benar dan bisa bermain dikancah nasional serta merubah hidup mereka menjadi pemain sepak bola profesional.
Lanjut dia, untuk pembinaan olahraga taekwondo, biasa dilakukan pada setiap Rabu dan Minggu malam dengan melatih 40 anak dan remaja dari usia 8-15 tahun dari berbagai latar belakang keluarga.
Latihan taekwondo ini dirintis sejak tahun 2016 secara gratis.
“Kegiatan yang dilaksanakan juga sangat mendapat respon positif dari orang tua, dan mereka sangat mendukung. Adapula yang mau menyumbang tapi ditolak,” kata Ibnu.
Khusus untuk pakaian latihan, bagi anak-anak yang mampu bisa membeli sendiri baju latihan.
Sedangkan untuk anak-anak kurang mampu Ibnu membelikan seragam latihan.
Untuk saat ini dia sedang gencar melatih anak didiknya karena akan ada ujian kenaikan sabuk.
Selain itu anak-anak binaan pun selalu diikutsertakan dalam pertandingan antar dojang se-Kota Kupang.
Soal biaya dan pengeluaran, ia tidak terlalu ambil pusing karena ia rela menyisihkan gaji dan pendapatan untuk pembinaan generasi masa kini.
Kegiatan positif yang dilakukan ini juga sangat berdampak positif bagi anak-anak agar tidak hanya sibuk bermain game apalagi sampai melakukan tindak kriminal. (nus)