EKONOMI
Jokowi Hadiahkan Sepeda Spedagi Berbahan Bambu dari NTT ke PM Australia
JAKARTA, PENATIMOR – Yayasan Bambu Lestari (YBL) mengapresiasi langkah Presiden Jokowi mengajak PM Australia, Anthony Albanese bersepeda, dan memberi cendera mata satu sepeda bambu Spedagi kepadanya, dalam pertemuan kedua pemimpin negara tersebut belum lama ini di Istana Negara, Bogor.
“Bapak Presiden telah memulai diplomasi sepeda bambu. Pemberian cendera mata sepeda bambu itu menunjukkan keberpihakan Bapak Presiden kepada industri bambu rakyat dan produk hasil karya anak bangsa dengan menjadikannya alat diplomasi,” ujar Direktur Eksekutif YBL, Monica Tanuhandaru.
YBL adalah organisasi nirlaba yang sejak 1993 mempelajari dan menunjukkan bambu sebagai solusi sosial, ekologi dan ekonomi bagi komunitas masyarakat adat dan lokal lainnya.
Bersama pemerintah daerah dan warga desa, YBL saat ini gencar mengembangkan desa-desa wanatani bambu dan bambu berbasis desa di NTT.
YBL mulai juga inisiasi di provinsi Bali, Jawa Timur, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.
Saat ini YBL sedang menjalin kolaborasi dengan Spedagi, nama sepeda bambu yang dirancang, diproduksi dan dikembangkan oleh Singgih Kartono, desainer produk peraih sejumlah penghargaan internasional. https://www.spedagi.com/.
Nantinya, hasil kolaborasi ini akan menghasilkan sepeda bambu yang terbuat dari bambu yang ditanam masyarakat di Flores, NTT.
Pada 2021, YBL mendampingi 388 Mama Bambu di 21 desa di 7 kabupaten di Flores berhasil menyemai dan merawat 2,5 juta bibit bambu.
“Pemberian hadiah sepeda ini kabar gembira kedua bagi kami di bulan ini. Kabar gembira pertama adalah kunjungan Bapak Presiden ke Kampus Bambu Turetogo, yang menjadi pusat edukasi, riset dan inovasi bagi YBL, dan pada kesempatan itu Presiden membeli satu spedagi yang dipamerkan” tambah Monica.
Dalam kunjungan ke Kampus Bambu Turetogo, Ngada, NTT, itulah Presiden Jokowi bersempatan berbincang-bincang dengan para Mama Bambu serta dengan Singgih Kartono.
Dalam kesempatan itu, Singgih menunjukkan karya sepeda bambu seri Dalanrata (road bike) yang didesain untuk penggunaan di jalan raya.
Presiden Jokowi kemudian membeli satu unit Dalanrata, dan beberapa hari setelahnya, memesan satu unit tambahan untuk dipakai bersama PM Australia, lalu dijadikan cenderamata untuknya.
Tangguh dan Ramah Lingkungan Spedagi adalah sepeda dengan rangka (frame) terbuat dari bambu, sedangkan unsur lainnya merupakan produk yang berkualitas diperoleh dari pasar.
Meski terbuat dari bambu, kekuatan sepeda Spedagi tidak bisa dipandang remeh.
Seri Dalanrata sudah pernah digunakan pesepeda Indonesia untuk menyelesaikan even bersepeda jarak jauh paling bergengsi di dunia, yaitu Paris-Brest-Paris Randonneur 2019.
Kedua pesepeda Indonesia (Salman Faridi dan Vidi Widyastono) yang menggunakan Dalanrata sukses melahap rute sepanjang 1.200 km.
Dalanrata juga berhasil menyelesaikan tur sepeda Bentang Jawa dari Anyer ke Banyuwangi (1.400 km) pada 2022.
“Sepeda bambu itu kuat, secara visual lebih indah dan cantik dibandingkan material lainnya, dan juga lebih nyaman karena bambu memiliki karakter menyerap getaran, sel-sel bambu itu seperti suspensi mikro,” ujar Singgih Kartono.
Singgih mulai merancang sepeda bambu pada 2013 seusai dia merasa “tertampar” melihat keberadaan sepeda bambu di sejumlah negara yang tidak memiliki bambu. Padahal Indonesia kaya dengan bambu, demikian pikirnya pada waktu itu.
Menggunakan potensi bambu yang tumbuh di desanya di Temanggung, Jawa Tengah, Singgih kemudian mulai merancang dan memproduksi sepeda bambu di bawah bendera Spedagi. UMKM ini melatih dan mendidik pemuda desa untuk membuat sepeda bambu.
Di percaturan desain internasional, sepeda bambu Spedagi telah harum namanya.
Pada 2018, sepeda bambu Spedagi meraih Gold Prize pada ajang bergengsi Good Design Award di Tokyo.
Sepeda bambu Spedagi juga telah menjadi mata kuliah pilihan di lembaga pendidikan desain Tokyo Zokei University.
“Dalam konteks program bambu di Indonesia, kita membutuhkan simbol-simbol, ikon-ikon untuk membangkitkan kecintaan masyarakat kepada bambu. Produk-produk yang bagus dan keren, dari sisi fungsi maupun estetik, seperti sepeda bambu, akan memiliki peran penting dalam revitalisasi industri bambu berbasis desa,” paparnya.
Diplomasi Sepeda Bambu Penasihat Senior YBL, Noer Fauzi Rachman menunjukkan bahwa langkah Presiden memulai Diplomasi Sepeda Bambu, dengan memberikan spedagi sebagai cendera mata itu, menandakan andil alam dan rakyat Indonesia dalam kancah diplomasi internasional.
“Mengingat Hari Lingkungan Hidup Sedunia, 5 Juni 2022, diplomasi sepeda bambu ini penting untuk memberi penanda bagi pentingnya adanya kemampuan warga Indonesia melakukan inovasi teknologi dengan penggunaan material ramah lingkungan, memproduksi barang kebutuhan manusia modern berbasis industri rakyat,” ujarnya.
Diplomasi semacam ini, menurutnya, akan sangat penting dan menarik untuk ditunjukkan Indonesia dalam konteks pertemuan G20 mendatang.
“Ada lanjutan dari diplomasi sepeda bambu ini yang juga penting dan menarik. Yakni, membuat cara-cara baru dalam melihat dan menghargai bambu, dan menyusun strategi merevitalisasi wana tani yang ada menjadi hutan bambu lestari, yang sanggup memasok kebutuhan pemakaian bambu secara terus-menerus dan berkelanjutan untuk pemenuhan kebutuhan yang beragam. Bambu dapat menjadi modalitas dalam berbagai pemajuan kebudayaan, termasuk dalam rangka mengatasi kemiskinan dengan cara menghilangkan seluruh hambatan struktural dan kultural, yang menghambat tumbuh kembangnya kemampuan-kemampuan rakyat, termasuk kaum perempuan, anak-anak dan pemuda/i dari waktu ke waktu. Bambu sungguh potensial menjadi solusi. Kita menantikan apa yang akan terjadi setelah momentum ini.” tegasnya. (wil)