UTAMA
Putra Alor Ini Ungkap Dirinya Positif Covid-19, Diisolasi di RSUD Yohanes Kupang
Kupang, penatimor.com – Teka-teki siapa warga NTT yang positif terpapar Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) akhirnya terkuak. Sosok ini terungkap melalui medsos El Asamau dan channel Youtube yang diunggahnya Kamis (9/4) sekira pukul 23.00 Wita.
Pengakuan El Asamau secara terbuka ke publik via medsos ini mendapat simpati publik yang memberi komentar menguatkan El. Bahkan penjelasan El Asamau di channel Youtube berdurasi 18.45 menit itu, hingga Jumat (10/4) pukul 03.11 Wita dinihari sudah ditonton sebanyak 664 kali. Yang menyukai (like) sebanyak 180 kali dengan 257 subscribe.
Dalam video penjelasannya itu, El Asamau mengaku kaget ketika dirinya dinyatakan positif Covid-19. Meski demikian, ia menyatakan cukup kuat untuk menghadapi musibah ini bahkan ia mengabarkan dirinya yang sejak Kamis (9/4) diharuskan diisolasi di RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang tidak merasakan hal aneh atau perubahan terkait tanda-tanda penderita Covid-19.
Walau demikian, El Asamau menyampaikan bahwa dirinya memang dalam kondisi tidak sehat 100 persen karena memiliki riwayat gangguan lambung sejak dirinya masih berada di Alor lalu ke Kupang dan selanjutnya mengikuti kegiatan perkuliahan di Jogjakarta sejak 1 Maret 2020, lalu ke Jakarta, kemudian ke Denpasar-Bali pada 18 Maret 2020, dan kembali ke Kupang pada 22 Maret 2020.
El Asamau dalam video klarifikasinya menyampaikan bahwa dia baru saja mendapat penyampaian dokter RSUD Dr. W. Z. Johannes Kupang pada Kamis (9/4) petang bahwa dirinya positif terpapar Covid-19 setelah menanti hasil tes selama 13 hari sejak pertama kali memeriksakan diri ke rumah sakit pada 27 Maret 2020 lalu.
“Saya El Asamau, saya baru saja divonis Covid-19 atau Korona, tadi banyak sekali teman-teman, keluarga yang menelpon secara langsung, pada saat ini saya mau berbagi kronologisnya seperti apa hingga saya terpapar virus korona dan apa saja yang saya lakukan selama ini,” ungkap El dalam videonya.
El menjelaskan bahwa, ia merupakan warga Alor yang sejak bulan lalu berangkat ke Kupang lalu ke Jogjakarta untuk kepentingan melanjutkan studinya.
El menyatakan ia memiliki riwayat perjalanan ke Jogja pada 1 Maret 2020. Di Jogja, selama seminggu lebih melakukan serangkaian kegiatan terkait pendidikannya, lalu pada 9 Maret berangkat ke Jakarta untuk sebuah kegiatan masih terkait kelanjutan studinya. Kegiatan itu, menurut El, terhenti pada 15 Maret karena diminta untuk tidak melanjutkan semua kegiatan sebab terkait dengan imbauan pemerintah untuk menerapkan social distancing.
Menurut El, kegiatan yang di Jogjakarta juga dihentikan dan diganti melakukan kegiatan kelas secara online, sehingga pada 18 Maret 2020, ia memutuskan kembali ke Kupang namun menyempatkan diri singgah ke Denpasar-Bali untuk menemui salah satu kakaknya yang sudah lama tak ia temui.
“Ketika di Jakarta, pada 15 Maret kami diinformasi bahwa semua kegiatan harus dihentikan dan kegiatan yang di Jogjakarta juga dipindah menjadi pertemuan online sehingga kami tidak ke kelas. Saya kemudian mengambil keputusan untuk kembali ke Kupang saat itu. Tetapi karena saya merasa belum menjadi ancaman bagi saya sehingga saya putuskan kembali ke Kupang,” urai El.
El mengaku memilih pulang karena riwayat sakit pada lambung yang ia derita sebelumnya selalu membuat dirinya merasa meriang, dan bagi El ini adalah hal yang biasa sehingga ia memutuskan pulang dengan tujuan bisa dekat dengan istri dan keluarga di Kupang agar bisa mengurus dirinya dengan menyiapkan makan minum dan pengobatan di rumah.
“Saya tanggal 18 Maret sebelum ke Kupang sempat singgah di Bali bertemu saudara karena sudah lama tidak bertemu. Waktu itu juga belum ada tanda-tanda sama sekali saya terpapar. Tanggal 22 Maret saya ke Kupang dan sekali lagi kondisi fisik tidak mengalami perubahan atau tanda-tanda mengarah ke Covid-19 kecuali gangguan di lambung dan meriang,” papar El.
El mengatakan, ketika imbauan untuk melakukan social distancing, selama di Jakarta dan berangkat ke Bali, ia menjaga diri dengan baik sebagaimana protokol WHO.
“Saya tidak bersalaman dengan orang, kalau terpaksa saya pakai siku, saya jaga jarak, pakai masker, membawa hand sanitizer dan selalu mencuci tangan bahkan saya selalu berusaha untuk tidak meraba mulut, mata dan lain sebagainya. Begitu sampai di Kupang, saya isolasi diri di kamar di rumah mulai Minggu (22/3) dan tidak keluar-keluar. Kamar saya terpisah, makan minum saya tersendiri, saya di kamar sendiri. Tidak ada keluarga yang masuk, dan saya melakukan beberapa aktifitas yang saya senangi seperti mendengarkan musik, membaca, dan menulis buku hingga selesai karena saking lamanya di kamar,” beber El.
El juga mengaku, selama melakukan isolasi mandiri, ia tidak merasakan hal-hal aneh dalam dirinya. Sekitar tanggal 25 Maret, kata El, ia mendengar bahwa salah seorang teman yang sama-sama ikut kegiatan di Jakarta berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) dan posotif Covid-19.
Kabar ini, lanjut El, mendorong dirinya untuk segera ke rumah sakit dan melakukan pemeriksaan.
“Saat itu tanggal 27 Maret saya ke RSUD Johannes, saya datangi posko satgas lalu saya melakukan tes. Darah saya diambil dan melakukan swab lalu diperbolehkan pulang oleh medis dengan memberi obat,” tutur El.
Pihak rumah sakit, demikian El, menjanjikan sekira tanggal 4 April hasil sudah bisa diketahui.
“Namun selama saya isolasi mandiri di rumah, saya tunggu kok hasilnya tidak keluar-keluar. Padahal itu dari tanggal 27 Maret. Saya tunggu sampai Kamis (9/4) sore baru saya dikasih informasi bahwa saya positif. Dan saya rasa ini agak terlambat penyampaian ke saya karena jeda waktu terlalu lama sejak dari Jakarta sampai di Kupang atau dihitung dari Bali ke Kupang hingga hasil keluar itu hampir 20 hari lebih,” jelas El.
Ketika diinformasikan oleh dokter bahwa dia positif Covid-19, El lalu menelpon kakaknya yang di Bali untuk memastikan kondisi mereka, di Puji Tuhan dinyatakan stabil.
“Karena lamanya menunggu hasil, dua tiga hari lalu, saya mencoba memutuskan bahwa saya tidak kenapa-kenapa dan saya berkesimpulan bahwa hasilnya mungkin negatif sehingga saya tidak ditelpon oleh pihak rumah sakit. Saya sempat keluar namun tetap jaga jarak, pakai masker dan bahwa hand sanitizer dan tidak kontak fisik dengan siapa-siapa. Dan tadi saya ditelpon untuk ke rumah sakit dan mengikuti tes swab yang kedua kali dan dinyatakan positif korona,” kata El lagi.
Dengan kabar yang ia terima ini, El merasa bahwa ini merupakan sesuatu hal yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya akan menimpa dirinya.
“Kabar ini membuat saya kaget sekali. Apalagi kita tahu NTT ini merupakan provinsi yang belum terpapar sama sekali. Dan ketika saya disampaikan oleh dokter bahwa saya orang pertama di NTT yang positif korona dan saat itu saya langsung diminta untuk diisolasi di rumah sakit Johannis. Puji Tuhan, istri saya dan keluarga di rumah, semua dalam keadaan sehat walafiat. Tidak ada gejala apapun. Mohon doa semua biar semuanya tetap baik-baik saja,” harap El.
El sekali lagi menyatakan bahwa ia terpaksa pulang dari Jakarta karena kondisi yang memaksa dimana ia sakit yang sebelumnya sudah terbawa dari Alor. Bahkan sebelumnya sempat memeriksakan diri di RS Siloam namun hasilnya negatif tipes.
“Saat ini memang kondisi badan saya tidak enak, namun kondisi ini dirasakan sejak dari Alor. Jadi saya merasa masih stabil. Sekarang jam 11 hampir jam 12, saya masih stabil, saya mohon dukungan moril dan doa dari semua,” pinta El.
El secara khusus juga mengimbau teman-teman mahasiswa yang masih punya perbekalan dan masih di luar NTT, kalau bisa jangan kembali ke NTT karena kalau pulang pun pasti akan didalam rumah. Kalau pulang, terutama dari daerah yang sudah positif Covid-19 agar begitu tiba dengan kesadaran penuh pergi melapor ke rumah sakit atau isolasi diri dalam rumah, jaga keamanan lingkungan ditempat tinggal sehingga tidak membahayakan orang lain.
“Saya ingin menyampaikan untuk teman-teman yang sempat bersentuhan dengan saya, berinteraksi dengan saya, saya tahu bahwa pasti teman-teman semua kaget. Saya pun juga kaget sekali tadi tetapi saya coba berpikir kenapa sudah hampir 20 hari saya masih dalam keadaan stabil karena aktifitas selama 20 hari ini saya bawa dengan hal-hal yang positif. Segala hal tentang stres saya coba buang, saya mendengar musik, dan saya membaca, menulis, ikut kegiatan-kegiatan untuk penggalangan dana untuk Covid-19, dan ini sangat membantu sekali. Kita mungkin tidak harus takut, tapi waspada wajib karena kita harus menjaga diri kita, menjaga para medis semuanya kita saling menjaga. Saya mohon dukungan dari semua keluarga, teman yang menonton video ini tolong dukung penderita atau suspect Covid-19 karena dukungan itu penting sekali. Tolong support kami dengan hal-hal yang positif, menghibur, mohon doanya agar bisa cepat pulih,” kata El yang sebelumnya sempat menyampaikan ucapan terima kasih kepada manajemen RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannis Kupang melalui perawatnya yang luar biasa, dokter-dokternya bekerja dengan maksimal.
“Sejak pertama masuk ke rumah sakit ini sudah merasakan keramahan dokter-dokter dan tenaga medis yang ada disini, terima kasih banyak-banyak,” pungkas El.
NTT Masuk Zona Merah
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) mencatat kasus positif penyakit yang disebabkan virus corona jenis baru di Indonesia pada Kamis (9/4) bertambah 337 kasus sehingga total menjadi 3.293 kasus. Sementara 252 pasien dinyatakan sembuh dan 280 orang meninggal dunia.
“Gambaran ini sangat menyedihkan untuk kita karena kita tahu bahwa penularan di luar masih terus berlangsung,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto saat konferensi pers Gugus Tugas di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (9/4) sebagaimana dilansir laman bnpb.go.id.
Yurianto menyebutkan, dari 337 kasus baru positif Covid-19 yang muncul hari ini (9/4), satunya terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). NTT lanjut Yurianto menjadi provinsi terbaru yang mencatatkan kasus positif Covid-19 dengan ditemukannya satu kasus. Dengan demikian, pandemi Covid-19 ini sudah menyebar di 33 provinsi di Indonesia, minus provinsi Gorontalo.
“Karena itu sekali lagi kami mengajak mari patuh dan disiplin menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, patuh dan disiplin menjaga jarak fisik dengan aman dan tetap di rumah tidak bepergian kemana pun,” imbau Yurianto.
Yuri mengatakan, berdasarkan pencatatan data sejak Rabu (8/4) pukul 12.00 WIB hingga Kamis pukul 12.00 WIB, pasien sembuh bertambah 30 orang, serta pasien meninggal dunia bertambah 40 kasus.
Sebelumnya pada Rabu (8/4), tercatat 2.956 kasus positif Covid-19, 222 orang dinyatakan sembuh setelah dites negatif dua kali dan 240 orang meninggal dunia.
Dia mengatakan, data yang dihimpun hari ini kurang lebih menggambarkan kondisi masyarakat seminggu yang lalu karena diketahui masa inkubasi terpanjangnya adalah 14 hari namun rata-rata adalah lima enam hari yang lalu.
“Mudah-mudahan dengan kita menggunakan masker sejak seminggu ini kita bisa melihat hasilnya minggu depan apakah kepatuhan ini dijalankan dengan baik atau tidak,” kata Yuri.
Gugus Tugas mencatat hingga saat ini kasus positif Covid-19 tercatat di 33 provinsi dengan rincian yaitu di Provinsi Aceh enam kasus, Bali 63 kasus, Banten 218 kasus, Bangka Belitung tiga kasus dan Bengkulu empat kasus, Yogyakarta 41 kasus dan DKI Jakarta 1.706 kasus.
Selanjutnya di Jambi dua kasus, Jawa Barat 376 kasus, Jawa Tengah 144 kasus, Jawa Timur 223 kasus, Kalimantan Barat 10 kasus, Kalimantan Timur 32 kasus, Kalimantan Tengah 20 kasus, Kalimantan Selatan 22 kasus dan Kalimantan Utara 16 kasus.
Kemudian di Kepulauan Riau 22 kasus, NTB 16 kasus, Sumatera Selatan 17 kasus, Sumatera Barat 18 kasus, Sulawesi Utara delapan kasus, Sumatera Utara 59 kasus, Sulawesi Tenggara 15 kasus.
Adapun di Sulawesi Selatan 138 kasus, Sulawesi Tengah lima kasus, Lampung 15 kasus, Riau 12 kasus, Maluku Utara 2 kasus dan Maluku 3 kasus, Papua Barat dua kasus, Papua 38 kasus, serta dua kasus positif di Sulawesi Barat. Terakhir provinsi NTT yang mencatatkan satu kasus positif Covid-19.
Hari Ini Disampaikan Langsung Gubernur
Pemerintah melalui Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto saat konferensi pers Gugus Tugas di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (9/4) menyebutkan, satu kasus baru positif Covid-19 ada di Provinsi NTT.
Terkait hal tersebut, Juru Bicara Penanganan Covid-19 Provinsi NTT, Jelamu Ardu Marius saat konferensi pers di kantor Gubernur NTT, Kamis (9/4) malam menyatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) dalam hal ini Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat sudah mengetahui informasi itu.
Hanya Marius mengaku, terkait identitas siapa yang dinyatakan positif Covid-19 itu, pihaknya belum mengetahui.
“Bapak Gubernur sudah mendapatkan laporan tentang hal itu dari Kadis Kesehatan,” katanya.
Marius yang juga Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTT itu belum berani mengumumkan secara resmi dan menunggu Gubernur NTT. “Nanti besok (Jumat, 10/4) akan disampaikan oleh Bapak Gubernur NTT sendiri,” katanya.
Marius mengajak seluruh masyarakat NTT untuk tidak panik atau takut lalu menurunkan imunitas tubuh. Gubernur NTT, kata Marius selalu mengingatkan untuk tetap mematuhi protokol pemerintah terkait upaya pencegahan penyebaran virus korona dengan tetap menerapkan social distancing dan physical distanding yakni menjaga jarak, serta menghindari keramaian atau tidak membuat acara yang mengumpulkan banyak orang, rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta memakai masker saat berada di luar rumah. (sumber: timexkupang.com)