Connect with us

UTAMA

Kerugian Tenggelamnya KM Shinpo 16 di Lembata Mencapai Rp 20 Miliar

Published

on

Kapal Shinpo 16 yang sedang bongkar muat di pelabuhan Lewoleba Kabupaten Lembata Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tenggelam di depan pelabuhan laut Lewoleba Kabupaten Lembata, Selasa (10/12/2019) petang.

Kupang, penatimor.com – Penyidik Sat Reskrim Polres Lembata Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) secara maraton memeriksa sejumlah saksi tenggelamnya kapal KM Shinpo 16 di depan pelabuhan laut Lewoleba Kabupaten Lembata, Selasa (10/12/2019).

Pemeriksaan dipimpin langsung Kasat Reskrim Polres Lembata Polda NTT, Iptu Komang Sukamara, SH sejak Selasa (10/12/2019) hingga Rabu (11/12/2019).

Kasat Reskrim Polres Lembata, Iptu Komang Sukamara, SH yang dikonfirmasi, Rabu (11/12/2019) pagi mengakui kalau pihaknya memeriksa anak buah kapal KM Shinpo 16 maupun KM Maju 8.

“Taksasi kerugian mencapai Rp 20 miliar karena ribuan sak semen ikut tenggelam,” tandasnya.

KM Maju 8 sendiri dinahkodai Wantrono sementara Sularjo merupakan kapten kapal KM Shinpo 16.

Kecelakaan laut antara KM Maju 8 yang menabrak KM Shinpo 16 terjadi pada Selasa (10/12/2019) sekitar pukul 18.15 wita dipelabuhan laut Lewoleba Kabupaten Lembata mengakibatkan KM Shinpo16 tenggelam di depan Pelabuhan laut Lewoleba.

Dari pemeriksaan diperoleh informasi kalau KM Shinpo 16 tersebut tiba di pelabuhan laut Lewoleba Kabupaten Lembata pada Selasa (3/12/2019) lalu sekitar pukul 23.00 Wita dan baru sandar pada Selasa (10/12/2019) pagi pukul 07.00 Wita.

Saat kejadian tersebut, KM Shinpo 16 sedang sandar di pelabuhan Laut Lewoleba sedangkan KM Maju 8 sedang bergeser untuk tender di samping kanan lambung KM Shinpo 16 untuk persiapan melakukan bongkar muatan.

“KM Shinpo 16 yang sedang sandar di pelabuhan laut Lewoleba tersebut memuat sejumlah semen dan bahan bakar minyak dengan berat muatan sebesar 1.700 Ton,” ujar Kasat Reskrim Polres Lembata.

Muatan 1.700 Ton tersebut dimuat KM Shinpo 16 dari Pulau Jawa yakni Kabupaten Gersik ke Lewoleba Kabupaten Lembata.

Dengan muatan 1.700 Ton di KM Shinpo 16 tersebut sudah dilakukan bongkar muatan 3.325 Sak semen sehingga sisa semen yang ada dalam palka KM Shinpo 16 sebanyak 39.175 ribu sak atau 1.567 ton.

KM Maju 8 memiliki muatan 3.024 Ton atau sebanyak 80.100 sak semen yang dibawa dari Manokwari Provinsi Papua Barat ke Pelabuhan laut Lewoleba Kabupaten Lembata.

Polisi memeriksa anak buah kapal KM Shinpo 16 yakni Sularjo (47), kapten kapal, Sutarjo (69) selaku KKM atau bagian mesin.

Pujiyono (65), masinis I dan dua anak buahnya yakni Pieter Rumansara (50) dan Priyatno (40).

Polisi juga memeriksa Muhamad Rosky Apriliawan (21), Rahmad Alvian (20) dan Yusuf Eahyu Sektiaji (23) yang juga Oliman.

Berikutnya dua juru mudi masing-masing Helmi Wiratna Abdilah (35) dan Dani Cahyo (23).

Selanjutnya Oppy Ary Pradana (19), kelasi kapal, Adeikwan Munahat (21), koki kapal, Imran Lupa (39), mualim I, Amdan Nasich (38), mualim II, Safri (22), serang kapal dan Tegar Kelana (30) yang merupakan operator kren kapal.

Ikut pula diperiksa ABK KM Maju 8 seperti Wartono (62), kapten kapal, Taslim (26), juru mudi 3, Yoga Nugraha (24), mualim II, Sukadi (56), KKM.

ABK KM Maju 8 lainnya belum didata dan belum diperiksa karena masih di dalam KM Maju 8 yang masih berada di tengah laut dan belum bisa di evakuasi ke darat.

Belum dipastikan proses evakuasi kapal yang tenggelam karena masih menunggu koordinasi dengan pemilik kapal dan pemerintah daerah Kabupaten Lembata maupun otoritas pelabuhan Lewoleba Kabupaten Lembata.

“Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini namun taksasi kerugian mencapai puluhan milyar rupiah,” tandas Kasat Reskrim Polres Lembata Polda NTT, Iptu Komang Sukamara, SH. (mel)

Advertisement


Loading...