Connect with us

UTAMA

Bahas Kebutuhan Listrik di NTT, Biro EKS Gelar FGD

Published

on

Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) di aula Hotel Sasando Kupang, Rabu (20/11/2019).

Kupang, penatimor.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam hal ini Biro Ekonomi dan Kerja Sama (EKS) Setda Provinsi NTT serius dalam usaha bersama pemangku kepentingan (stakeholder) yang ada di Provinsi NTT untuk memenuhi kebutuhan listrik.

“Di dalam Rencana Pembangunan Jangka Mengah Daerah (RPJMD-nya) memberi penekanan kepada beberapa permasalahan di bidang energi yakni: pertama soal produktivitas sumber daya listrik dan kedua ketersedian infrasturktur ketenaga listrikan. Sehingga dengan berbagai pendekatan institusional seperti kordinasi dan regulasi serta penyediaan data-data untuk pembangunan di bidang energi,” tandas Kepala Biro Ekonomi dan Kerjasama Setda Provinsi NTT, Dr. Yusuf Lery Rupidara, M.Si saat membuka dengan resmi kegiatan Focus Group Discussion (FGD) di aula Hotel Sasando Kupang, Rabu (20/11/2019).

Menurut Lery, tugas dan fungsi Biro Ekonomi dan Kerjasama Setda Provinsi NTT sebagai media line yang berfungsi untuk mempertemukan berbagai stakeholder dan shareholder di Provinsi NTT agar dapat mengawal, mengoordinasikan, memonitoring dan mengevaluasi pelaksanaan pembangunan termsuk di dalamnya soal kebutuhan listrik.

“Mengurus energi ini sama dengan kita mngurus peradaban. Jika ingin hidup kita berlangsung terus maka ada empat hal yang harus diurus yaitu: pertama energi. Karena tanpa energi kita tidak bisa berbuat apa-apa. Kedua, infrasturktur. Ketiga teknolgi dan keempat intitusi. Inilah yang diurus oleh dunia. Dunia yang maju adalah dunia yang mengurus empat hal ini dan dunia yang tidak maju adalah dunia yang tidak mengurus empat hal ini,” tandas Lery sembari menambahkan, dari empat hal ini pihaknya menggunakan pendekatan institusi.

“Karena institusi itu artinya bagaimana adanya pengarahan-pengarahan alternatif untuk memecahkan berbagai persoalan yang ada dan tidak perlu bergantung kepada pemerintah,” ungkap Lery.

Kegiatan FGD ini sebut Lery, sebagai salah satu upaya untuk mengetahui dan mencari solusi terhadap permasalahan kelistrikan di Provinsi NTT. “Elektrifikasi di Provinsi NTT hari ini telah mencapai 83%. Kita tinggal mengejar yang tersisa 7%,” kata Lery.

Di tempat yang sama, Jenni Ndapamerang, S.Hut, M.Si dalam laporannya mengatakan, kegiatan FGD ini dilaksanakan untuk metakan sejumlah permasalahan agar dapat dicarikan solusinya guna meyelsaikan masalah kelistrikan di Provinsi NTT.

“FGD ini diikuti 40 peserta dan 22 peserta berasal dari stakeholder yang ada di kabupaten/kota seluruh NTT,” sebut Jenni. (*/wil)

Advertisement


Loading...