Kupang, penatimor.com – Pada tanggal 11 April 2019 lalu, Jemaat GMIT Betel Maulafa genap menginjak usia 14 tahun. Perjalanan panjang telah dilalui jemaat ini.

Untuk mengucap syukur atas hadiah istimewa karena telah menginjak usia 14 tahun, Jemaat GMIT Betel Maulafa menggelar ibadah syukur di halaman gereja.

Ibadah ini diikuti oleh ratusan jemaaat, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Dalam balutan pakaian adat daerah NTT, semua jemaat mengikuti ibadah dengan penuh syukur.

Hadir mewakili Pemerintah Kota ([Pemkot) Kupang, Asisten III Setda Kota Kupang Thomas Jansen Ga yang didampingi Ketua Majelis Jemaat Betel Oebufu Pdt. Lorine Lena-Foeh, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang Filmon Lulupoy, dan Lurah Maulafa Yanto Sapay.

Selain ibadah syukur, juga ada penarikan undian berhadiah, dengan hadiah utama sebuah sepeda motor, dengan hadiah menarik lain, seperti setrika, kipas angin, kulkas dan hadiah lainnya.

Di sela-sela acara seremonial perayaan HUT, anak-anak PAUD Kaki Dian Jemaat Betel Maulafa ini juga mempersembahkan beberapa lagu pujian. Anak-anak berusia 3 sampai 6 tahun ini tampak masih semangat, meskipun waktu sudah menunjukan pukul berapa 20.00.

Pasalnya, acara perayaan HUT gereja ini juga sekaligus acara peletakan batu pertama pembangunan gedung PAUD Kaki Dian.

PAUD Kaki Dian sendiri sudah berdiri sejak tahun 2015, dan menggunakan gedung basemen gereja.

Setiap tahunnya, PAUD ini menerima puluhan murid baru, dan anak-anak ini merupakan anak Jemaat Betel Maulafa, generasi penerus gereja

Ibadah syukuran HUT ini dipimpin oleh Pdt. Nyongki Riri. Dalam khotbahnya, dia mengatakan, semua jemaat haruslah bersyukur atas berkat yang Tuhan berikan.

Usia 14 tahun kata dia, merupakan usia yang matang dan dianugerahkan kepada Jemaat Betel Maulafa.

Acara ibadah syukur ini sekaligus peletakan batu pertama pembangunan PAUD Kaki Dian Jemaat GMIT Betel Maulafa.

“Karena itu, dengan bertambahnya usia ini, diharapkan pelayanan dan semua rencana jemaat dapat terlaksana dan terwujud, termasuk pembangunan gedung PAUD Kaki Dian,” ujarnya.

Sementara itu, Asisten III Thomas Jansen Ga, mengatakan, Gereja Betel Maulafa merupakan salah satu gereja yang mendukung program sadar inflasi dan menekan angka naiknya inflasi daerah.

“Karena itu dengan pertamabahan usia ini, diharapkan dapat membuat gereja dan jemaatnya semakin sejahtera, baik dalam iman maupun ekonomi,” katanya.

Thomas Ga melanjutkan, gereja sebagai tempat jemaat bertumbuh dalam iman. Untuk itu gereja harus berperan untuk membantu jemaatnya dalam menghadapi berbagai tantangan di era modern ini.

“Gereja Betel ini terkenal dengan tanaman organiknya. Ini merupakan salah satu terobosan untuk memandirikan ekonomi jemaat, dan yang perlu dipikirkan sekarang adalah bagaimana agar tanaman sayuran organik ini bisa memasuki pasar. Ini yang menjadi tugas pemerintah untuk bersama gereja dalam menjawab tantangan ini,” terangnya.

Usia 14 tahun menurut Thomas, merupakan usia yang matang, dan atas tuntunan Tuhan semua ini bisa terjadi.

Tuhan memelihara jemaat ini sudah 14 tahun, dan diharapkan jemaat ini terus bertumbuh dan menjadi lebih dewasa.

“Kepada pendeta dan jajaran Klasis Kupang Tengah, Sinode GMIT, Pemerintah Kota Kupang sangat berterima kasih karena telah bekerja sama dalam pembangunan daerah ini,” ujar Thomas Ga.

Seusai kegiatan, semua jemaat makan bersama dan membawakan beberapa lagu syukur. (R1)