PENDIDIKAN & SASTRA
Kemendikbud Usut Soal UNBK yang Tersebar

Jakarta, penatimor.com – Pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) jenjang SMA kembali diwarnai dugaan kecurangan.
Foto-foto soal ujian mata pelajaran biologi tiba-tiba beredar di grup aplikasi percakapan WhatsApp.
Terkait hal itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melakukan penyelidikan terlebih dahulu.
Berdasar informasi yang dihimpun Jawa Pos, grup bernama “Biologi” itu memiliki 26 anggota saja. Nah, oknum dalam grup tersebut memotret soal biologi.
Jepretan tersebut lantas diunggah pukul 07.02 WIB. “Bantu dong,” tulis seorang anggota grup tersebut kemudian.
Dalam sekejap, anggota lainnya merespons foto soal tersebut dengan memberikan jawaban. Mulai sejak itu, puluhan soal ujian tersebar dalam grup tersebut.
Padahal, jadwal sesi pertama mapel pilihan jurusan itu baru dimulai pukul 07.30. Tak ayal, status si pengunggah tersebut menimbulkan tanda tanya. Apakah dia siswa, guru, pengawas, atau teknisi?
Kepala Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Bambang Suryadi menduga, oknum yang mengunggah foto soal berada di Indonesia Tengah atau Timur. Yang memiliki selisih waktu lebih cepat.
“Jika kemungkinan itu benar, artinya itu kecurangan yang dilakukan siswa,” kata Bambang.
BSNP langsung berkoordinasi dengan Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) dan Inspektorat Jenderal (Itjen) Kemendikbud untuk melacak dan mengidentifikasi oknum tersebut melalui sistem digital.
“Aplikasi itu sekadar media berbagi informasi. Tapi, malah disalahgunakan. Esensinya ini ada pada mentalitas peserta UNBK dan task commitment pengawas ruang ujian,” ucap Bambang kesal.
Ketentuan sanksi nanti mengacu pada prosedur operasional standar (POS) BSNP.
Dalam Bab XIV POS BSNP tertulis, siswa yang membocorkan soal saat ujian nasional sedang berlangsung dianggap melakukan pelanggaran berat. Ancamannya mendapat nilai nol untuk mata pelajaran terkait.
Kepala Puspendik Moch. Abduh menuturkan sudah menelusuri jejak digital laporan itu. Namun, hingga saat ini belum ada tindakan dari Kemendikbud. Sebab, lembaga tersebut sedang mengadakan penyelidikan terlebih dahulu. “Nanti menunggu hasil investigasi itjen,” ujar pria asal Sidoarjo tersebut.
Sementara itu, inisiator Semua Murid Semua Guru Najelaa Shihab menilai kecurangan terjadi karena sebagian besar murid berpikir mendapat nilai setinggi-tingginya di UNBK.
Padahal, saat ini UNBK sudah tidak menjadi faktor utama penentu kelulusan.
“Meski demikian, siswa masih menganggap ujian ini menakutkan sehingga perlu ada istighotsah dan lain sebagainya. Jadi, paradigma ini harus diubah,” jelas dia.
Bagi Najelaa, kejadian tersebut merupakan sebuah alarm. Jangan-jangan sistem pendidikan Indonesia masih bermasalah. Tak ayal, banyak siswa yang mencari jalan pintas demi meraih nilai ujian yang tinggi. Padahal, kesuksesan seseorang tidak hanya ditentukan nilai. Malah itu faktor penentu paling rendah.
“Kalau nilainya tinggi tapi karakternya buruk dan tidak memiliki integritas, mau di sekolah atau nantinya bekerja di profesi apa pun tidak akan menjadi sumber daya manusia yang berkualitas,” terangnya.
Dibutuhkan revolusi mental penyelenggara pendidikan, terutama birokrat pendidikan dan guru agar mentalitas dan pemikiran siswa berubah. Yakni, dengan memberikan contoh konkret. Meski tidak secara tertulis di dalam kurikulum, itu harus dilakukan. (R4)
