UTAMA
Jemaat Benyamin Oebufu Gelar Pawai Paskah Bernuansa Budaya, Dimeriahkan Maria Shandi
Kupang, penatimor.com – Jemaat GMIT Benyamin Oebufu (JBO) menggelar festival Paskah tahun 2019.
Semua warga jemaat berpartisipasi aktif menyukseskan kegiatan tahunan ini.
Festival Paskah Jemaat GMIT Benyamin Oebufu kali ini mengangkat tema budaya.
Adapun kegiatan Pawai Paskah yang mengangkat tema, “Kebangkitan Kristus memulihkan segala relasi”, dan sub tema, “Paskah mengeratkan relasi dalam bingkai keberagaman”.
Pawai ini tampak berbeda dengan pawai Paskah lainnya. Semua peserta yang hadir mengenakan pakaian adat lengkap Ada 17 rayon yang terlibat dalam kegiatan ini. Adapun peserta lintas agama yang juga ikut memeriahkan acara ini.
Bukan hanya budaya NTT, tetapi juga budaya luar Provinsi NTT. Ada etnis Jawa, Toraja, Bali dan daerah lainnya.
Sementara etnis NTT, terdiri dari etnis TTS, Flores, Rote, Alor, Manggarai dan etnis NTT lainnya.
Pawai etnis ini dimulai pukul 14.00, namun antusias jemaat untuk memeriahkan pawai ini sangat besar.
Mulai dari anak-anak sampai orang dewasa, datang dan mengenakan pakaian adat masing-masing.
Keberagaman yang ada di Jemaat Benyamin Oebufu dikemas menjadi satu kekayaan budaya yang harus tetap dijaga dan dilistarikan.
Hadir dalam kegiatan ini, Wali Kota Kupang Jefri Riwu Kore didampingi Winston Rondo, dan Kapolres Kupang Kota AKBP Satria Perdana.
Sementara Ketua Majelis Jemaat Benyamin Oebufu Pdt. Samuel B. Pandie hadir mengenakan pakaian adat Bali, sementara Wakil Ketua Majelis Pdt. Grace Pandie-Sjioen, mengenakan pakaian adat Sumba.
Rute pawai etnis Jemaat Benyamin Oebufu dimulai dari depan Gereja Benyamin, sampai Bundaran Tirosa.
Setelah semua rombongan sampai di Bundaran Tirosa, langsung dilanjutkan dengan tarian massal daerah, dan langsung digelar konser rohani yang diisi oleh penyanyi Maria Shandi.
Wakil Ketua Mejelis Jemaat Benyamin Oebufu Pdt. Grace Pandie-Sjioen, mengatakan, perayaan pawai Paskah bernuansa etnis ini terselenggara atas kerja sama semua jemaat, sponsor dan anggota majelis.
Tentunya kata dia, tujuan kegiatan ini bukan untuk bereforia, melainkan untuk menyatukan jemaat dengan budaya dan memaknai kematian dan kebangkitan Yesus.
“Karena bangsa ini baru saja selesai menggelar pesta politik, kita semua sudah memilih siapa yang menjadi wakil kita di lembaga legislatif, baik itu DPRD Kota Kupang, DPRD Provinsi, DPD, DPR RI, maupun Presiden dan Wakil Presiden,” katanya.
Momen Paskah tahun 2019 ini, lanjut Grace, waktunya berdekatan dengan momentum politik. Tentunya Pemilu kemarin sudah berjalan baik dan aman sampai sekarang masuk pada proses penghitungan.
“Diharapkan, dengan perayaan momen pawai Paskah bernuansa etnis ini, dapat menyegarkan kembali jemaat dan masyarakat umum, bahwa pertarungan sudah selesai, dan saatnya kita kembali untuk mendukung siapapun yang terpilih nantinya, perbedaan pilihan waktu lalu merupakan hal yang wajar, namun keberagaman dan kekeluargaan menjadi hal penting yang harus selalu diingat,” katanya.
Pdt. Grace melanjutkan, Tuhan sudah bangkit dan menebus serta mendamaikan kita semua, kiranya dengan pengorbanan-Nya, dapat membawa kedamaian bagi semua umat, khususnya di Kota Kupang, di NTT yang dikenal sebagai Provinsi Toleransi Tertinggi.
“Kami Jemaat Benyamin Oebufu juga sangat berterima kasih kepada Wali Kota Kupang, Kapolres Kupang Kota beserta jajaran terkait, yang telah senantiasa membantu dan mengawal jalannya pawai ini setiap tahunnya,” katanya.
Sementara itu, Wali Kota Kupang Jefri Riwu Kore, mengatakan, pemerintah tentunya sangat mendukung pawai yang digelar oleh Jemaat Benyamin Oebufu.
Dimana sudah dua tahun terkahir ini, Wali Kota mengaku hadir langsung dalam acara pawai Paskah bernuansa etnis Jemaat Benyamin Oebufu.
“Saya sudah dua kali hadir di sini, dan saya rasa ini hal yang sangat luar biasa. Kekayaan budaya yang sekarang menjadi perhatian, dijadikan jemaat sebagai salah satu objek dalam pawai paskah. Hal ini juga dapat dijadikan sebagai wisata rohani di Kota Kupang, dan pusatnya ada di Jemaat Benyamin Oebufu, wisatawan ingin melihat kekayaan budaya NTT, maka bisa datang di Benyamin,” katanya.
Wali Kota mengaku, pemerintah juga selalu mengharapkan bantuan dari gereja, terutama dalam memberikan masukan terkait program dan langkah strategis yang harus diambil untuk menjadikan Kota Kupang lebih baik.
“Kita tahu bersama bahwa beberapa waktu lalu Kota Kupang mendapatkan penilaian buruk tentang sampah. Kota Kupang menjadi salah satu kota terkotor di Indonesia. Karena itu masalah sampah harus diperangi bersama. Pemerintah bekerja sama dengan gereja, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan masyarakat Kota Kupang pada umumnya, agar kita semua bersama menjadikan kota ini menjadi lebih bersih,” katanya.
Jefri mengaku sangat mendukung pawai Paskah bernuansa etnis ini. Kegiatan unik ini hanya ada di Benyamin Oebufu dan sangat kental dengan nilai keberagaman dan kekayaan budaya NTT.
“Saya secara pribadi sangat kagum dengan acara ini, sebisa mungkin, saya ingin membantu pelaksanaan kegiatan ini setiap tahun. Kegiatan ini dapat menjadi salah satu obyek wisata rohani di Kota Kupang. Bangga dan bersyukur bersama Jemaat Benyamin Oebufu, yang berhasil menyelenggarakan kegiatan luar biasa ini,” kata Wali Kota.
Sementara, Kapolres Kupang Kota AKBP Satrya Perdana, mengatakan, Kota Kupang, Provinsi NTT, Negara Indonesia sangat kaya akan keberagaman, baik itu budaya, suku agama dan lainnya.
Hal ini juga dapat dilihat dari pawai budaya ini. Gereja Benyamin dinilai luar biasa karena mampu menampilkan semua budaya. Bukan hanya budaya NTT tetapi ada juga budaya di luar NTT.
“Saya tentunya melihat kegiatan ini sebagai kegiatan yang luar biasa. Saya dapat melihat sendiri, begitu banyak budaya di NTT, masing-masing daerah memiliki ciri dan budaya sendiri. Inilah yang membuat NTT kaya akan budaya,” katanya.
“Kami dari Polres Kupang Kota akan mengawal jalannya pawai ini sampai selesai. Diharapkan pawai ini sebagai salah satu prosesi yang dapat menyatukan semua budaya yang ikut dan menjadi bagian dari Kota Kupang,” terangnya. (R1)