Connect with us

UTAMA

Dinas P3A Kota Kupang Peringati Hari Perempuan Internasional

Published

on

Dinas P3A Kota Kupang menggelar seminar perlindungan perempuan dalam rangka peringatan Hari Perempuan Internasional tingkat Kota Kupang di Hotel On The Rock, Selasa (5/3).

Kupang, penatimor.com – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Kota Kupang menggelar seminar perlindungan perempuan dalam rangka peringatan Hari Perempuan Internasional tingkat Kota Kupang.

Kegiatan yang berlangsung di Hotel On The Rock, Selasa (5/3) ini dibuka oleh Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Kupang Yos Rera Beka, didampingi Kepala Dinas P3A Nuri Sengkono, Kepala Bagian Hukum Alan Girsang dan jajaran pejabat Pemkot Kupang.

Peserta kegiatan ini sebanyak 150 orang yang merupakan perwakilan dari berbagai instansi dan unsur lembaga perempuan di Kota Kupang.

Penjabat Sekda Kota Kupang Yos Rera Beka dalam sambutannya, mengatakan, Hari Perempuan Internasional merupakan suatu event tingkat dunia untuk merayakan pencapaian perempuan di bidang politik, pemerintahan, ekonomi, sosial budaya, serta sebagai event menyuarakan kesetaraan gender yang dirayakan di berbagai negara termasuk Indonesia.

“Gerakan ini dimulai tahun 1900, dan disepakati setiap tanggal 8 Maret pada tahun 1975, Perserikatan Bangsa-Bangsa mengakui Hari Perempuan Internasional dengan membuat tema khusus setiap tahunnya,” kata Yos Rera Beka.

Tahun ini kata dia, salah satu bentuk perayaannya dilakukan dalam bentuk seminar dengan tema, “Mewujudkan perempuan yang tangguh dan mandiri sebagai pelaku pembangunan yang berkeadilan dan berkelanjutan”.

“Tema ini menunjukan bagi kita semua agar senantiasa meningkatkan rasa tanggung jawab dan kebersamaan serta rasa peduli dalam meningkatkan semangat serta motivasi bersama untuk membangun komitmen akan pentingnya menjaga harkat dan martabat perempuan yang sudah sepantasnya mendapatkan atensi penuh dari semua pihak,” ujarnya.

Yos Rera Beka menjelaskan, dari data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kota Kupang tahun 2018, menunjukan jumlah seluruh penduduk sebanyak 454.644 jiwa.

Dimana jumlah perempuan 248.045 jiwa, sedangkan laki-laki hanya 184.597 jiwa. Sementara untuk jumlah perempuan pekerja di Kota Kupang sebanyak 80.118 jiwa.

Ini membuktikan bahwa perempuan telah berusaha mendapatkan persamaan derajat, bahkan perempuan selalu memperjuangkan emansipasi untuk memiliki karir dan pendidikan yang setara dengan laki-laki.

“Dengan adanya seminar ini, saya tegaskan beberapa hal, yaitu perlunya pengembangan upaya pembangunan di bidang pemberdayaan perempuan dengan tujuan meningkatkan kesetaraan gender. Juga meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya perlindungan perempuan dari segala bentuk kekerasan, dimulai dari pencegahan hingga penanganan,” ujarnya.

Selain itu, lanjut Yos Rera Beka, meningkatkan kebersamaan dan rasa peduli untuk membangun komitmen akan pentingnya menjaga harkat dan martabat perempuan, baik yang didapat dari pemerintah, keluarga, masyarakat dan seluruh elemen yang ada.

Dia berharap, seminar ini dapat menjadi wadah untuk dapat meningkatkan kesadaran tentang pentingnya perlindungan terhadap perempuan.

Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana Ernest Ludji, mengatakan, kegiatan seminar perlindungan perempuan ini bertujuan untuk memberikan jaminan terciptanya keadilan dan partisipasi perempuan dalam pembangunan.

Termasuk memberikan keleluasaan dan kepastian kepada perempuan terhadap akses pemberdayaan perempuan dan pembangunan, serta menyediakan ruang bagi perempuan untuk menyalurkan aspirasinya demi peningkatan kapasitas, kapabilitas, dan profesionalisme pada sektor publik.

Ada tiga narasumber yang memberikan materi, yaitu, Kepala Dinas Koperasi, Tenaga Kerja dan Transimgrasi Provinsi NTT dengan materi dampak moratorium pengiriman tenaga kerja Indonesia.

Selanjutnya, Direktris Rumah Perempuan Kupang dengan materi peran Rumah Perempuan Kupang dalam upaya pencegahan dan rehabilitasi korban perempuan beradasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2004, tentang penghapusan kekerasan terhadap perempuan.

Dan beberapa tenaga kerja yang pernah bekerja di luar negeri, yang menceritakan berbagai pengalaman selama menjadi tenaga kerja di luar daerah maupun luar negeri. (R1)

Advertisement


Loading...
error: Content is protected !!