UTAMA
Sumba Jadi Iconic Island, Flores Dijuluki Geotermal Island
Kupang, Penatimor.com – Pemerintah telah menetapkan Pulau Sumba sebagai ikon untuk potensi energi terbarukan atau dikenal dengan Sumba Iconic Island.
Pulau ikonis energi terbarukan merupakan suatu pulau yang kebutuhan energinya sebagian besar dapat dipenuhi melalui pemanfaatan energi terbarukan, dengan target terwujudnya ketersediaan energi yang berasal dari energi terbarukan sebesar 95 persen pada tahun 2020
Program tersebut merupakan proyek percontohan untuk penyediaan akses energi yang dapat diandalkan kepada masyarakat di pulau-pulau kecil dan sedang melalui pengusahaan energi terbarukan.
Setelah Pulau Sumba di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ditetapkan sebagai Iconic Island, kini salah satu pulau besar di provinsi itu yakni Pulau Flores dijuluki sebagai Geotermal Island atau pulau dengan potensi panas bumi.
Direktur Panas Bumi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM, Ida Nuryatin Finahari beserta rombongan melakukan kunjungan lapangan ke Wilayah Kerja Pengembangan (WKP) Mataloko, di Kabupaten Ngada, Jumat 8 Februari 2019.
“Kami datang ke sini bersama badan geologi memastikan wilayah ini bisa dilakukan kajian bersama PLN Gas dan Geothermal untuk mengupayakan tambahan uap dan mengaktifkan kembali unit eksisting 1×2,5 MM,” ujar Ida.
Menurut Ida, konsentrasi saat ini yakni melakukan percepatan proses pengalihan pengelolaan aset di WKP Mataloko sesuai rekomendasi yang diatur dalam PMK No. 57 tahun 2016 ke PT PLN (Persero).
“Tidak lupa kepada pemda dan masyarakat Ngada dapat memberikan dukungan penuh kepada PLN terkait penanganan masalah lingkungan, sosial, perizinan dan pengembangan lanjutan PLTP Mataloko,” pintanya.
General Manager PLN Unit Induk Wilayah (UIW) NTT, Ignatius Rendroyoko yang didampingi oleh Manajer Unit Pelaksana Pembangkit NTT Heny Setyo handoko menyampaikan terima kasih kepada masyarakat setempat atas dukungannya.
“Kami sangat berterima kasih atas dukungan masyarakat Mataloko dan sebagai bentuk kompensasi untuk masyarakat lahan seluas 4,9 Ha pada 31 Oktober 2018 lalu,” ungkapnya.
Dia mengatakan, PLN juga telah berinisiatif lakukan CSR berupa pembagian seng sebanyak 19.647 lembar di tiga lokasi pada tanggal 10 Januari 2018 lalu untuk dua desa di Kecamatan Mataloko, yaitu Desa Ratugesa, dan Desa Ulubelu.
“Selain itu, instalasi air bersih di Desa Radamasa, dan pasang baru listrik gratis kepada 98 rumah pada 2018 lalu dan akan dilanjutkan program ini di tahun 2019,” ucap Ignatius Rendroyoko yang biasa disapa Yoko.
“Satu hal, pertemuan dan kunjungan ini perinsipnya adalah kita bersama-sama mencari solusi untuk potensi panas bumi ini, karena Flores di NTT ini sebagai Geothermal Island yang bisa dioptimalkan bermanfaat untuk masyarakat dan bangsa dan ke depannya,” paparnya.
Menurut Yoko, upaya-upaya pengoptimalannya adalah dengan pembangunan PLTP 2 x 10 MW (Sumur Baru) ditambah 1x 2,5 yang eksisting ditargetkan operasi tahun 2023.
“Selain itu juga PLN akan tetap melaksanakan CSR 2019 antara lain perluasan jaringan di sekitar panas bumi Mataloko untuk dilakukan sambungan listrik dan program kemandirian yang sudah kami usulkan ke Pusat,” tambah Yoko.
Pemerintah daerah setempat yang diwakili Yohanes, selaku Kepala Bidang EBT Dinas Perindustrian Kabupaten Ngada hadir pada kesempatan itu menyampaikan dukungan pemda terkait pengembangan Mataloko.
“PLTP Mataloko ini memang sudah lama ada dan dibangun oleh badan Geologi bahkan sempat beroperasi, karena itu kami meminta agar bisa diaktifkan kembali dan kami akan mendukung penuh pengembangan potensi panas bumi di Flores, Provinsi NTT ini,” ujarnya.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh Direktur Panas Bumi beserta rombongan, Kepala Bidang Panas Bumi Badan Geologi Arif Munandar, Perwakilan EBT PT PLN (Persero) Regional Jawa Bagian Timur, Bali dan Nusa Tenggara, GM PLN UIW NTT didampingi Manajer UPK NTT.
Selain itu, turut hadir Manajer UP3 FBB, Manajer PLTP Mataloko, Manajer UPP Flores, Direktur PLN Gas dan Geothermal, Pemda Ngada yang diwakili Dinas Perindustrian, dan Kepala Desa Ulubelu, dan diakhir acara dilakukan penandatanganan kesepakatan pada rapat notulen bersama guna mendukung Proyek Mataloko. (R2/Humas PLN)