Connect with us

UTAMA

PMII Kawal NU dalam Dakwah Ramah dan Santun

Published

on

PMII Cabang Kupang menggelar sekolah Ahl-Sunnah Waljamaah (ASWAJA), di kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama NTT, Minggu (17/2/2019).

Kupang, Penatimor.com – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kupang menggelar sekolah Ahl-Sunnah Waljamaah (ASWAJA), Minggu, 17 Februari 2019 di kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Timur (NTT).

Keterangan tertulis yang diterima media ini menyebutkan, sekolah Aswaja yang dilakukan oleh PMII Cabang Kupang merupakan suatu bentuk keseriusan PMII menjaga ideologi organisasi serta upaya memahami islam yang rahmatan lil alamin.

Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kupang, Hasnu Ibrahim mengatakan, anggota dan kader PMII se-Nusantara patut berbangga atas prestasi menjadi anggota dan kader PMII.

“Kebanggaan tersebut tentu memiliki alasan dan dasar yang prinsip, diantaranya adalah semenjak PMII didirikan pada tahun 1960 selalu komitmen akan tiga sublimasi nilai dan doktrin, yakni keislaman, keindonesiaan dan kebangsaan sehingga ber-PMII artinya bahwa selalu siap dalam menjalankan dakwah Aswaja di kampus masing-masing,” ungkapnya.

Dia mengatakan, dalam sekolah Aswaja yang dilakukan oleh PMII Cabang Kupang, anggota dan kader PMII Kupang diberikan beberapa materi dasar, seperti Doktrin dan Prinsip Aswaja, Geneologi Pemikiran Islam di Indonesia, Aswaja sebagai Metode Berpikir dan Bergerak, dan Studi Islam Nusantara.

“Kemudian, yang menjadi Prinsip ber PMII adalah harus mengerti akan nilai-nilai Islam Ahl-Sunnah Waljamaah,” katanya.

Karena, lanjutnya, Islam Aswja mengajarkan akan tasamuh (toleran), Tawashud (Moderat), Tawazzun (Berimbang) dan Ta’adl (Keadilan) nilai-nilai di atas yang membuat anggota dan kader PMII se-nusantara selalu menanamkan wajah pluralisme dalam negara antropolog seperti konteks keindonesian.

“Sekilas saya memantik nalar kita sekalian, akhir-akhir ini ideologi Pancasila sering di rongrong atau diobok-obok oleh sekelompok orang yang kita tafsirkan sebagai barisan yang kurang akan semangat nasionalismenya,” paparnya.

“Alasan yang pertama perlu saya sampaikan bahwa karena mereka sudah tidak peduli lagi dengan apa yang namanya toleransi dan kebhinnekaan itu. Kedua, adalah orang-orang yang demikian merupakan sekelompok orang yang memang dinarasikan sebagai bagian dari generasi yang lupa akan sejarah,” imbuhnya.

Hasnu berargumen, agama dan nasionalisme bukanlah dua hal yang harus dipertentangkan, namun merupakan dua hal yang harus saling dikuatkan.

Kegiatan sekolah Aswaja yang dilaksanakan oleh PMII Cabang Kupang dengan menghadirkan narasumber M. Zulfan S.Pd.I.,M.Si yang juga alumni PMII Cabang Surabaya.

Alumni PMII Cabang Kupang, M. Zulfan yang hadir sebagai salah satu nara sumber, dalam paparannya menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada PMII Cabang Kupang yang senantiasa berkomitmen dalam mengedukasi pemuda, sehingga selalu serius dalam majelis keilmuan.

“Perlu saya tegaskan kata Zulfan, radikalisme dan intoleransi pada dasarnya lahir dan subur di kampus-kampus. Karena kampus merupakan rumah mahasiswa dalam menemukan identitas dan jati diri,” katanya.

M. Zulfan berharap, PMII Cabang Kupang senantiasa akan menjadi perpanjangan tangan dari Nahdlatul Ulama dalam menjaga ideologi Aswaja di kampus masing-masing.

“Saya berharap PMII akan senantiasa menjadi garda terdepan dalam menjaga nilai-nilai keislaman, keindonesiaan dan kebangsaan, agar kita tetap hidup rukun dan damai dalam bingkai NKRI,” harapanya. (R2/Rilis PMII Cabang Kupang)

Advertisement


Loading...