Connect with us

UTAMA

Dinkes Libatkan Mahasiswa Kesehatan Berantas DBD

Published

on

Kepala Dinas Kesehatan NTT, Dominikus Minggu Mere (Dok.Ist)

Kupang, Penatimor.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) melibatkan para mahasiswa fakultas kesehatan dan Poltekes dalam kegiatan larvadisasi atau penaburan bubuk abate untuk memberantas penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang diakibatkan virus dengue.

Kepala Dinas Kesehatan NTT, Dominikus Minggu Mere sampaikan ini kepada wartawan di Kupang, Selasa (9/2/2019).

Minggu Mere menjelaskan, untuk wilayah Kota Kupang dan sekitarnya, kegiatan larvadisasi tersebut telah melibatkan mahasiswa mahasiswa fakultas kesehatan dan Poltekes Kupang yang kampusnya ada di Kota Kupang. Tentunya mahasiswa jurusan atau fakultas kesehatan juga ada di sejumlah kabupaten di provinsi ini.

“Kita harapkan kabupaten melakukan pendekatan dengan kampus guna melibatkan para mahasiswanya untuk kegiatan larvadisasi,” kata Minggu Mere.

Dia menyatakan, berbagai upaya pemberantasan dan pencegahan kasus DBD yang sudah terpapar di hampir semua kabupaten dan kota itu, akan dilakukan secara terpadu dengan melibatkan pemerintah, masyarakat dan pihak swasta.

Kegiatan yang dilakukan antara lain, bhakti massal dengan fokus pemberantasan pada sarang nyamuk melalui pola 3-M (menutup, menguras dan mengubur) barang-barang yang berpotensi akan menjadi sarang pembiakan jentik nyamuk.

“Semua sampah dan genangan air yang berasal dari sampah yang berpotensi dapat menampung air, sudah harus dibersihkan. Kta harus pastikan bahwa tak ada jentik nyamuk di lingkungan dan terutama di masing- masing rumah,” tandas Minggu Mere.

Kegiatan pencegahan lainnya, lanjut Minggu Mere, pengasapan atau fogging dengan menggunakan dua metode, yakni fokus dan massal. Untuk metode pengasapan fokus, radiusnya 200 meter dari rumah penderita DBD. Sedangkan untuk pengasapan massal, dilakukan untuk wilayah desa/kelurahan yang terpapar.

Metode yang digunakan yakni dari luar pemukiman menuju pemukiman dan rumah penduduk. Kegiatan dilakukan sebanyak dua kali dengan rentang waktu setiap pelaksanaan yakni satu minggu. Ini disesuaikan dengan masa inkubasi nyamuk.

“DBD tidak hanya disebabkan oleh nyamuk yang ada di rumah (aedes aegypti) tapi juga oleh nyamuk yang berasal dari semak (aedes albopictus). Karena itu, lingkungan harus selalu bersih agar tidak ada sarang nyamuk,” terang Minggu Mere. (R2)

Advertisement


Loading...
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

SELEBRITI

Move It Fest Lanjutkan Perjalanan ke Kupang, Ini Lokasi dan Tanggalnya!

Published

on

Move It Fest saat menggelar konser akbar di Gorontalo.
Continue Reading

SOSBUD

Sanggar Tominuku: Melestarikan Budaya Alor di Tengah Modernitas

Published

on

Lewi Tangwal saat menjadi narasumber di Stasiun TVRI Kupang, Kamis 27 Juli 2023.
Continue Reading

UTAMA

Kemenangan Gemilang di Turnamen Jamaros Cup 1 Tahun 2023

Published

on

Ketua Panitia Samuel David Adoe, SH., berpose bersama Tim Voli Putera Bank NTT usai penyerahan hadiah.
Continue Reading