POLKAM
Dana Desa Harus Dioptimalkan Kurangi Angka Kemiskinan
Kupang, Penatimor.com – Wakil Gubernur (Wagub) Nusa Tenggara Timur (NTT), Josef A. Nae Soi menegaskan, pengalokasian Dana Desa (DD) bertujuan untuk mengurangi angka kemiskinan. Karena itu harus dikelola secara optimal demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat desa.
“Garda terdepan dari republik ini adalah desa. Ada adagium lama yakni desa makmur, negara kaya. Sebaliknya desa melarat, negara bingung,” kata Wagub Nae Soi saat membuka dan menjadi Keynote speakers pada Seminar Nasional Akuntansi Sektor Publik di Aula Politeknik Negeri Kupang, Jumat (2/11/2018).
Sebagai salah satu perumus Undang-Undang (UU) Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Josef menjelaskan, dasar dari lahirnya UU ini adalah ‘bonum commune’ atau kebaikan bersama. Kesejahteraan masyarakat adalah hukum tertinggi.
“Dengan UU ini, negara wajib hukumnya sediakan dana untuk pembangunan di desa. Ini sangat menguntungkan bagi masyarakat. Tetapi sekaligus rangsangan untuk mereka (kepala desa,red) yang tidak biasa mengelola keuangan dalam jumlah besar,” kata Nae Soi.
Menurut Nae Soi, hal ini dapat menciptakan beban sekaligus masalah bagi para kepala desa. Untuk itu, butuh daya tumpu dan pengungkit agar para kepala desa dapat keluar dari masalah tersebut.
“Harus diingat, yang paling berkuasa dalam pemanfaatan DD bukanlah kepala desa melainkan Musyawarah Desa. Musyawarah ini melibatkan para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh perempuan. Mereka semua harus diikutsertakan dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan di desa,” jelas Nae Soi.
Lebih lanjut, Nae Soi menguraikan, jumlah DD untuk Provinsi NTT terus bertambah. Tahun 2015 senilai Rp800 miliar lebih, 2016 sebanyak Rp1,8 triliun lebih. Tahun 2017 meningkat sekitar Rp2,3 triliunan, dan 2018 bertambah menjadi Rp2,5 triliun lebih. Ditambah lagi intervensi dari APBD baik Provinsi dan Kabupaten, jumlah dana ke desa semakin banyak.
“Uang sebanyak itu tidak akan berdaya guna kalau pengelolaannya tidak bagus atau manajemennya tidak profesional. Saya mengajak para mahasiswa khususnya mahasiswa akuntasi untuk memberikan pendampingan bagi para kepala desa,” ajak Nae Soi.
Di akhir sambutannya, Nae Soi mengapresiasi pelaksanaan Seminar. Dia berharap seminar dapat menghasilkan cara-cara baru dalam mengoptimalkan DD sebagai daya pengungkit perubahan di desa.
“Mesti hasilkan pemikiran yang cerdas dan operasional agar DD sungguh buat desa maju, ada nilai tambah bagi pengembangan ekonomi produktif di desa. Tentu dengan penggunaan dana yang efektif dan efisien,” ujar Nae Soi.
Direktur Politeknik Negeri Kupang, Nonce Farida Tuati menanggapi positif ajakan Wagub Nae Soi. Menurutnya, DD telah menciptakan banyak perubahan di desa seperti sarana dan prasarana desa yang semakin baik serta tingkatkan kualitas hidup masyarakat. Namun masih juga terdapat kesalahan dan kekurangan dalam pengelolaan DD.
“Kiranya seminar hari ini dapat memberikan masukan konstruktif bagi pemanfaatn DD. Kami siap bantu Pemerinntah Provinsi. Kami punya kurang lebih 1.000 mahasiswa siap turun ke lapangan, ke desa untuk berkolaborasi dengan pemerintah desa. Kami juga punya teknologi yang bisa digunakan untuk memberdayakan dan mengelola hasil olahan masyarakat,” ujar Nonce. (R2)