Connect with us

UTAMA

Kasus Ratna Sarumpaet, Pembohongan Publik dan Dampaknya

Published

on

Andreas Hugo Pareira

Jakarta, penatimor.com – Kasus pembohongan publik yang dilakukan Ratna Sarumpaet (RS) memantik reaksi berbagai pihak di negeri ini.

Salah satunya, anggota Komisi I DPR RI asal Dapil NTT 1, Andreas Hugo Pareira (AHP).

Andreas kepada wartawan di Jakarta, Selasa (2/10), menyebutkan dampak dan pelajaran yang bisa diambil dari kasus dimaksud.

Menurut Andreas yang juga Ketua DPP PDI Perjuangan itu, sebuah kebohongan harus diikuti dengan rekayasa kebohongan-kebohongan berikutnya untuk menjelaskan seolah-olah kasus tersebut adalah fakta.

“Ini terlihat jelas dari seorang Ratna Sarumpaet yang nota bene mantan pemain teater dalam pengakuannya,” kata Andreas.

Dampak permainan teatrikal RS menyebabkan tokoh-tokoh sekelas Fadlizon dan Fahri Hamzah yang Wakil Ketua DPR, Amin Rais, Rizal Ramli, Dahnil Simanjuntak, bahkan Sandiaga Uno dan Prabowo yang Cawapres/Capres ikut terjebak dalam permainan kebohongan seorang RS, dan ikut-ikutan memberikan perhatian pada RS di tengah bencana Sulteng yang seharusnya membutuhkan perhatian pemimpin ketimbang kebohongan seorang pemain teater RS.

Lebih parah lagi, lanjut Andreas, politisi Partai Demokrat sekelas Beny Kabur Harman (BKH) dalam cuitan di twiter pribadinya malah menuduh Jokowi memelihara preman untuk meninju RS.

“Kebohongan RS ini telah menyibukan pihak kepolisian, dan menguras perhatian publik yang seharusnya lebih memperhatikan kasus bencana di Sulteng,” kata dia.

Dari kasus RS, lanjut Andreas, seharusnya menyadarkan kita bahwa memang ada individu maupun kelompok-kelompok tertentu yang memang bekerja memproduksi kebohongan untuk disebarkan dan mengacau publik.

Dia menilai, kasus RS menyadarkan kita betapa kejinya rekayasa informasi yang dibuat oleh seorang RS didukung oleh pihak-pihak tertentu untuk kepentingan-kepentingan berkampanye, mendiskreditkan pihak lain, termasuk mem-black campaign presiden Jokowi, seolah-olah Jokowi lah yang memerintahkan orang untuk menganiaya RS.

“Semoga mereka-mereka yang juga terjebak dalam kebohongan RS juga berani meminta maaf ke publik seperti RS,” pungkas Andreas Hugo Pareira. (R3)

Advertisement


Loading...