UTAMA
Sebulan, Progres Imunisasi MR di Kota Kupang Capai 58 Persen
Kupang, penatimor.com – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kupang, dr Ari Wijana, mengaku pelaksanaan Imunisasi Mearses Rubella (MR) di Kota Kupang telah mencapai 58 persen.
Minggu terakhir di bulan Agustus ini, merupakan minggu terakhir pelayanan Imunisasi MR bagi anak-anak di sekolah.
“Ini merupakan minggu terakhir pelayanan Imunisasi MR di sekolah. Jika ada anak yang tidak mendapat imunisasi di sekolah, akan dilakukan swepping untuk memberikan imunisasi kepada sasaran anak,” kata Ari Wijana saat diwawancarai di Balai Kota Kupang, Rabu (29/8).
Mantan Kepala Dinkes Kabupaten Kupang ini menjelaskan, sasaran yang tidak mendapat pelayaman imunisasi di sekolah, Dinkes bersama guru dan masyarakat sekitar membantu untuk menemukan sasaran yang belum mendapat imunisasi.
Ari mengaku, untuk minggu berikutnya, pihaknya akan masuk ke Posyandu dan pos-pos kesehatan lainnya. Termasuk di gereja, sekolah minggu, termasuk di mall dan pusat-pusat keramaian lainnya.
“Kami dalam waktu satu bulan sudah mencapai 58 persen. Diharapkan semua proses berjalan baik dan bisa mencapai sesuai target Kota Kupang yaitu 100 persen, ” katanya.
Dia mengaku, dalam waktu tiga minggu kedepan, Dinkes akan fokus di Posyandu dan pusat kesehatan lain, dan waktu yang tersisa akan dipakai untuk evaluasi dan melihat apakah ada sasaran yang masih tercecer atau tidak.
“Di bulan Agustus ini, hitungannya kami masih punya waktu satu minggu untuk bulan pertama. Kami maksimalkan pelayanan agar di bulan berikutnya, dalam waktu tiga minggu, semuanya bisa capai 100 persen,” ujarnya.
Dia menambahkan, untuk logistik di Kota Kupang tidak mengalami kendala, karena dekat dengan gudang logistik, sehingga sejauh ini tidak ada kendala dalam hal logistik.
“Sejauh ini logistik terus berjalan aman. Jika kita kekurangan logistik, kita langsung koordinasi dengan pihak provinsi dan langsung disediakan. Prinsipnya pelayanan Imunisasi MR jangan sampai terputus. Dan kami bersyukur di Kota Kupang semua sekolah tidak ada yang menolak pelayanan imunisasi ini,” pungkas Ari Wijana. (R1)