Connect with us

PILKADA

Perempuan Harus Beri Nilai Lebih Dalam Demokrasi

Published

on

Foto: IST

Kupang, penatimor.com – Perempuan tak boleh sekedar hadir dalam pesta demokrasi, seperti pilkada tapi harus memberi nilai lebih akibat kehadiran perempuan dimaksud. Menyikapinya, saat ini GMIT juga memiliki program pendidikan politik.

Ketua Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT), Pendeta Merry Kolimon sampaikan ini ketika menerima kunjungan Calon Wakil Gubernur NTT, Emelia Julia Nomleni bersama rombongan di ruang kerjanya, Senin (28/5/2018).

Menurutnya, merebut politik dalam demokrasi harus dimaknai sebagai pesta rakyat. Jika tidak dimaknai seperti itu, maka politik akan tampil seperti drakula yang menyedot habis hak politik masyarakat. Sehingga hanya mereka yang bermodal besar saja yang bisa tampil dalam perebutan panggung politik.

“PDIP telah membangun politik berbasis rakyat dengan tidak mengandalkan uang dalam pilkada. Harap ini menjadi bagian dari pendidikan politik,” kata Merry.

Dia mengungkapkan, modal politik sosial menjadi kekuatan dalam merebut kekuasaan politik. Karena itu, pilihan- pilihan yang diberikan masyarakat NTT, juga turut menentukan bangsa, dan kondisi nasional pun bisa dilihat.

Merry menyatakan, secara politik GMIT tidak berpihak tapi merangkum semua pasangan calon. Keputusan Sinode di Alor beberapa tahun lalu secara tegas menunjukkan sikap GMIT dalam politik. GMIT mendorong akan kehadiran perdamaian dan keutuhan. Sikap ini menunjukkan akan adanya kehadiran nilai. Sehingga bila GMIT memberi dukungan kepada Emi Nomleni dalam pilgub, harus dimaknai sebagai sebuah kehadiran nilai.

“Kami sudah koordinasi dengan KPU untuk menggelar doa bersama dengan anggota GMIT pada 12 Juni di Kupang. Kami harapkan semua anggota GMIT peserta pilgub hadir dalam doa bersama itu,” harap Merry.

Terkait ancaman perpecahan berbasis agama, dia berharap, anggota GMIT yang menjadi peserta pilkada mampu memberi nilai- nilai kerukunan dan kebangsaan. Sehingga penyelenggaraan pilkada bisa berjalan aman dan lancar. Dengan demikian, kerukunan hidup di daerah ini tetap terjaga dan terpelihara.

Calon Wakil Gubernur, Emelia Julia Nomleni yang biasa disapa Mama Emi menyampaikan, kedatangannya bersama tim mau meminta dukungan Ketua Sinode GMIT dalam pilgub. Soal kalah- menang, sepenuhnya diserahkan pada Tuhan. Selama masa kampanye, energi positif terus terbagikan untuk masyarakat dan perempuan NTT. Pihaknya membuktikannya dengan sebuah kondisi. Karena selama ini, ruang publik belum terbuka luas untuk perempuan.

Mama Emi mengakui, pada awal masa kampanye, dirinya sempat putus asa karena calon gubernur, Marianus Sae harus berhadapan dengan hukum. Namun dengan dorongan dan dukungan partai dan semua pihak yang bersimpati, spirit untuk berjuang pun dibangkitkan. Karena keterbatasan anggaran, tidak ada sesuatu nilai lebih yang diberikan kepada masyarakat.

Bahkan, lanjut dia, ada masyarakat yang dengan sukarela memfasilitasi pertemuan. Pihaknya mau menyadarkan masyarakat bahwa tidak semua kandidat datang membawa uang. Karena fenomena yang terjadi selama ini, kedatangan kandidat berarti memberi uang. Sehingga tidak heran kalau ada politik uang, karena masyarakat terpola dengan fenomena dimaksud.

Anggota Tim Pemenangan Paket Marianus Sae- Emelia Nomleni (Paket Marhaen), Yuliana Adoe menyatakan, kehadiran Emelia Nomleni dalam kancah pilgub NTT, menunjukkan bahwa perempuan NTT juga bisa terjun di pilkada. Sesulit apapun di lapangan, kalau dijalankan bersama- sama pasti sukses.

“Salah satu buktinya, banyak spontanitas yang muncul dari tiap titik yang dikunjungi Mama Emi bersama tim,” ujar Lily, sapaan Yuliana Adoe. (R2)

Advertisement


Loading...
error: Content is protected !!