Connect with us

SOSBUD

Dekranasda Kota Kupang Gelar Lomba Desain Tenun Ikat Motif Bunga Sepe

Published

on

Wakil Wali Kota Hermanus Man pose bersama para juara di Balai Kota, Kamis (24/5).

Kupang, penatimor.com – Pohon flamboyan atau sepe sudah menjadi icon Kota Kupang. Melalui ide kreatif, sepe dikembangkan menjadi motif tenun ikat.

Wakil Wali Kota Kupang Hermanus Man, mengapresiasi terobosan tersebut.

Lomba desain tenun ikat dan songket motif pohon dan bunga sepe flamboyan yang digelar oleh Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Kupang, dinilai sebagai kegiatan luar biasa.

Wawali yang diwawancarai di Aula Garuda, Balai Kota, Kamis (24/5), mengatakan, perlombaan yang dimulai sejak April itu harus terus dikembangkan.

“Daya cipta Kota Kupang sangat hebat.  Dalam sebuah brending merk harus mencatumkan tiga unsur yaitu warna, desain dan bahan,” kata Wawali.

Dengan warna, lanjut Hermanus, akan memberi rasa, arti, keindahan dan keharmonisan.

Begitu juga desain harus memenuhi unsur sejarah, termasuk unsur alamiah bahan yang digunakan.

“Tiga unsur ini harus menyatu. Jika semua unsur ini sudah disatukan, maka akan menghasilkan produk yang berkualitas, ” kata Wawali.

Berbicara tentang desain, lanjut Herman,  harus mempunyai hasil akhir dan berdampak di masyarakat.

“Tenun ikat adalah salah satu unsur penting di Kota Kupang yang menjadi pilar pariwisata,” lanjut dia.

Dikatakan,  motif NTT sudah diakui oleh dunia luas, dimana beberapa waktu lalu dipamerkan di Paris.

Hal ini membuktikan bahwa NTT sudah mulai dikenal dan diperhitungkan di dunia luas.

“Kita akan pikirkan agar membuat Perwali bagi semua ASN dan siswa-siswi agar selalu mengenakan selempang. Kita harus menjadi agen promosi tenun NTT,  juga mencintai budaya dan kekayaan daerah sendiri,” ujarnya.

Dijelaskan, daya cipta harus ada korelasi dengan produktifitas. Kedepan Pemkot dan Dekranasda dan semua pengrajin harus meningkatkan produktifitas.

“Tahun ajaran baru semua anak sekolah wajib gunakan rompi motif daerah. Dalam seminggu harus ada satu hari mengenakan pakaian tenun,  minimal menggunakan selempang,” ujarnya.

Wawali menambahkan, ada 14 ciri khas di Kota Kupang,  di antaranya budaya, bahasa, makanan,  kerukunan, dan salah satunya juga pohon sepe yang menggambarkan tentang kasih dan kerukunan antar sesama umat beragama di Kota Kupang.

Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana Dina Takalapeta-Meler, mengatakan, kegiatan tersebut untuk menggali dan mengembangkan ide kreatif dari masyarakat dalam merancang motif tenun khas Kota Kupang.

“Memperkuat icon Kota Kupang sebagai Kota Kasih, melalui motif bunga sepe.  Juga meningkatkan kecintaan dan kepedulian masyarakat terhadap pelestarian dan pengembangan budaya tenun. Meningkatkan promosi tenun khususnya tenun bernuansa kearifan lokal agar semakin luas dikenal di tingkat regional, nasional dan internasional,” katanya.

Dijelaskan, sepe menjadi suatu simbol Kota Kupang sebagai Kota kasih, yaitu kokoh,  menarik dan teguh serta dapat memberikan keindahan,  kenyamanan dan semangat.

“Bunga sepe sebagai motif tenun ikat sudah ada di Kota Kupang sejak beberapa tahun terakhir.  Dekranasda ingin memperkaya motif tenun sepe dengan melibatkan masyarakat luas terutama para pencinta dan penikmat seni dan desain motif. Sangat diharapkan dengan adanya ajang ini, semua masyarakat Kota Kupang bisa kembangkan kreatifitas desain motif sepe dalam tenun ikat dan bisa menjadi salah satu icon Kota Kupang,” pungkasnya. (R1)

Juara I  : 1231 Yan Suyantik
Juara II 1199 Leader Ismail
Juara III sebagai favorit 1197: Ingga Nggili
Juara IV 1156 Alvano Patty
Juara V 1122 Herman Menno
Juara VI 1018 Antonio Bernado

Advertisement


Loading...
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *