Connect with us

HUKRIM

Tiga Siswa Alami Luka Ringan saat Plafon SDI Oesapa Roboh, KBM di Luar Kelas

Published

on

Kepsek SDI Oesapa, Rada Peda saat memantau proses KBM di luar kelas, Jumat 17 Januari 2025 pagi. Foto: KoranMedia.com

KUPANG, PENATIMOR — Insiden ambruknya plafon di ruang Kelas 1D SDI Oesapa, Kota Kupang, mengakibatkan tiga siswa mengalami luka ringan saat kegiatan belajar mengajar (KBM) sedang berlangsung. Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 09.00 Wita, Kamis (16/1/2025).

Laurensius Leu, salah satu guru di SDI Oesapa, menjelaskan bahwa insiden ini bukanlah kejadian pertama.

Sebelumnya, plafon di ruang kelas 4B dan 1C juga mengalami kerusakan serupa.

“Kejadian ini terjadi tiba-tiba saat siswa sedang mengikuti pelajaran. Namun, syukurlah, tidak ada korban jiwa, dan siswa yang terdampak hanya mengalami luka lecet ringan,” kata Laurensius.

Menurut Kepala Sekolah SDI Oesapa, Rada Peda, insiden ini menimbulkan trauma bagi sebagian besar siswa.

“Trauma dirasakan hampir semua anak-anak. Untuk sementara, kami memutuskan untuk melaksanakan KBM di luar kelas karena kondisi ruangan sangat membahayakan,” ujarnya saat ditemui pada Jumat (17/1/2025).

Sebanyak 24 siswa di kelas 1D berhamburan keluar ruangan ketika plafon runtuh. Suasana panik juga melanda siswa di kelas lain, yang ikut meninggalkan ruangan demi keselamatan mereka.

Kepala Sekolah menegaskan bahwa langkah ini diambil untuk menghindari risiko lebih besar.

“Kami harus tetap waspada. Kondisi ruangan lainnya juga sudah menunjukkan tanda-tanda kerusakan,” tambahnya.

Akibat insiden ini, ratusan siswa SDI Oesapa, termasuk kelas 2, 3, 4, dan 5, harus belajar di luar ruangan. Para siswa terlihat duduk lesehan di emperan sekolah dengan membawa alat tulis.

Guru-guru berusaha mengawasi proses KBM di tengah keterbatasan fasilitas. “Suara teriakan siswa-siswi terdengar jelas karena suasana belajar di luar ruangan. Para guru harus mengencangkan suara mereka,” ungkap Rada.

Meski demikian, KBM tetap berlangsung kondusif. Namun, untuk siswa kelas 1 yang mengalami insiden langsung, mereka diberikan waktu belajar dari rumah. Rada menyebutkan bahwa total siswa SDI Oesapa berjumlah 644 orang, terdiri dari 332 siswa laki-laki dan 312 siswa perempuan, yang didampingi oleh 34 guru profesional.

Pihak sekolah telah melaporkan kejadian ini kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta Dinas PUPR Kota Kupang.

“Kami berharap agar instansi terkait segera mengambil langkah cepat untuk memperbaiki gedung sekolah ini. Semua ruangan sudah rusak, dan kami takut jika hal ini terus berlanjut,” ujar Kepala Sekolah dengan penuh harap.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Kupang telah meninjau lokasi kejadian untuk mengevaluasi kerusakan dan mencari solusi. Namun, hingga saat ini belum ada kepastian kapan renovasi akan dilakukan.

Dari pantauan di lokasi, plafon ruang kelas 1D yang roboh sepenuhnya menimpa meja dan kursi belajar siswa. Pecahan material plafon memenuhi ruangan, sehingga mustahil untuk digunakan kembali. Bahkan, tembok di beberapa ruangan lainnya tampak retak dan rapuh, menambah kekhawatiran akan keselamatan siswa dan guru.

Laurensius Leu menambahkan bahwa kejadian ini seharusnya menjadi peringatan serius bagi semua pihak. “Kami tidak ingin insiden seperti ini terjadi lagi. Keselamatan siswa adalah prioritas utama,” tegasnya.

Insiden ambruknya plafon di SDI Oesapa mengungkapkan perlunya perhatian lebih terhadap fasilitas pendidikan di Kota Kupang. Dengan jumlah siswa yang cukup besar, keselamatan mereka harus menjadi prioritas.

Pihak sekolah dan orang tua berharap pemerintah segera mengambil tindakan untuk merenovasi gedung sekolah, sehingga KBM dapat berlangsung dengan aman dan nyaman. (ico)

Advertisement


Loading...
error: Content is protected !!